4/19/2013

BIOGRAFI PENGUSAHA KULINER



     


DARI PHK KE SURABI





  Jika berjalan-jalan ke kota Cimahi, Anda bisa mencicipi camilan tradisional khas masyarakat Sunda bernama Surabi. Anda bisa menemukan kue basah ini di Jalan Kebon Kelapa Cimahi. Dari jalan Pojok Anda sudah bisa melihat spanduk sederhana bertuliskan  Ban Tjiang dengan jelas. Jika terus berjalan ke arah Timur pada sore hari, Anda pun bisa menemukan berbagai macam makanan lainnya, seperti: martabak, roti bumbu, gorengan, gado-gado dan masakan lainnya.


Kue serabi itu dikelola oleh Bapak Asep Eddi. Usaha ini dirintis oleh orang tua Pak Edi sejak dua puluh tahun lalu.Awalnya usaha ini menggunakan latar di depan rumah yang terletak di sebuah gang. Orang tua Pak Edi berjualan surabi bersama dengan masakan bermerek BanTjiang. Merek yang diambil dari nama orang tua Pak Edi. Masakan Ban Tjiang cukup terkenal. Saat itu, Pak Edi hanya berperan untuk sekedar membantu usaha orang tuanya. Pria kelahiran 15 Agustus 1963 itu bekerja di dunia pariwisata. Namun seiring dengan terjadinya krisis ekonomi, perusahaan itu bangkrut dan Pak Edi terkena PHK.


Sejak saat itu, Pak Edi mulai terjun secara serius untuk mengembangkan usaha surabi  yang telah dirintis oleh orang tuanya. Untuk lebih mengenalkan usahanya itu, sejak tujuh tahun lalu, Pak Edi memindahkan usaha surabinya ke pinggir jalan dekat dengan gang tempat tinggalnya. Pak Edi menggunakan roda sederhana dengan spanduk bertuliskan Kue Serabi dan Colenak  Sari  Rasa  ( BanTjiang ).  Di samping itu, anak pak Edi mempromosikan kue serabi itu dengan media internet.

              
  Surabi yang lembut dan enak rasanya itu menjadi buah bibir masyarakat. Pelanggannya berasal dari berbagai tempat dan status sosial yang berbeda, mulai dari pejalan kaki, bermotor bahkan bermobil, kerap mendatangi roda sederhana di jalan Kebon Kelapa No 2 Cimahi itu. Bahkan, menurut Pak Edi ada yang membeli kue Serabi ini untuk keluarganya yang tinggal di Singapura.


Pak Edi menjual cemilan tradsional ini dengan beraneka rasa. Mulai dari sentuhan original, yaitu oncom dan kinca atau larutan gula merah serta santan sampai sentuhan modern dengan rasa keju, sosis, abon dan berbagai macam variasinya. Ada sekitar 24 rasa. Ada yang manis seperti Serabi biasa putih manis, pandan wangi, coklat, kacang kismis, pisang keju dan sebagainya. Ada pula yang asin seperti Serabi oncom, telor, telor keju, sosis, abon sapi dan lain-lain. Pembeli bisa memilih berbagai macam rasa favoritnya. Harga surabi ini cukup ringan di kantong, yaitu mulai dari harga Rp 1000,- hingga Rp 2500,- per buahnya. Harga yang cukup stabil dari waktu ke waktu, walaupun harga terigu sebagai bahan bakunya mengalami kenaikan. Di samping serabi, Anda juga bisa memesan colenak seharga Rp 5000,- per porsi. Colenak merupakan cemilan manis terbuat dari peuyeum yang diberi toping enten atau parutan kelapa dan gula merah.
                Pak Edi juga menerima pesanan kue serabi ini untuk berbagai macam acara, seperti pernikahan, arisan dan lain sebagainya. Bahkan, Pak Edi pernah menerima pesanan untuk kegiatan bapak walikota Cimahi. Jika order ini banyak, Pak Edi biasanya akan menutup kios rodanya. Beliau akan lebih memfokuskan diri pada pesanan khusus itu.  Keterbatasan tenaga dan waktu menjadi kendalanya. Beliau tidak bisa membuat Serabi untuk pesanan sekaligus jualan di rodanya. Kue Serabi harus dibuat dadakan, agar rasa dan kualitasnya tetap terjaga. Untuk system pesanan ini, Pak Edi biasanya akan menerima order minimal  50 buah.
                Dalam menjalankan usahanya itu, Pak Edi sangat menjaga kepercayaan dari pelanggan. Beliau berprinsip untuk menjaga kualitas kue serabinya. Beliau tidak akan pernah menjual serabi sisa atau basi. Beliau akan menyajikan serabi segar,  fresh from anglo. Beliau menggunakan alat masak yang terbuat dari tanah liat ini sebanyak kurang lebih sepuluh buah. Agar pelayanannya lebih cepat, beliau memadukan anglo itu dengan kompor gas. Itulah bentuk inovasinya. Pada umumnya, anglo menggunakan kayu bakar . Selama menjalankan bisnis kecilnya itu, beliau tidak pernah mengalami kerugian atau kendala. Usahanya itu tetap berjalan selama puluhan tahun walaupun badai menerjang negeri ini. Hebat bukan ? Harga terigu yang sempat melonjak naik, tidak mempengaruhi usahanya itu. Harga serabi tetap stabil. Kuncinya ada pada aspek pengaturan atau manajemen bisnis. Pak Edi membuat perhitungan yang cermat dan berjangka panjang. Beliau bisa menutup kerugian itu dengan pesanan dalam jumlah banyak. Hal itu bisa didapatkannya dengan prinsip menjaga kepercayaan dari para pelanggan atau pembeli serabinya. Beliau takkan pernah mengkhianati mereka. Beliau akan selalu menjaga kualitas kue buatannya itu. Suatu prinsip usaha yang baik untuk tetap eksis.

