5/30/2024

Jamu, Jaga Kesehatan Keluargaku Sejak Kecil

 

Halo sobat yayuarundina.com – Rasanya tak ada orang yang tak kenal jamu, ya. Jamu selalu menjaga kesehatan keluargaku sejak kecil. Jika ada yang sakit, mamah atau mak Ena, pengasuhku akan meracik jamu secara khusus. Lalu, kami, anak-anak wajib menghabiskan minuman tradisional berkhasiat tersebut.

minuman tradisional
Jamu, andalan keluargaku jaga kesehatan

Jamu, minuman herbal ini selalu menjadi andalan untuk menjaga kesehatan keluarga kami. Anak-anak hingga orang tua. Ayah, ibu sampai kakek nenek. Pekarangan rumah yang cukup luas ketika itu banyak ditanami bahan jamu dan bahan masakan atau kue. Ada daun suji dan pandan untuk membuat kue. Ada juga kunyit, jahe, kencur, dan jawer kotok. Jadi, kalau keluarga ada yang sakit, tinggal ambil bahan dari pekarangan, cuci dan racik. Alhamdulillah berkhasiat. Sakit jadi cepat minggat.

Kebiasaan baik ini berlangsung cukup lama. Aku baru berhenti ketika mamah sudah tak ada. Rasanya racikan jamu tidak pas tanpa instruksi mamah. Juga kesibukan kerja yang akhirnya jadi penyebab mengambil jalan pintas dan cepat. Beli yang sudah jadi. Namun, belakangan jadi malas juga. Jamu yang menjadi andalan untuk jaga kesehatan keluargaku sejak kecil itu akhirnya tergerus zaman. Walaupun demikian, keluarga besarku masih ada yang setia dengan obat tradisional ini. Ketika aku berkunjung ke rumahnya, memori masa kecil itu jadi berputar kembali.


Toko jamu yang bernuansa heritage di Cimahi

Jamu, Jaga Kesehatan Keuargaku Sejak Kecil

Entah sejak kapan aku berkenalan dengan jamu. Namun, masa kecil yang kuingat adalah minum jamu. Ketika itu, mak Ena secara rutin akan mencekok kami, kakak beradik. Duh, entah jamu apa yang dibuatnya. Rasanya pahit sekali.

Tak ada manusia yang bebas dari rasa sakit. Ada saja masanya tubuh harus bereaksi melawan benda asing yang mengganggu. Alhasil, tubuh jadi sakit. Flu, batuk pilek, keseleo, sakit haid, kurang nafsu makan dan sebagainya.

Keluarga kami tidak terlalu mengandalkan rumah sakit atau dokter. Kalau masih ringan, cukup dengan jamu saja. Kalau sudah berat dan tidak bisa diatasi, barulah pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

Beberapa Jenis  Jamu Andalan untuk Menjaga Kesehatan Keluargaku

Jamu yang kami konsumsi ketika itu memang masih segar (fresh) dan alami. Jamu tersebut dibuat dadakan dengan bahan yang berasal dari kebun toga atau tanaman obat keluarga. Petik, cuci, racik, minum.

Zat hara dari tanah sepertinya masih utuh berada dalam beragam rimpang yang kami jadikan jamu. Rasanya lebih enak. Oleh karena itu, jamu segar memiliki khasiat yang lebih baik daripada jamu olahan. Kemasan atau bahan yang sudah dikeringkan. Ini menurut pengalaman dan pendapatku ya.

Aku pernah mencicipi kunyit segar dan kunyit yang sudah dikeringkan. Rasanya beda. Aku lebih suka kunyit segar. Kunyit segar tersebut, aku iris-iris untuk dicampurkan dalam nasi goreng. Di lain kesempatan, kunyit segar, juga aku parut untuk dibuat jamu kunyit  asam.

Inilah beberapa jamu yang jadi andalan untuk kesehatan kami.

1.      Jamu Pahitan

Ketika kecil dulu, kami memang susah sekali makan. Nah, kalau sudah susah makan inilah cekokan itu akan berlaku. Saat masih bisa digendong, mak Ena akan menggendongku dengan samping kebat. Lalu, mendongakkan kepalaku, membuka mulutku. Sedetik kemudian, cairan pahit itu sudah berada di tenggorokanku. Mau tak mau, cairan berkhasiat itu akan kutelan juga. Selesai. Setelah itu, kami bisa bebas bermain lagi.

