7/04/2025

Lembang: Pesona Rindu yang Tak Pernah Pudar

 

Halo sobat yayuarundina.com – Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Terlalu banyak hal yang enggan untuk ditinggalkan. Beragam nikmat ada di Lembang. Air bersih, udara sejuk, pemandangan alam yang cantik, kulinernya yang lezat dan khas. Ah, Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Selalu memikat untuk dijelajahi kembali.


Lembang
Wisata Kebun Begonia Lembang

Sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Barat, Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Ramah di kantong alias biaya yang tidak terlalu mahal. Mudah dijangkau. Transportasi gampang didapat. Akomodasi yang banyak tersedia. Juga kuliner yang selalu menggoda lidah.

Kunjungan kali ini, kami mengunjungi hidden gem kuliner di Lembang. Melepas rindu setelah meniti karir sekian tahun. Bernostalgia kembali. Merajut cerita lama dan baru bersama sahabat-sahabat masa kuliah dulu. Kayo Ambon Lembang menjadi pesona rindu yang tak pernah pudar.

Lembang: Pesona Rindu yang Tak Pernah Pudar

Berapa kali berkunjung ke Lembang? Kapok? Sepertinya kapok adalah kata tabu untuk Lembang. Beragam pesona wisatanya selalu mengundang untuk datang lagi dan lagi. Walau pernah datang ke sana, kerinduan itu selalu ada.

Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar memang nyata. Beragam kenangan manis tercipta di sini. Tawa canda bahagia juga selalu terukir di sini. Tempat wisata lama dan baru berpadu serasi membuat betah pengunjung. Hidden Gem apalagi.

Inilah tempat-tempat wisata yang bisa jadi obyek kunjungan ke Lembang.

1.      Pasar Panorama Lembang

Pasar Panorama Lembang menjadi tempat jalan-jalan kami yang pertama. Di sini, kami berbelanja cemilan kering khas Bandung. Makaroni, basreng, bandros, cipuk, cireng krispi, pindang ikan mas untuk lauk nasi, jajanan pasar.

Cemilan bandung
Basreng makaroni

Bandros jadi cemilan nostalgia sambil tak tik tuk naik delman ke destinasi wisata kuliner berikutnya. Makanan lainnya jadi oleh-oleh untuk dibawa pulang.

Di pasar Panorama Lembang bagian atas, kami juga sempat berburu pakaian. Niat awal ingin membeli jaket lucu dan murah seperti yang dipinjamkan oleh temanku. Namun, stok sudah habis. Akhirnya, kami mendapatkan kardigan, batik, kaos untuk pakaian sehari-hari di rumah. Cantik juga untuk aktivitas olah raga.

Pakaian-pakaian ini dibandrol dengan harga yang ramah di kantong. Kurang dari lima puluh ribu rupiah. Belanja baju di pasar Panorama Lembang ini bisa jadi alternatif kala malas berat-berat bawa baju banyak-banyak dari rumah. Asyik kan?

 

2.      Naik Delman

Selanjutnya, kami naik transportasi tradisional untuk ke destinasi kuliner di daerah Kayu Ambon Lembang. Tepatnya kompleks BTN. Naik delman.

Delman merupakan bagian dari masa kecil dan masa muda kami. Dulu, delman menjadi andalan orang Bandung untuk pergi ke beragam tempat. Belanja. Berkunjung ke rumah saudara dan sebagainya.

Sekarang, delman sepertinya menjadi transportasi yang sudah hampir punah. Senasib dengan becak. Tergerus zaman. Dulu, di pasar Panorama Lembang, banyak tukang delman yang mangkal. Kemarin tinggal satu.

Delman sekarang, tidak lagi menggunakan roda kayu yang besar. Namun, menggunakan roda seperti mobil alias ban mobil. Ukurannya lebih kecil daripada roda kayu asli. Delman merupakan transportasi tradisional yang didominasi oleh kayu. Lalu, ditarik oleh seekor kuda agar bisa berjalan menyusuri sudut-sudut kota. Kami duduk di belakang pak kusir yang mengendalikan kuda. Persis seperti lagu naik delman.

Tuk Tik Tak Tik Tuk suara sepatu kuda.

