September 2024, ada pelatihan menulis secara online, dalam jaringan bersama Hasta Indriyana.
Menulis puisi itu tidak berat.
Inspirasi menulis puisi bisa berasal dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita.
Selain itu, bisa juga dari hasil mengamati benda-benda yang ada di sekitar kita. Deskripsikan
secantik mungkin, detil-detil yang berupa pengalaman puitik: kenangan, rindu, momen
dan sebagainya.
Ini dia dua buah puisi persembahanku yang
berasal dari dua peristiwa penting di bulanSeptember
ini. Perginya keponakan yang akan belajar di negara Peter Maffay dan sekolah menulis puisi yang diadakan
oleh MGMP Bahasa Indonesia kota Cimahi.
Du, Kamu
Untuk Abang
Sayapmu mengepak sempurna
Menuju Samudra yang jauh
Mengejar cita-cita
Mewujudkan harapan
Di sini, aku galau setengah dewa
Rasaku absurd sekali
Cemas, bahagia, penuh harap
Melebur seperti cairan emas berkilau
Rapalan doa mengalir tiada henti
Penopang tubuhku yang lunglai
Kau bukan milikku
Maka kutegarkan diri melepasmu
Kutitipkan kembali kepada Sang Pemilik
Agar jalan hidupmu sukses
Selamat dunia akhirat
Aku sadar
Waktu membatasiku bersamamu selalu
Bocah kecilku harus tumbuh sempurna
Bekal yang kami berikan jadi penuntunmu
Saatnya, kau berjuang di Samudra luas
Menjadi nahkoda untuk dirimu sendiri
Pilihlah jalan surga, jangan neraka
Aku tahu
Kau akan mampu
Jadi pejuang kehidupan tangguh
Aku tahu
Kau mampu meraih kemenanganmu
Berjuanglah
Bekerja cerdaslah
Kan kupetik mahkota indahmu
Suatu saat nanti
Ketika kita berkumpul lagi
Bercerita tentang perjalanan hidupmu yang baru
Tak sabar rasanya sampai pada masa itu
Namun, tak ada lorong waktu
Menuju jalan pintas
Kini, hanya kupupuk harapan manis itu
Kuhiasi doa-doa terindah dan terbaik
Semoga Allah SWT merestuinya
Sampai jumpa lagi bocah kecilku
Pemilik Tamiya mungil
Sampai jumpa lagi bocah kecilku
Dalam muara keberhasilan hidupmu
Aamiin
Cimahi,
10 September 2024
Catatan:
Sebuah lagu dari Peter Maffay
Sebuah lagu berbahasa Jerman
Menulis Puisi dari Sebuah Peristiwa |
Puisiku
Hujan
yang Kunantikan Pada September Ceria
Rentetan tembakanmu di wadah biru
Mengejutkanku tiba-tiba
Membangunkan kesadaranku
Sepertinya kau tak ikhlas
Jika aku terlelap siang itu
Butir-butir bening yang berhamburan dari langit
Menerobos celah langit-langit
Terserap pada sebuah baju usang
Ah, jiwaku lelah sangat
Hujani aku dengan pertanyaan-pertanyaan
Bungkammu sungguh menjengkelkan
Prasangkamu bermekaran dan bertebaran
Cimahi,
5 September 2024
Narasumber: Hasta Indriyana |