1/27/2021

GAYA BELAJAR ALA TEMU PENDIDIK NUSANTARA

 




Hai, Sobat yayuarundina.com, pernah mendengar istilah TPN? TPN merupakan singkatan dari Temu Pendidik Nusantara. Di sinilah, para guru bebas untuk belajar berbagai macam hal. Tanpa beban. Tanpa surat tugas. Tanpa paksaan. Tanpa perintah atau embel-embel yang lain. 100% belajar atas dasar kemauan sendiri. Konsep Merdeka Belajar benar-benar nyata.  Jadi, kata siapa guru tidak pernah belajar? TPN solusinya. Beginilah Gaya Belajar ala Temu Pendidik Nusantara atau TPN.

Temu Pendidik Nusantara dilaksanakan setiap tahun. Tahun 2020 merupakan tahun ketujuh. Karena pandemik, pelaksanaannya mundur ke akhir tahun. Untuk pertama kalinya, saya ikut dalam acara ini. Alhamdulillah, bisa bertemu secara virtual dengan kakaknya Najwa Sihab, Mbak Ela, Bukik Setiawan,  Ernest Prakasa dan Jerome Polin.

 Ada Kelas Apa Saja di TPN VII?

Sangat seru juga belajar di sini. Menurut teman-teman di Komunitas Guru Belajar, tahun sebelumnya, mereka lari ke sana kemari mencari kelas yang diikuti. Kalau sekarang, kita belajar fokus pada beberapa materi yang kita buka di beberapa jendela. Mengapa?

Banyak materi yang menarik, baru dan penting disajikan dalam waktu yang bersamaan. Jadi, kelincahan jempol sangat dibutuhkan untuk klik sana dan klik sini.

Di Temu Pendidik Nusantara ini, selama dua hari berturut-turut, kita bisa mengikuti beberapa kelas berikut ini:

1. Kelas Kemerdekaan

              Di sini ada praktik baik pembelajaran, hasil riset, dan praktik kepemimpinan sekolah/ madrasah. Peserta wajib mengikuti empat sesi. Dua kali di hari pertama. Dua sesi di hari kedua.

2. Kelas Kompetensi

              Kelas ini berisi materi-materi yang bisa menjadi kompetensi kita, para pendidik. Beragam materi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar ada di sini. Teknologi untuk media pembelajaran, games, literasi dan sebagainya.

Kalau ingin lanjut, kita bisa mengikuti kelas asinkron sebagai lanjutannya. Kelas ini semacam kursus dalam jangka waktu tertentu dan berbayar.

              Di kelas ini juga kita wajib mengikuti empat sesi.

3. Kelas Kolaborasi

              Pembicara menyampaikan program, proyek atau inisiatif Pendidikan agar mendapatkan dukungan dari guru, sekolah/ madrasah.

              Di TPN VII kali ini, BenQ menawarkan fasilitas Blended Learning.


4. Kelas Karier

              Pembicara mengenalkan karya (produk/ layanan/ program) dari guru atau sekolah/ madrasah yang bermanfaat untuk publik.

              Di sinilah, karya-karya Wardah Inspiring Teacher ditampilkan ke publik. Termasuk juga cerita-cerita mereka selama mengikuti program ini. Luar biasa.

 

Apa saja yang Dilakukan Para Guru?

Di acara tahunan Temu Pendidik Nusantara ini, ada dua peran utama guru. Kedua peran itu adalah:

1. Peserta

              Bagi pemula seperti saya, menjadi peserta Temu Pendidik Nusantara ini menjadi anugrah luar biasa. Banyak inspirasi, pengetahuan baru, wawasan dan semangat baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Sungguh sayang, kalau tidak ikut acara ini.

              Untuk menjadi pesertapun tidak rumit. Melalui Komunitas Guru Belajar, kita bisa mendapatkan informasi acara dan mendaftar menjadi peserta. Kalau tidak salah, setiap daerah memiliki kuota khusus. Namun, jika peminatnya banyak, admin/ panitia bisa meminta penambahan kuota. Betul kan, Pak Suhud Rois?

