Pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai macam sendi kehidupan manusia, khususnya masyarakat Indonesia masih memiliki berbagai macam kerancuan atau tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Banyak kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Kesalahan-kesalahan tersebut ada pada tataran ejaan, kata, kelompok kata bahkan kalimat. Perhatikan contoh penulisan bahasa berikut ini
5/21/2013
BAKU DAN TIDAK BAKU
Pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai macam sendi kehidupan manusia, khususnya masyarakat Indonesia masih memiliki berbagai macam kerancuan atau tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Banyak kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Kesalahan-kesalahan tersebut ada pada tataran ejaan, kata, kelompok kata bahkan kalimat. Perhatikan contoh penulisan bahasa berikut ini
5/17/2013
ERROR
Entah
apa yang terjadi pada diriku hari ini. Aku merasa pikiranku saat ini berada di
awang-awang, mengambang, entah berada di mana. Sangat tak jelas ! Yang
kurasakan adalah kepalaku ibarat computer yang sedang ngehang, macet total, tak bisa berpikir. Jika boleh berimajinasi,
dalam kepalaku ini ada jutaan cabang jalan yang berpotongan ke berbagai arah
dan kendaraan yang melintasinya tertahan, tak bisa melaju karena saling
berpotongan secara semrawut. Si Komo lewat alias macet total. Tak bergerak
sedikit pun.
Akupun tak bisa menangkap dan
mengingat hasil presentasi yang disampaikan oleh beberapa orang, jika tidak
menuliskannya dengan terpaksa. Blang ! Kata demi kata lewat begitu saja tanpa
mampu kucerna dan kupahami maknanya. Melintas hampa !
Parahnya lagi, saat berbicara aku
merasa kata-kataku tak karuan. “Jangan pantang menyerah !” Sampai seseorang
menegurku. “Masa ? Mungkin kita harus Jangan menyerah, jangan berputus asa, atau
maju terus pantang mundur ! Betul, kan ? “ Aku terdiam beberapa saat. Mencerna
tegurannya dengan susah payah sampai akhirnya berhasil memaknainya dan
membetulkan pendapatnya. Jika teman-teman
menghadapi masalah atau kendala dalam menghadapi masalah, haruskah jangan
pantang menyerah ? Kini, teman-teman
tahu maksudku kan ?
Pada saat berjalanpun, nampaknya
kaki ini tak menapak jalan. Aku melayang terbawa angin menuju suatu tempat yang
ingin kutuju. Ketika temanku memberikan sebuah permohonan. Aku menerimanya
dengan gamang. Bebal rasanya otakku saat itu. Gengsi juga kalau harus
menuliskan pesannya di buku catatan. Aku berusaha untuk mengingatnya agar pesan itu dapat
kulaksanakan dengan baik. Apakah aku berhasil ? Cobalah kalian tebak ! Yang
pasti, pada akhirnya aku mengisi perutku yang sudah melilit perih, minum
capucino kesukaanku. Rehat sejenak, menikmati pemandangan hijau di
sekelilingku. Setelah itu, badanku segar, otakku agak mencair. Ringan untuk
berpikir kembali. Haaaahhhhh …… error ….. error. Janganlah kau datang lagi
padaku ya !
UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA ( UKBI )
Adakah
yang sudah mengenal UKBI ? UKBI adalah Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia. Boleh
dibilang UKBI ini mirip seperti tes TOEFL dalam bahasa Inggris. Siapapun yang
ingin mengetahui kemampuannya atau kemahirannya dalam berbahasa Indonesia, baik
lisan maupun tertulis, boleh diuji dengan UKBI ini. Anda merasa tertantang ?
UKBI ini dilaksanakan oleh Balai
Bahasa Provinsi Jawa Barat, Jalan Sumbawa no 11 Bandung. Telepon (022) 4205468.
Jadi, jika Anda berminat mengikutinya, silakan datang ke Balai Bahasa Provinsi
Jawa Barat untuk mendaftar menjadi peserta tes UKBI ! Selanjutnya, Anda bisa
mengikuti tes tersebut di sana atau di tempat yang telah ditentukan bersama.
