Judul: Konspirasi
Alam Semesta
Pengarang : Fiersa
Besari
Penerbit : Mediakita
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku : 235
halaman
|
Novel Fiersa Besari: Konspirasi Alam Semesta |
Mentari
tak lagi bersahabat dengan Ana. Dokter sudah mewanti-wanti agar ia tak
berkontak langsung dengan teriknya. Namun, Ana bukan makhluk nocturnal.
Penggalan
kisah yang mewarnai novel ini membuyarkan anganku tentang judul novel yang baru
kutemukan secara tak sengaja dan baru juga tamat dibaca. Semula kuduga buku ini akan terasa berat dengan istilah-istilah astronomis yang sulit. Cerita akan
berada di seputaran galaksi yang selalu ramai dan menarik dijadikan bahan
cerita. Namun, semuanya meleset jauh.
Walaupun
demikian, kisah dalam cerita ini tetap sangat menarik dan membuatku untuk tetap
berada di jalur yang benar, agar buku ini selesai dibaca. Walau bukan tentang
galaksi dan astronomi, tapi keduanya sangat erat berhubungan membangun cerita.
Kita bisa paham tentang judul novel yang menarik ini. Ringan tapi ada p esan humanism
dan sosial sebagai cirri khas Bung Fiersa Besari. Seperti ditulis dibagian
biografi penulis.
Novel
dengan judul yang terasa berat ini dibangun dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami. Cerita mengalir episode demi episode tanpa hambatan sama
sekali. Bahasa yang digunakan oleh Bung mampu membawa kita pada realita dunia
nyata yang sangat konkret. Membuai angan, asa dan emosi. Kalimat-kalimat yang
digunakannya bisa menghipnotis kita pada puncak cerita hingga akhir cerita yang
mengejutkan. Berbeda dengan harapan pembaca pada umumnya.
Judul
buku ini menyadarkan kita pada satu tuntutan hidup di zaman milenial ini.
Sebuah life skill yang memang harus dimiliki dan dikembangkan untuk meraih
kesuksesan hidup. Rasanya kita harus mengikis ego masing=masing demi
kemanusiaan, kesejahteraan dan makna hakiki manusia. Kita adalah makhluk
sosial. Keberadaan manusia di dunia ini memang sudah digariskan memiliki tugas,
peran dan fungsi masing-masing. Kita dan orang-orang disekelilingnya akan
saling melengkapi untuk membangun jalan dan cerita kehidupan di dunia fana ini.
Konflik
cerita pada novel ini berpusat pada dua tokoh utamanya, yaitu Ana Tidae dan
Juang Astrajingga. Saya suka dengan nama tokoh ini. Entah mengapa? Mungkin ada unsur
etnik di sana. Yang jelas, nama ini memiliki keunikan tersendiri. Kisah Ana dan Juang menjadi satu jalan yang
bercabang kemudian melesat pada alur yang tak diharapkan. Kedua tokoh ini
dideskripsikan oleh Bung melalui dialog, tingkah laku dan beberapa bagian
dijelaskan langsung oleh penulis. Apa makna nama kedua tokoh tersebut.
Cerita
novel ini sebenarnya identik dengan para remaja. Namun, alangkah baiknya, jika
novel ini dibaca oleh orang dewasa saja. Ada satu halaman yang memang layak
dikonsumsi oleh mereka. Sebenarnya, bagian ini masih logis dan normal sesuai
dengan alur kehidupan manusia. Menjadi satu potongan kebutuhan hidup manusia.
Namun, imajinasi remaja yang belum stabil dikhawatirkan bisa berdampak lain.
Secara
fisik, buku ini berkualitas bagus. Cetakan jelas. Kertas juga ok. Jilid yang berwarna
sedikit coklat dengan corak seperti buku bekas juga menarik. Hanya mungkin
nasib saya kurang beruntung, di akhir bagian buku ada halaman cerita yang
tercetak ulang cukup banyak. Hampir sepuluh halaman. Namun demikian, tidak
mengganggu keutuhan cerita secara keseluruhan. Sehabis pengulangan itu ada
lanjutan ceritanya.
So,
kalian tertarik membaca novel ini ? Buruan baca novel bagus ini. Biar kita bisa
menyerap makna kehidupan yang sebenarnya. Semakin memahami hakikat hidup. Juga
yang terpenting adalah bisa mengobati rasa sakit yang mungkin sedang ada di
hati kita. Galau dan mellow bukan solusi hidup yang terbaik.
Salam Literasi