2. Pembicara

              Selain belajar materi, gurupun ditantang lebih percaya diri untuk menjadi kreatif, inovatif, dan mau berbagi ilmu dan pengalaman praktik baik mengajar. Seru Kan?

              Menurut saya, inilah acara yang bisa jadi mampu menduniakan hal-hal baik di dunia pendidikan. Praktik mengajar, riset, program dan sebagainya itu sudah saatnya untuk diketahui publik. Disebarkan ke masyarakat luas. Dengan demikian, kita bisa membangun sistem pendidikan yang berkualitas secara komprehensif.

 

Adakah Bonus Acara?

              Untuk pertama kalinya, saya bisa merasakan langsung suasana belajar yang dikemas begitu apik, sistematis, dan menyenangkan. Selama seharian penuh belajar, kita mendapatkan banyak bonus, baik wawasan baru maupun hiburan.

              Di sela-sela belajar, ada beberapa hiburan yang disediakan sebagai selingan. Acara musik dan stand up komedi. Seru dan gak nyangka. Guru juga punya band keren loh.

              Bonus lainnya yang bagaikan emas permata adalah talk show dengan beberapa tokoh. Najwa Sihab, Ernest Prakarsa dan Jerome Polin. Mereka sepakat bahwa keluargalah yang menjadi pondasi utama keberhasilan pendidikan. Pembicaraan yang sangat berbobot dan membuka mata. Mantap Jiwalah pokoknya. Betulkan, Bang Jerome?

 

              Nah, teman-teman, Sobat Yayu Arundina, yuk ikutan Temu Pendidik Nusantara VIII tahun depan. Tema Asesmen menjadi pilihan topiknya. Penasaran? Kalian ingin menjadi peserta atau pembicara? Yuk, ah gaaassskeeeuuun!

 

Sampai Jumpa

 

1/02/2021

Cerita Akhir Tahun di Bandung: Dari Alisha Martadinata Sampai BIP

 Hai Sobat Yayu Arundina, seneng ya kita dah sampai di awal tahun baru lagi. Dah punya resolusi belum? Walau sudah di waktu yang baru, tapi kenangan tahun lalu masih ada dong. Betul, kan? Nah, akupun punya Cerita Akhir Tahun di Bandung: Dari Alisha Martadinata Sampai BIP. Bandung Indah Plaza.

Alisha, tempat belanja busana muslim
Sumber gambar: Google Maps

Cerita dan Kopi Gula Aren

Ceritaku ini berawal dari sobat kuliah yang lagi pulang ke Bandung. Kumpul keluarga. Wida namanya. Entah berapa kali janjian, kami belum ditakdirkan bertemu. Pernah pas waktunya berangkat menuju BIP untuk ngopi cantik, tiba-tiba hujan deras mengguyur kota. Dor dar gelap. Petir menyambar-nyambar, membuat kami semua membatalkan pertemuan.

Namun, akhir tahun kemarin, tepatnya Kamis, 31 Desember 2020, kami sukses bisa melepas rindu, cerita-cerita dan ngobrol santai di Kopi Sentral Riau, jl R.E Martadinata No 61 Bandung. Toko 3Second Martadinata. Manisnya kopi gula aren menemani rangkaian cerita kami. Seneeeng rasanya bisa berbagi cerita. Bertukar pikiran tentang dunia pendidikan. Berbagi kisah dari A sampai Z. Kenyang? Rasanya belum 😂 Pertemuan seperti ini sepertinya harus diremedial, diulang lagi. 😍😄👍

Temu kangen: aku dan sahabatku

Shopping Time

Setelah ngopi cantik, kemudian, kami berjalan bertiga menuju Alisha. Lumayan bingung juga. Aku menyarankan ke Alisha di depan BIP. Namun, Kakak menemukan Alisha di jalan R.E Martadinata Bandung. Begini nih kalau gaul sama anak muda, generasi digital. Kami menyusurinya dengan Google Map. Kayak travellers aza yah? 😂

Ah, entah berapa lama kami menyusuri salah satu tempat belanja favorit di Bandung ini. Sambil ngobrol, akhirnya, kami menemukan tempat tujuan. Toko Alisha. Biasa kami membeli pakaian muslim atau kerudung di sini. Tempatnya terlihat berkelas sangat. Tak terlihat seperti toko.  