Materi UKBI berupa penggunaan bahasa
Indonesia dalam berbagai macam ranah komunikasi dan laras bahasa. Materi
tersebut bersumber dari wacana lisan sehari-hari di masyarakat serta wacana
tulis di tempat umum, media massa, buku acuan, dan sebagainya. Soal-soal UKBI
ini terdiri atas 5 ( lima ) seksi.
Susunannya seperti pada table berikut ini :
SEKSI
|
JUMLAH
SOAL
|
ALOKASI
WAKTU
|
Seksi
I
Mendengarkan
|
40
soal
|
25
menit
|
Seksi
II
Merespons Kaidah
|
25
soal
|
20
menit
|
Seksi
III Membaca
|
40
soal
|
45
menit
|
Seksi
IV Menulis
|
1
soal
|
30
menit
|
Seksi V Berbicara
|
1
soal
|
15
menit
|
Setelah mengikuti tes, peserta akan
memperoleh laporan hasil uji yang berupa sertifikat dari Balai Bahasa Provinsi
Jawa Barat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Berdasarkan informasi pada sosialisasi UKBI di Hotel Endah
Parahyangan pada Kamis, 16 Mei 2013, hasil UKBI ini akan diumumkan sekitar dua
minggu kemudian.
Ada beberapa peringkat hasil UKBI
ini, yaitu :
1. Istimewa
( 750 – 900 )
Peringkat ini menggambarkan bahwa peserta
memiliki kemahiran yang sempurna dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
Indonesia, baik lisan maupun tulis. Bahkan, dalam berkomunikasi untuk keperluan
keilmiahan yang kompleks pun, yang bersangkutan tidak mengalami kendala.
2. Sangat
Unggul ( 675 – 749 )
Peringkat ini menunjukkan bahwa peserta
memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Indonesia, baik lisan maupun tertulis. Dalam berkomunikasi yang bersifat
keilmiahan dan keprofesian yang kompleks, yang bersangkutan tidak mengalami
kendali. Namun, untuk kepentingan yang lain, peserta dianggap mampu.
3. Unggul
( 525 – 674 )
Peringkat ini mengungkapkan bahwa peserta
memiliki kemahiran yang tinggi dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam
berkomunikasi untuk keilmiahan dan keprofesian yang kompleks, ia masih
mengalami kendala.
4. Madya
( 375 – 524 )
Peringkat ini menunjukkan bahwa peserta
uji memiliki kemahiran yang memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan
bahsa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan
keprofesian yang kompleks, dia masih mengalami kendala dan akan semakin besar
saat berkomunikasi untuk kepentingan keilmiahan.
5. Semenjana
( 225 – 374 )
Tingkat Semenjana berarti peserta
memiliki kemahiran yang cukup dalam berbahasa Indonesia, baik lisan atau tulis.
Peserta akan terkendala untuk forum keilmiahan, keperluan keprofesian, dan
kemasyarakatan yang kompleks. Namun, peserta bisa berkomunikasi untuk kepentingan
keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks.
6. Marginal
( 150 – 224 )
Peringkat ini berarti peserta tidak
memadai dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, lisan dan tulis. Namun,
peserta masih mampu menggunakannya untuk hal-hal yang tidak kompleks, termasuk
keperluan kesintasan. Semenjana juga menggambarkan bahwa peserta tidak siap
untuk berkomunikasi untuk kepentingan keprofesian bahkan keilmiahan.
7. Terbatas
( 0 – 149 )
Tingkat ini bermakna peserta tidak sangat
tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik
lisan dan tulis. Peserta hanya siap untuk kepentingan kesintasan. Namun,
peserta memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan kemampuannya tersebut.
5/11/2013
PENDIDIKAN ALA DEDDY MIZWAR
Melalui karya-karyanya, seorang Dedy Mizwar telah mendidik anak bangsa
bahkan semua lapisan masyarakat Indonesia. Karya-karyanya yang berkualitas merupakan
upaya membangun karakter bangsa secara positif
Siapa yang tak kenal Dedy Mizwar ? Jika sering
melihat dunia hiburan, pastilah kita akan melihat sosoknya. Si Naga Bonar ini
sering menghiasi layar kaca ataupun layar lebar, baik sebagai aktor, pemain
sinetron, sutradara, produser film, ataupun juri FFI. Lihat saja sinetron Para
Pencari Tuhan, Lorong Waktu atau tengok pula filmnya yang berjudul Naga Bonar, Alangkah
Lucunya Negeri Ini dan lain sebagainya.