 

3.      Kayu Ambon Hidden Gem Lembang

Baru kali ini, kami diajak mengunjungi hidden gem Lembang. Permata tersembunyi. Tempat kuliner baru yang belum diketahui banyak orang. Daerah Kayu Ambon ini sering kami lewati jika menuju Maribaya.

Kemarin, kami datang ke salah satu ruas jalannya, kompleks BTN. Di sini, ternyata ada beragam tempat kuliner asyik. Oleh-oleh, cemilan, juice stroberi asli,  dan tempat makan dengan menu organik.

Kali ini, kami berburu oleh-oleh dan menikmati risol bersama para bestie. Lembang: pesona rindu yang tak pernah pudar.

Pertama-tama, kami mendatangi L So Phia. Sekarang, lembang punya bakpia. Di sini tempatnya. Kompleks BTN Pusdikajen, jalan Dharma No. 10 Lembang.

Beragam oleh-oleh ada di sini. Bikin mupeng. Bakpia, keripik singkong, ranginang jumbo, aneka kue, kopi aren, tahu baso, permen, minuman tradisional dan masih banyak lagi. Tinggal pilih-pilih saja sesuka hati.

L So Phia

Kedua, Q La Kitchen. Tempat makan risol dengan beragam varian isi. Americano, tuna, vegie, sosis dan lain sebagainya.

Kami sepakat menentukan pilihan rasa masing-masing. Aku memilih tuna. Temanku yang satu memilih American, dan yang lainnya memilih isi sayuran atau vegie. Ditambah dengan 4 cangkir coklat panas sebagai minumannya.

Sambil menunggu pesanan, kami mengeksplorasi rumah bernuansa jadul ini. Dari pintu masuk ke ruang-ruang lainnya. Akhirnya, kami menetap di sebuah ruang yang ada rak buku. Literasi bangets ya. Banyak buku yang menarik untuk dibaca. Seandainya punya waktu banyak, ingin rasanya baca buku sambil menikmati risol di pagi hari. Seperti ketan bakar yang legit, enak dan selalu dicari, dirindukan banyak orang . Begitulah seharusnya literasi.  

Kuliner lembang
Icip Risol di Q La Kitchen  Lembang 

4.      Kebun Begonia

Setelah mengisi perut dengan cemilan risol. Kami meluncur ke destinasi terakhir. Kebun Begonia.

Setelah membayar tiket seharga Rp 25 ribu per orang, kami berkeliling kebun bunga yang makin cantik ini. Sekarang, tampak lebih rapat dan indah.

Tak lupa, foto-foto bersama atau pun selfie. Beragam sudut kebun Begonia ini sangat estetik untuk dijadikan latar foto. Kami berkeliling di taman bunga dan taman binatang. Jika suka, kamu juga bisa berfoto dengan binatang yang ada di sana. Kami hanya melihat beberapa koleksi binatang saja. Beragam jenis ayam.

Sebagai penutup, kami menukarkan tiket dengan es potong. Aku memilih rasa alpukat, sedangkan seorang temanku memilih rasa coklat.

Kami menikmati es potong ini di tempat jualan bunga. Temanku yang pecinta tanaman ingin membawa oleh-oleh bunga daisy ke Cirebon.

Rasanya waktu berjalan begitu cepat. Kami harus berburu travel untuk kembali ke kota masing-masing. Setelah azan zuhur, kami kembali ke Cikole untuk menyiapkan koper. Makan siang, shalat. Lalu kembali meluncur ke Paster Bandung. Menembus kemacetan Lembang. Kali ini, dengan rute yang berbeda. Tidak ke kota Lembang karena ada bis pariwisata yang mogok.

Kami meluncur ke daerah Cijeruk Lembang dan tembus ke Dago Bandung.

Sebuah perjalanan yang menambah pengalaman, pengetahuan rute baru, kuliner baru, juga persahabatan baru.

Lembang: Pesona Rindu yang tak pernah pudar.

 

Sampai jumpa

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Lembang: Pesona Rindu yang Tak Pernah Pudar

  Halo sobat yayuarundina.com – Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Terlalu banyak hal yang enggan untuk ditinggalkan. Berag...