Kalau baca Wikipedia, mungkin jamu yang dijadikan bahan cekokan itu adalah jamu pahitan. Jamu yang memang berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan. Setelah dicekok, nafsu makan kami memang jadi lebih baik. Rasanya makanan itu terasa lebih enak dan menggoda selera walau sekedar tempe, tahu dan tumisan saja.

Bahan jamu pahitan itu adalah sambiloto, brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Asli aku gak tahu bahannya seperti apa. Yang aku tahu rasanya saja yang pahit. Brotowali pun lupa-lupa ingat. Dulu sering ada di pasar dan biasa digunakan keluargaku untuk menyapih. Anak-anak jadi tidak menyusu lagi setelah berusia 2 tahun.

2.      Kunyit Asam

Kunyit asam mewarnai kehidupan masa remajaku. Mamah mengenalkanku dengan minuman kunyit asam ini sejak aku mendapatkan haid pertama. Jamu pelancar haid ini menjadi andalanku ketika itu, bahkan sampai kini, walau sekali-kali saja.

Menurutku, minuman berwarna kuning dengan rasa asam ini sungguh menyegarkan badanku. Derita haid yang sering kualami saat masa pertama kali mendapatkannya menjadi berkurang atau bahkan hilang. Saat itu, aku sering sakit perut yang luar biasa menyiksa. Badan juga kayaknya seperti abis ditonjok orang. Sakit gak karuan.

Melihat putrinya menderita, mamahku langsung beraksi. Pergi ke pekarangan untuk mengambil beberapa pohon kunyit yang tumbuh subur. Lalu, meracik jamu khusus untukku. Kalau tidak salah, aku harus meminum jamu tradisional ini dua kali sehari. Pagi dan sore hari. Aku wajib meminumnya terutama di tiga hari pertama haid. Masa haid dengan darah yang cukup banyak.

Setelah minum jamu kunyit asam, keluarlah darah haid yang bergumpal hitam besar-besar atau merah tua sekali. Dugaanku, itu yang menyebabkan perut sakit. Kalau sudah keluar seperti itu, selanjutnya hanya cairan biasa saja. Perut jadi terasa nyaman sekali.

Lebih nyaman lagi, karena daun kunyit itu tidak dibuang. Namun, mamah memanfaatkannya untuk bikin rendang daging. Asyik kan? Nikmat mana lagi yang kau dustakan. Rimpang kunyit sebagai obat. Daun kunyit sebagai bumbu rendang. Hmmm… wanginya menggoda sekali.


nasi tempong
Jamu Beras Kencur dan Nasi Tempong

3.      Beras Kencur

Jamu ketiga yang menjadi andalan kami untuk jaga kesehatan keluarga adalah beras kencur. Beras kencur sering dikonsumsi keluarga besarku setelah bekerja keras di sawah. Mencangkul bukan pekerjaan yang ringan. Setelah mencangkul sawah, bapak-bapak di keluargaku pasti mengeluh sakit badan, pegal-pegal.

Oleh karena itu, ibu-ibu di keluarga kami akan membuat jamu beras kencur. Mereka akan mengambil sejumput beras dari padaringan. Lalu, merendamnya beberapa saat, setelah itu akan menumbuk beras yang telah lunak tersebut bersama dengan kencur. Lalu, disaring dan minumannya berkhasiat untuk menghilangkan pegal-pegal. Badan jadi lebih segar.

Selain itu, beras kencur juga jadi andalan kami ketika keseleo. Maklum, kondisi jalanan tanah waktu itu sering licin, apalagi setelah turun hujan. Alhasil, kami sering terpeleset dan kaki keseleo. Bibiku akan meracik beras kencur. Lalu, racikannya tersebut akan dioleskan pada kaki yang sakit. Setelah beberapa hari mengoleskan beras kencur secara rutin ke kaki yang keseleo itu, sakitnya pun hilang. Ini tidak disaring dan tidak diminum ya.

4.      Koneng Gede

Koneng gede menjadi pendamping mamah di saat-saat akhir usianya. Ketika itu secara tiba-tiba mamah divonis kena kanker rectum dan harus operasi. Mamah yang seumur-umur tidak pernah sakit berat, tiba-tiba kena kanker stadium empat. Akhirnya kami empat bersaudara merelakan mamah untuk menjalani operasi demi kesembuhan beliau. Kalau tidak operasi, perutnya terasa sakit.

