Halo sobat yayuarundina.com –
Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Terlalu banyak hal yang
enggan untuk ditinggalkan. Beragam nikmat ada di Lembang. Air bersih, udara
sejuk, pemandangan alam yang cantik, kulinernya yang lezat dan khas. Ah,
Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Selalu memikat untuk
dijelajahi kembali.
![]() |
Wisata Kebun Begonia Lembang |
Sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Barat, Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Ramah di kantong alias biaya yang tidak terlalu mahal. Mudah dijangkau. Transportasi gampang didapat. Akomodasi yang banyak tersedia. Juga kuliner yang selalu menggoda lidah.
Kunjungan kali
ini, kami mengunjungi hidden gem kuliner di Lembang. Melepas rindu setelah
meniti karir sekian tahun. Bernostalgia kembali. Merajut cerita lama dan baru
bersama sahabat-sahabat masa kuliah dulu. Kayo Ambon Lembang menjadi pesona
rindu yang tak pernah pudar.
Lembang: Pesona Rindu
yang Tak Pernah Pudar
Berapa kali
berkunjung ke Lembang? Kapok? Sepertinya kapok adalah kata tabu untuk Lembang.
Beragam pesona wisatanya selalu mengundang untuk datang lagi dan lagi. Walau
pernah datang ke sana, kerinduan itu selalu ada.
Lembang adalah
pesona rindu yang tak pernah pudar memang nyata. Beragam kenangan manis
tercipta di sini. Tawa canda bahagia juga selalu terukir di sini. Tempat wisata
lama dan baru berpadu serasi membuat betah pengunjung. Hidden Gem apalagi.
Inilah
tempat-tempat wisata yang bisa jadi obyek kunjungan ke Lembang.
1. Pasar Panorama Lembang
Pasar
Panorama Lembang menjadi tempat jalan-jalan kami yang pertama. Di sini, kami
berbelanja cemilan kering khas Bandung. Makaroni, basreng, bandros, cipuk, cireng krispi, pindang
ikan mas untuk lauk nasi, jajanan pasar.
![]() |
Basreng makaroni |
Bandros jadi cemilan nostalgia sambil tak tik tuk naik delman ke destinasi wisata kuliner berikutnya. Makanan lainnya jadi oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Di
pasar Panorama Lembang bagian atas, kami juga sempat berburu pakaian. Niat awal
ingin membeli jaket lucu dan murah seperti yang dipinjamkan oleh temanku.
Namun, stok sudah habis. Akhirnya, kami mendapatkan kardigan, batik, kaos untuk
pakaian sehari-hari di rumah. Cantik juga untuk aktivitas olah raga.
Pakaian-pakaian
ini dibandrol dengan harga yang ramah di kantong. Kurang dari lima puluh ribu
rupiah. Belanja baju di pasar Panorama Lembang ini bisa jadi alternatif kala
malas berat-berat bawa baju banyak-banyak dari rumah. Asyik kan?
2. Naik Delman
Selanjutnya,
kami naik transportasi tradisional untuk ke destinasi kuliner di daerah Kayu
Ambon Lembang. Tepatnya kompleks BTN. Naik delman.
Delman
merupakan bagian dari masa kecil dan masa muda kami. Dulu, delman menjadi
andalan orang Bandung untuk pergi ke beragam tempat. Belanja. Berkunjung ke
rumah saudara dan sebagainya.
Sekarang,
delman sepertinya menjadi transportasi yang sudah hampir punah. Senasib dengan
becak. Tergerus zaman. Dulu, di pasar Panorama Lembang, banyak tukang delman
yang mangkal. Kemarin tinggal satu.
Delman
sekarang, tidak lagi menggunakan roda kayu yang besar. Namun, menggunakan roda
seperti mobil alias ban mobil. Ukurannya lebih kecil daripada roda kayu asli.
Delman merupakan transportasi tradisional yang didominasi oleh kayu. Lalu,
ditarik oleh seekor kuda agar bisa berjalan menyusuri sudut-sudut kota. Kami
duduk di belakang pak kusir yang mengendalikan kuda. Persis seperti lagu naik
delman.