Setelah menjalani pemeriksaan suhu, "Semua sehat," kata Pak Satpam. Alhamdulillah. Kamipun naik ke tingkat dua. Suasananya adem bangets. Beberapa pengunjung tampak sedang melihat-lihat kerudung dan asesoris. Kamipun akhirnya asyik pilih-pilih kerudung. Sssttt... lagi ada diskon. Bikin bahagia pisan atuh 😂😍🤩 Shopping time. Setelah bolak-balik, di semua area dan rak, akhirnya kami menemukan kerudung idaman masing-masing. Masih ada lantai atas, sepertinya untuk baju. Namun, karena sudah lelah, kami akhiri waktu berbelanja ini. Saatnya,  makan siang yang udah kesiangan 😂🤦‍♀️

Foto Maulana Kurniawansyah
Sumber: Alisha Fancy Shop

Angkot???

Sayang, kami harus berpisah. Belum rejekinya makan bersama dan bercerita lagi. Jadilah aku menjadi solo traveller. Sahabatku lanjut naik grab. Aku menyebrang jalan. Tak ada target khusus atau terburu-buru. Jadi, aku memutuskan untuk ngangkot aza.

Setelah beberapa saat menunggu, aku baru sadar. Di jalan itu, tak ada angkot yang lewat. Hanya ada mobil-mobil pribadi. What? Beneran ini gak ada angkot seperti di awal pandemi? Ya, ampun! Aku mulai panik. Temanku sudan menghilang dari pandangan. Aku jadi mondar-mandir. Untung ada Pak Satpam lagi. 

          "Di sini ada angkot yang ke BIP?" tanyaku khawatir.

          "Ada, yang biru. Margahayu Ledeng," jawab Pak Satpam melegakan. 

Setelah Pak Satpam kembali masuk, aku memutuskan untuk tetap berangkot ria menuju BIP. Dari sana, baru ada angkot untuk pulang. Jadilah, akhirnya aku tetap setia menunggu angkot kesayangan. Sayangnya, sampai kaki pegel, yang ditunggu-tunggu gak nongol-nongol juga batang hidungnya. "Sambil jalan saja deh," kataku dalam hati. Olah raga sambil menikmati kesejukan berjalan di bawah pohon. Kesempatan langka. Bandung sudah hareudang. Banyak pohon yang sudah almarhum.

Salah satu sudut jalan Riau
Sumber: Google Maps


"Ah, Bandung banyak berubah sekarang." Terasa lebih sepi. Kota masih muram diselimuti pandemi. Mobil-mobil pribadi masih menjadi penguasa jalan. Biasanya, banyak pelancong dari luar kota jalan kaki. Keluar masuk factory outlet.  Sepertinya, toko-tokopun banyak berkurang. Bangkrutkah? Terminal Tas yang dulu jadi tempat favorit kami belanja tas pun tampak sepi dan tak terurus. 

Aku masih tetap berjalan santai sambil sesekali menengok ke belakang. Cek angkot. Nihil. Si biru belum nongol juga. Sesekali angkot putih, Panghegar melintas. Tak berapa lama, angkot hijau, Dagopun melewatiku. Aku berdiri di pinggir jalan beberapa saat. Jalan lagi. Lalu, duduk manis di bangku depan sebuah sekolah favorit, Taruna Bakti. Kembali menanti angkot Ledeng Margahayu. Lenyap keinginanku untuk bergojek ria. Masih penasaran dengan suasana kota Bandung. Aku menghela nafas panjang.