Setelah menjalani operasi itu, mamah minum jahe gede secara rutin sampai akhir hayatnya. Jahe gede dipercaya bisa segera mengeringkan dan memulihkan luka-luka sehabis operasi. Inilah upaya kami agar mamah bisa menjalani aktivitasnya pasca operasi.

5.      Kompres panas

Hmmm, kalau yang ini jamu atau bukan ya? Namun, ini juga bagian dari pengobatan masa kecil kami. Anak-anak ketika itu sering sekali tubuhnya panas secara tiba-tiba. Bahkan, adikku kerap kali step atau kejang-kejang.

Sesepuh di keluarga kami saat itu akan menyarankan mamah mengompres tubuh mungil kami dengan pokpokan. Moga tidak salah ya namanya. Racikannya adalah bawang merah, dan asam jawa. Racikan itu akan dibalurkan ke sekujur tubuh kami dan disimpan di kepala. Walau baunya tak enak, tapi biasanya panas jadi cepat turun. Pertolongan pertama sebelum ke dokter.

Jamu dan Gaya Hidupku Di Masa Kini

Cara pembuatan jamu memang ribet sih menurutku. Paling berabe kalau harus membuat kunyit asam saat haid. Tanganku biasanya akan berubah kuning cukup lama. Susah untuk dicuci. Jadi, akan dibiarkan hilang dengan sendirinya.

Oleh karena itu, bisa jadi minum jamu jadi kurang populer di kalangan anak muda sekarang. Namun, taka da rotan, akar pun jadi. Walaupun demikian, jamu masih bertahan hingga kini. Malah pernah sekilas di televisi ada kuliner unik yang baru, yaitu pembukaan café jamu. Di Cimahi, toko jamu juga masih eksis hingga saat ini.

Untukku sendiri, ketika ingin minum jamu. Ada beberapa cara yang kulakukan. Beli Kiranti atau kunyit asam kemasan Mustika Ratu di supermarket. Selain itu, setelah berolah raga di lapang Arhanud, aku dan madame Vivera Siregar biasanya akan menikmati Pecel Sriwijaya. Di sini tersedia juga jamu kunyit asam dan beras kencur dalam kemasan botol.


kuluban baros cimahi
Menikmati jamu di Kuluban Baros Cimahi

Satu tempat lagi untuk menikmati jamu adalah Kuluban. Sebuah tempat makan yang menyajikan masakan khas Jawa Timur. Jamu juga ada di sini. Kamu bisa minum temulawak, kunyit asam, beras kencur, dan gula asam. Tinggal datang saja ke Pondok Mas Baros Cimahi.

Jadi minum jamu di masa kini bisa tetap enak, tanpa repot.

Nah, sobat yayuarundina.com, itulah beberapa jamu yang menjadi andalan keluarga kami untuk jaga kesehatan keluarga sejak kecil. Percaya atau tidak, jamu memang memiliki manfaat luar biasa bagi keluarga Indonesia. Itu yang kami rasakan. Semoga pengalaman ini bisa diperkuat dengan beragam penelitian tentang jamu.

Penelitian-penelitian tersebut akan semakin meyakinkan orang tentang khasiat jamu. Jamu jadi lebih ilmiah. Teruji kebenarannya. Fakta dan data jadi semakin lengkap. Dunia farmasi kita akan lebih kaya dan sehat. Jamu tidak meracuni tubuh seperti obat-obat kimia. Aamiin.

Tak heran, jika sekarang ada café-café jamu. Konon kabarnya, jamu disukai oleh anak-anak muda. Moga jadi gaya hidup sehat.

Demikian tulisan kali ini. Semoga jamu semakin berjaya di bumi Indonesia dan mendunia. Selamat menikmati jamu. Ingat jamu, ingat sehat.

 

Salam

Sampai jumpa

 

Sumber gambar:

https://jabar.tribunnews.com/2019/07/23/yuk-tengok-bangunan-antik-toko-jamu-djati-walujo-berusia-101-tahun-di-cimahi

 Dokumen pribadi

Info Kuluban

Kuluban Cimahi

jalan  Pondok Mas Raya no 30 Baros Cimahi

Kuluban Paskal

Ruko Paskal Hyper Square Blok A40 Bandung

HP 0811 2018 809

Instagram @kuluban_nusantara


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Jamu, Jaga Kesehatan Keluargaku Sejak Kecil

  Halo sobat yayuarundina.com – Rasanya tak ada orang yang tak kenal jamu, ya. Jamu selalu menjaga kesehatan keluargaku sejak kecil. Jika a...