Tuk
Tik Tak Tik Tuk suara sepatu kuda.
3. Kayu Ambon Hidden Gem Lembang
Baru
kali ini, kami diajak mengunjungi hidden gem Lembang. Permata tersembunyi.
Tempat kuliner baru yang belum diketahui banyak orang. Daerah Kayu Ambon ini
sering kami lewati jika menuju Maribaya.
Kemarin,
kami datang ke salah satu ruas jalannya, kompleks BTN. Di sini, ternyata ada
beragam tempat kuliner asyik. Oleh-oleh, cemilan, juice stroberi asli, dan tempat makan dengan menu organik.
Kali
ini, kami berburu oleh-oleh dan menikmati risol bersama para bestie. Lembang:
pesona rindu yang tak pernah pudar.
Pertama-tama,
kami mendatangi L So Phia. Sekarang, lembang punya bakpia. Di sini
tempatnya. Kompleks BTN Pusdikajen, jalan Dharma No. 10 Lembang.
Beragam
oleh-oleh ada di sini. Bikin mupeng. Bakpia, keripik singkong, ranginang jumbo,
aneka kue, kopi aren, tahu baso, permen, minuman tradisional dan masih banyak
lagi. Tinggal pilih-pilih saja sesuka hati.
![]() |
L So Phia |
Kedua, Q La Kitchen. Tempat makan risol dengan beragam varian isi. Americano, tuna, vegie, sosis dan lain sebagainya.
Kami
sepakat menentukan pilihan rasa masing-masing. Aku memilih tuna. Temanku yang
satu memilih American, dan yang lainnya memilih isi sayuran atau vegie.
Ditambah dengan 4 cangkir coklat panas sebagai minumannya.
Sambil menunggu pesanan, kami mengeksplorasi rumah bernuansa jadul ini. Dari pintu masuk ke ruang-ruang lainnya. Akhirnya, kami menetap di sebuah ruang yang ada rak buku. Literasi bangets ya. Banyak buku yang menarik untuk dibaca. Seandainya punya waktu banyak, ingin rasanya baca buku sambil menikmati risol di pagi hari. Seperti ketan bakar yang legit, enak dan selalu dicari, dirindukan banyak orang . Begitulah seharusnya literasi.
![]() |
Icip Risol di Q La Kitchen Lembang |
4. Kebun Begonia
Setelah
mengisi perut dengan cemilan risol. Kami meluncur ke destinasi terakhir. Kebun
Begonia.
Setelah
membayar tiket seharga Rp 25 ribu per orang, kami berkeliling kebun bunga yang
makin cantik ini. Sekarang, tampak lebih rapat dan indah.
Tak
lupa, foto-foto bersama atau pun selfie. Beragam sudut kebun Begonia ini sangat
estetik untuk dijadikan latar foto. Kami berkeliling di taman bunga dan taman
binatang. Jika suka, kamu juga bisa berfoto dengan binatang yang ada di sana.
Kami hanya melihat beberapa koleksi binatang saja. Beragam jenis ayam.
Sebagai
penutup, kami menukarkan tiket dengan es potong. Aku memilih rasa alpukat,
sedangkan seorang temanku memilih rasa coklat.
Kami
menikmati es potong ini di tempat jualan bunga. Temanku yang pecinta tanaman
ingin membawa oleh-oleh bunga daisy ke Cirebon.
Rasanya waktu
berjalan begitu cepat. Kami harus berburu travel untuk kembali ke kota
masing-masing. Setelah azan zuhur, kami kembali ke Cikole untuk menyiapkan
koper. Makan siang, shalat. Lalu kembali meluncur ke Paster Bandung. Menembus
kemacetan Lembang. Kali ini, dengan rute yang berbeda. Tidak ke kota Lembang
karena ada bis pariwisata yang mogok.
Kami meluncur ke
daerah Cijeruk Lembang dan tembus ke Dago Bandung.
Sebuah
perjalanan yang menambah pengalaman, pengetahuan rute baru, kuliner baru, juga
persahabatan baru.
Lembang: Pesona
Rindu yang tak pernah pudar.
Sampai jumpa