Nam Do San Bandung

Dua orang pemuda tanggung mendekatiku dengan ragu. Yang seorang, berbaju putih, berdiri mematung di dekatku sambil menjinjing beberapa bungkusan. Seorang lagi, berjalan melewatiku. "Angkoter juga tampaknya," kataku dalam hati. 

Dia membalikkan badannya dan menatapku tanpa kata. Menatap temannya yang ada di belakangku. Tak ada senyum di wajahnya. Aku mulai waspada. Dia terus menatap temannya. Akupun mengganti posisi duduk. Kuputar badanku 90 derajat. 

          "Mbak, maaf, kami mau menawarkan keripik singkong. Ini buatan para kawula muda Bandung. Lagi bikin usaha. Dukungan Mbak adalah semangat kami untuk terus membangun bisnis kecil ini," ujarnya cukup jelas di telingaku. 

Nam Do San Bandung sedang beraksi.  Dia mengeluarkan sebuah kaleng bulat agak panjang. Dia memberikannya padaku dengan sopan. Kuamati kaleng panjang itu. 

          "Ini singkong bubuk jadi keripik?" tanyaku setelah melihat sebuah gambar seperti puncak gunung.

          "Oh, tidak. Ini keripik asli. Bentuknya panjang-panjang. Singkongnya berasal dari Garut. Sekarang, ada promo. Beli tiga hanya Rp 100.000,- saja," jawab Nam Do San memberikan penjelasan.

Oh, ternyata bungkusan-bungkusan berwarna merah muda itu adalah keripik singkong kesukaanku. 

          "Ok, aku beli satu saja deh," kataku penasaran.

          "Mending tiga aza, biar lebih murah," rayu Nam Do San. 

Aku hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Setelah transaksi selesai, merekapun kembali menyusuri jalan R.E Martadinata lagi. Aku kembali duduk manis menanti angkot datang. Pikiranku melayang pada drakor Star Up. Inget pada perjuangan Nam Do San dan kawan-kawannya. Dengan bimbingan Han Ji Pyeong, akhirnya mereka berhasil. 

Sampai drakor selesai, angkot ternyata masih tetap betah di sarangnya. Aku kembali berjalan menikmati kota Bandung. Sampai akhirnya berada di depan BIP. Perutku keroncongan. Kepala terasa pusing. Aku memutuskan naik ke atas, cari makan.

Bandung Indah Plaza

Di tempat makan pun,  kulihat perbedaan mencolok. Tak padat orang seperti biasanya. Bangku-bangku lebih sedikit. Tampak ditata sesuai protokol kesehatan. Jaga jarak. Beberapa tenan pun tutup. Di sisi kiri kanan dan di tengah. Mungkin hanya sekitar 5 tempat yang masih buka. Aku berjalan lurus ke arah Ayam Bleudag. Entah apa artinya itu. 

Selesai makan, aku berbelanja untuk dapur dulu. Ingin masak-masak lagi. Sayang, tak ada bahan makanan yang kurencanakan. Aku jadinya membeli kebutuhan lain. 

Hampir saja

Di luar, senja mulai tampak. Di hari yang sama, detik yang sama tahun lalu, aku dan sahabatku yang lain menatap kemacetan Bandung menjelang tahun baru. Bingung pulang. Pasti akan sampai malam di rumah. Kemacetannya sangat parah. Tak ada mobil yang bergerak. Terpikir naik Go Car. Busyet harganya edun bingits. Mahal banget. Harga malam tahun baru menembus kemacetan. Akhirnya, saat itu, kami memutuskan menyebrang jalan. Naik angkot dulu di belakang Gramedia. Nanti, setelah keluar kota Bandung, kami akan naik Go Car sampai rumah.

Sore ini, jalanan Bandung sangat lancar. Hanya lima orang gadis muda menunggu transport online. Go Ride yang ada di depan BIP tampak santai menanti penumpang. Tak ada rebutan motor seperti tahun lalu. Aku memutuskan menikmati suasana Bandung sampai akhir. Berangkot ria saja sampai rumah. 