Karya-karyanya tersebut sarat dengan pendidikan moral
sebagai dasar dalam sebuah pembangunan karakter. Secara tidak langsung tanpa
menggurui, kita digelitik tentang semangat kebangsaan, kesadaran tentang
nilai-nilai moral, nilai keagamaan, cinta tanah air, kepedulian sosial, kemandirian,
kreatifitas dan sebagainya.
Karya-karyanya tersebut banyak mengangkat
permasalahan bangsa yang belum terselesaikan hingga kini bahkan mungkin itulah
cerminan karakter bangsa yang telah berurat akar saat ini di negeri tercinta
ini.
Dalam film Naga Bonar 2 sebenarnya kita digugah tentang
semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Apakah materi atau kekayaan lebih
dikedepankan daripada rasa cinta tanah air berupa tanah warisan leluhur ?
Apakah kita akan selalu mengejar keuntungan dan kekayaan tanpa batas dengan
mengorbankan segala hal ? Dalam kenyataan hidup, seringkali kita membaca dan
melihat bangunan-bangunan bersejarah lebih sering dirobohkan demi kepentingan
bisnis. Ironi bukan?
Dalam sinetron Para Pencari Tuhan, kita disadarkan
akan pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam hidup kita. Kepercayaan manusia
kepada Tuhan secara mutlak wajib menghiasi kehidupan kita. Tanpa itu, hidup
kita akan salah arah dan hampa. Apakah kita akan membantu orang miskin dengan
merampok uang orang lain? Kepercayaan akan Tuhan juga akan memperkuat mental
kita saat kita mengalami hal yang serupa dengan tokoh Pak Jalal. Kemiskinan
yang datang secara tiba-tiba tentu saja akan membuat manusia frustasi, stress
bahkan bunuh diri. Tapi kekuatan mental dan kepercayaan akan nasib baik dan
buruk dalam hidup akan membuat manusia mampu melewatinya dengan baik. Di sini
juga, kita sebenarnya diajarkan untuk menumbuhkan sikap peduli pada orang lain.
Saat kita punya harta lebih, mari kita membantu orang lain ! Tak ada harta,
perhatian atau tenaga kita pun dapat digunakan untuk menumbuhkan kepedulian sosial
ini!
Di samping itu, dalam sinetron ini juga, Deddy Mizwar
membukakan mata kita agar menjadi orang-orang kreatif dan mandiri. Tanpa hal
tersebut kita akan menjadi orang miskin. Miskin ilmu, miskin kemauan dan miskin
harta. Dengan bantuan dari baitul mal, para tokoh dalam PPT berusaha mendirikan
usaha agar bisa memperbaiki kesejahteraannya. Dengan kemandirian dan
kreatifitasnya mereka berusaha untuk mengembangkan bisnisnya tersebut. Hal
seperti itulah yang harus dilakukan bangsa ini agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan.
Persoalan yang lebih menarik lagi, ada pada film berjudul
Alangkah Lucunya ( Negeri Ini ). Melalui gambaran pendidikan para pencopet yang
masih anak-anak dan remaja, proses pendidikan itu tidaklah mudah. Pendidikan
berperan untuk memberikan cara pandang yang positif dan berusaha untuk mengubah
paradigma para siswa. Pendidikan berperan memberikan ilmu yang bermanfaat dan
dengan ilmu itulah para siswa akan menapaki jalan hidupnya menuju masa depan
yang lebih baik. Pendidikan harus terjadi secara berkesinambungan dan harmonis
antara pendidikan lahir dan bathin, juga antara pendidikan dunia dan akhirat.
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah tapi juga seluruh komponen bangsa. Pendidikan juga
memberikan kebebasan secara demokratis pada siswa untuk memilih jalan hidupnya.