Aku berjalan lagi ke arah samping BIP. Kuputuskan naik angkot Antapani Ciroyom. Aku kembali mematung di pinggir jalan. Penantian kedua. Hatiku dag dig dug. 

Tiiiiiiiidddd... tiba-tiba saja sebuah mobil putih bernomor luar kota berbelok ke arahku secara tiba-tiba. Halaaah, tak tahu arahkah? Bingung jalan? Untung sepi, jadi tak ada kecelakaan yang terjadi. 

Setelah itu, datanglah angkot yang kutunggu-tunggu. Untunglah, aku tidak menjadi penguasa tunggal lagi seperti awal pandemi. Ada beberapa penumpang lain. Mobil pun melaju menuju tujuan akhir. Menutup kisah akhir tahun di Bandung. Aku tak harus jalan kaki sampai rumah 😁🤦‍♀️😄 

Satu kisah pandemi tentang transportasi umum di masa pandemi telah lahir. Semoga tahun 2021 akan lebih baik dari tahun ini. Kesehatan pulih, ekonomi bangkit. Kita semua bisa menghadapinya dengan selamat. Aamiin.

Sobat yayuarundina.com, selamat tahun baru. Kita jemput impian dan harapan baik di tahun ini.

Keep happy 

Stay save

Stay healthy

See you 🤩🙏🙏🙏


1/01/2021

Wisata Kuliner: Icip-icip Wagyu Cubes di Fat Oppa Express



Hai sobat yayu arundina, apa kabar? Masih tetep sehat dan bahagia, kan? Aamiin. Nah, biar makin bahagia, bagaimana kalau kita wisata kuliner saja? Kita icip-icip menu spesialnya Fat Oppa, yaitu: Wagyu Cubes. Banyak orang yang merekomendasikannya nih. Penasaran kan? 



 Fat Oppa Express 

Ok, kali ini kita ke Fat Oppa Express aza. Lokasinya ada di Taman Kopo Indah. Sekitar daerah Kopo Bihbul kata Teh Sandra mah. Di sebelah kanan, ada pom bensin, Pizza Hut dan tralala... ketemu tuh yang namanya Taman Kopo Indah. Untung aku bareng adikku yang suka momotoran, jadi tinggal duduk manis saja dan sampailah di tujuan. Hatur nuhun, Bro. 😄😍👍

 Kesan pertama masuk ke sini, aku langsung jatuh cinta. Ruangannya cukup mungil tapi menawarkan keceriaan. Warna cat yang kalem, pink lembut bikin teduh, adem. Apalagi siang itu cuaca hujan dan aku sempat kehujanan, Sob. Namun, begitu sampai, menatap ruangan dan memasukinya, hatiku langsung ceria. Mendungpun lenyap tak berbekas. 


Ditambah lagi keramahan petugasnya. Sambutannya membuat hati ini meleleh. "Tempat ini asyik banget ya," bisik hatiku. Dengan senang hati, mereka memberikan penjelasan dan membiarkanku memilih menu. Wow banyak juga nih. 

Untunglah aku ini suka nonton drakor. Park Sin Hye, Park Min Young, Ji Chang Wook, Hyun Bin, Lee Minho jadi artis favoritku. Di drakor itu, sering ada acara makan-makan. Japchae, Tteobokki, kimchi, dan soyu adalah makanan dan minuman yang paling kuingat. Itulah tujuanku datang ke Fat Oppa. Penasaran, pengen tahu dan pengen bangets icip-icip menu korea. Alhamdulillah kesampaian 😄🤩 Benerankan jadi wisata kuliner. Pemanasan sebelum ke negeri ginsengnya hehehe.... 

 Berbeda dengan Fat Oppa yang ada di Cimahi dan cabang lainnya, di Fat Oppa Express ini, kita gak bisa mukbang sambil barbequan bareng. Di sini, konsepnya praktis. Kita tinggal makan cantik aza atau bisa pesan lewat Grabfood ato Gofood. Jadi, bisa makan sambil lanjut nonton drakor. Beuuuh... serasa jadi artis korea aza nih 😄

 Menurutku inilah salah satu adaptasi kebiasaan baru. Fat Oppa Express mampu menjawab tantangan zaman. Menyiasati masa Pandemi. Tetap menomorsatukan protokol kesehatan:
 1. Menjaga jarak
 2. Memakai masker
 3. Mencuci tangan 

 Namun soal rasa, sama dengan yang lainnya. Enak 😍😋 Kataku mah, makanan ini termasuk irit bumbu sih. Masaknya praktis dan cepat. Kita hanya menunggu sekitar 10 menit saja. Alarm akan berbunyi saat masakan siap 👍 Penasarankan sama menu yang kami pilih? Ini dia. 

 1. Menu Utama: Wagyu Cubes dan Beef Smokey Honeh BBQ 

 Menu ini cocok untuk makan siang. Isinya ada nasi, selada, kimchi dan tentu saja daging sapi. Wagyunya empuk bangets. Gak susah makannya dan gak bermasalah di gigi. Rekomen 10 dari 10 deh. Kok aku lupa ya gak icip beef smokeynya 😁🤦‍♀️ Efek enaknya Wagyu jadi lupa segalanya 😂 


 2. Snack: Original Tteobokki dan Fried Oden 

 Waah ini favorit kami berdua. Tteobokinya berbumbu banyak dan enak. KKN. Kenyal-kenyal nikmat gituh. Bumbunya, aku pake juga buat makan Oden yang gurih. Oden ini merupakan olahan ikan. Aku pernah juga icip Oden yang berkuahnya di Cimahi. Enak juga. 


Aku pengen Tteobokki


 3. Dessert: Strawbery Cheese Bingsu dan Oreo Cheese Bingsu

 Inilah menu baru yang kuicip. Kataku mah Bingsu ini adalah es krim dan es serut yang berpadu serasi dengan tambahan rasa. Oreo, wafer, strawbery, dan susu kental manis. Hasilnya? Woooow ruar biasa memanjakan lidah. 




Akoe tuuuh serasa bernostalgia ke masa kecil. Kembali ke menu favorit es krim, es puter, dan es serut dengan cetakan tangan disiram sirup warna-warni. Hmmm... masihkah mereka berjualan? 

 4. Minuman: Vanila Milkshake dan Chocolate Milkshake 



 Kalian pasti sudah bisa merasakannya kan? Tetap mantul di lidah. Hanya, kalo aku pesan lagi yang vanila mo minta dikurangi susu kental manisnya. Sayang, sisanya masih banyak. Dikocok dikit aza, manisnya sudah pas sih. Karena aku sudah manis? 😂 

Bukan sih, tapi sekarang lidahku lebih suka rasa asin, gurih dan tawar. Kalau kalian belon manis eh suka yang manis sih ok ok azah 😂😋 

Yuuuk, kulineran lagi



 Nah, itu kulinerku siang ini. Tadinya, pengen nambah Japchae juga tapi alhamdulillah perutku udah kenyang. Jadi, next time aza deh. Bisa jadi pengganti nasi, ya kan? 

Bersyukur banget wisata kulinerku kali ini sukses. Enak di lidah, enak di kantong dan enak di hati. Kalian mau juga? Langsung cus aza ke Fat Oppa Express. Tuntas deh icip-icip menu koreanya, Wagyu Cube dan teman-temannya.

 Berikutnya, kita kulineran kemana nih? Punya ide ato tempat yang rekomen? Tulis aza di komentar ya 😄😍👍 

 Ok, makasih.
 Sampai jumpa lagi

 Fat Oppa Express
 🏫 Taman Kopo Indah Blok F no 21 A Bandung 
       Open 10.00 - 21.00

Featured Post

Bubur Merdeka: Let’s Eat Porridge In Old Hotel

  Hai every one, I will bring you to eat porridge in old hotel. Do you want to join me? Let’s go. We walk to Gatot Subroto road in Cimahi....