Makna pendidikan demikian agung namun perwujudannya kembali pada manusia
sebagai pelaksananya. Peran siswa, orang tua, guru, lingkungan masyarakat,
pemerintah dan kebijaksanaanya, serta sistem pendidikan akan mewarnai hasil dan
proses pendidikan itu nantinya. Tentunya, positif dan negatifnya wajah
pendidikan Indonesia akan kembali kepada kita. Mendidik bukan upaya perorangan
tapi merupakan upaya bersama yang saling berkesinambungan dan harmonis
antarseluruh komponen bangsa.
Di samping itu, sudah saatnya bagi kita untuk
mengembangkan berbagai jenis jalur pendidikan dan pemerataan pendidikan.
Pendidikan jangan hanya bertumpu pada jalur formal saja, tapi juga harus
mengembangkan jalur pendidikan nonformal dan informal. Manusia sukses bukan
hanya butuh ilmu tapi juga butuh keahlian atau keterampilan hidup. Harmonisasi
antara ilmu, akhlak dan keahlian akan menciptakan generasi penerus bangsa yang
akan membangun negeri ini kea rah yang lebih maju lagi.
Mudah-mudahan karya-karya yang bermutu, sinetron atau
film pada khususnya akan menyumbangkan peran positif dalam pembangunan karakter
anak bangsa. Semoga dalam perannya yang baru nanti sebagai wakil gubernur Jawa
Barat, akan ada lagi pencerahan-pencerahan lain demi kemajuan bangsa dan negara
Republik Indonesia dan provinsi Jawa Barat khususnya !
5/09/2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH : SMP NEGERI 1 CIMAHI
MATA PELAJARAN
: BAHASA INDONESIA
KELAS / SEMESTER
: VII / 2
Standar
Kompetensi : Menulis
Kompetensi
Dasar : 1.1 Menulis buku harian
Alokasi
Waktu : 2 x 40 Menit
A. Tujuan
Pembelajaran
Siswa
dapat menuangkan gagasan/ pengalaman dalam buku harian dengan bahasa yang komunikatif dan jujur
B. Materi Pembelajaran
a. Definisi
Memo
b.
Bagian-bagian Memo
C. Metode Pembelajaran
1.
Tanya jawab
2.
Penugasan
3.
Inkuiri
D.Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran
1.
Kegiatan Awal
a.
Siswa dan guru
bertanya jawab tentang memo
2.
Kegiatan Inti
a. Siswa membaca materi memo dari buku sumber.
b.
Siswa menanyakan
hal-hal yang belum dipahaminya tentang memo
c.
Siswa mempelajari
contoh memo
d.
Siswa membuat
memo secara jujur
dan komunikatif.
3.
Kegiatan Akhir
a.
Siswa dan guru
mengadakan refleksi
b.
Penugasan :
Siswa mempelajari puisi untuk pembelajaran berikutnya
E. Sumber Belajar
1.
Buku Bahasa
Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII, pengarang: Atikah Anindyarini dan Sri
Ningsih, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
F. Penilaian
1.
Teknik : Tes tertulis
2.
Bentuk
Instrumen : Tugas proyek (uraian)
3.
Soal /
Instrumen :
NO
|
INDIKATOR
|
SOAL
|
1
2
|
a.
|
Pedoman Penskoran
Kegiatan
|
Skor
|
a. A. Ketepatan Ragam bahasa
b. B. Bahasa
c.
C. Isi Tulisan
|
30
30
40
|
Skor maksimal
|
100
|
Penilaian :
A + = 95 - 100
A = 90 – 94
B = 70 – 89
C = 50 – 69
D = KURANG DARI 50
www.kompasiana.com/arundina
Langganan:
Postingan (Atom)
Featured Post
Dua Puisiku di Bulan September
Peristiwa Sumber Inspirasi ...
-
Soal Drop and Drag yang menarik Halo Sobat yayuarundina.com, setelah mempelajari beberapa opiniku tentang Soal Pisa Bahasa, sekarang saat...
-
Halo sobat yayuarundina.com – Rasanya tak ada orang yang tak kenal jamu, ya. Jamu selalu menjaga kesehatan keluargaku sejak kecil. Jika a...
-
Siswa Belajar Bahasa Indonesia Hai Sob, pernah bosan belajar Bahasa Indonesia? Kalian pernah beranggapan,”Ah, Belajar Bahasa Indone...