 

PILIHAN NUTRISI ANAK ALERGI SUSU SAPI



Majalah AYAHBUNDA mengadakan acara jumpa pakar di hotel Sheraton In, Jalan Ir H Djuanda 390 Bandung.  Majalah yang berfokus pada masalah kehamilan, kelahiran dan tumbuh kembang anak itu menghadirkan pakar, seorang dokter anak, yaitu dr. Meita Dhamayanti, Sp.A, M.Kes dan  Product Manager Isomil, Elok Satiti. Acara tersebut berlangsung pada Minggu, 29 April 2012, mulai dari pukul 10.00 sampai 12.30. Acara seperti ini merupakan acara tahunan berkaitan dengan ulang tahun majalah AYAHBUNDA. Di usianya yang ke-35 tahun, majalah ini mengangkat tema Pilihan Nutrisi Anak Alergi Susu Sapi.
            Acara berlangsung menarik dan sarat pengetahuan. Acara dibuka oleh pembawa acara Ari Tirtosudiro sekitar pukul 9.30. Kemudian, pemimpin redaksi majalah AYAHBUNDA, Tenik Hartono memberikan sambutan.  Codedress acara hari itu adalah pink yang melambangkan kelembutan. Sambutan kedua diberikan oleh Produk Manajer Isomil, Elok Satiti. Setelah itu, acara beranjak pada materi.
            Materi pertama disampaikan oleh dr Meita Dhamayanti, Sp.A, M.Kes. Dr Meita membahas masalah alergi. Alergi merupakan kumpulan gejala akibat reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan disebabkan oleh beberapa pencetus. Alergi bisa dikatakan sebagai penyakit turunan. Jika satu orang tua (ayah saja atau ibu saja) memiliki alergi, maka anak akan tertular sebesar 25 – 30 %. Namun, jika kedua orang tua memiliki alergi maka anak akan memiliki alergi juga sebesar 60 – 70 %. Faktor pencetus alergi bermacam-macam, misalnya: udara, obat, binatang dan makanan. Salah satu pencetus alergi dari makanan adalah susu sapi.  Gejala-gejala alergi umumnya adalah :
a. kulit: kemerahan, ruam/ eksim, gatal-gatal
b. saluran pernafasan: batuk berulang, hidung tersumbat, sinitis dan asma
c. saluran cerna:muntah, diare, kolik, konstipasi
            Cara terbaik untuk menangani alergi adalah konsultasi dengan dokter. Selain itu, hindari pencetusnya, misalnya susu sapi serta produk turunannya, seperti: mentega, roti, yoghurt, es krim, puding, biskuit dan sebagainya. Air susu ibu merupakan pilihan terbaik bagi bayi yang memiliki alergi terhadap susu sapi. Alergi biasanya akan membaik sesuai perkembangan usia. 80 – 90 % terjadi pada usia 5 tahun.
            Materi kedua disampaikan oleh bunda Elok Nastiti. Bunda Elok ini merupakan senior manajer Isomil Plus Advance. Beliau memaparkan tentang salah satu alternatif nutrisi bagi anak yang alergi susu sapi. Bunda Elok menyarankan untuk mengonsumsi Isomil Plus Advance yang berbahan dasar  isolat protein kedelai. Susu ini memiliki beberapa keunggulan:
a. bebas laktosa : karena berbahan dasar isolat protein kedelai, maka aman bagi saluran  pencernaan.
b. mengandung nutrisi : susu ini diperkaya dengan protein dan kalsium yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kalsium juga bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi.
c. mengandung LA dan ALA: asam linoleat dan asam linolenat merupakan asam lemak  tidak jenuh ganda.
d. mengandung 26 macam vitamin dan mineral
e. rasa yang enak dan disukai anak-anak.
            Acara ini dimeriahkan oleh berbagai macam doorprice dalam jumlah yang cukup banyak. Hadiah-hadiah itu diperoleh melalui menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Mas Ari, busana terbaik, permainan dan keberuntungan. Beberapa anggota Ibu-ibu Doyan Nulis mendapatkan hadiah-hadiah tersebut. Pertama, Mbak Ocha yang berhasil menjawab pertanyaan seputar majalah AYAHBUNDA. Kedua, Teh Iin dan Mbak Ocha yang mengikuti permainan Supermarket Sweap. Ketiga, Mbak Nurul yang mendapatkan hadiah menarik berupa alat perasan jeruk. Keempat, AKU yang beruntung mendapatkan voucher belanja dari Yogya. Lucky for me at this moment ! Belanjaaa yuuuuk !
            Acara terakhir yang paling ditunggu-tunggu adalah menikmati makan siang di hotel berbintang. Perut lapar diisi dengan aneka hidangan utama, desert dan penutup. Hidangan utama berupa nasi putih, ayam sambal bajak, daging sapi cah cabe hijau, kakap balut tepung, capcay yang sayurannya gede-gede, mi goreng dan kroket. Desert pun bermacam-macam. Ada puding, pisang goreng tabur keju,cake dan lain-lain. Dan menu yang menyegarkan adalah buah-buahan yang beraneka rupa dan warna yang menarik: anggur, stroberi, semangka, jeruk sunkis, dan melon.
            Pokoe, acara hari itu perut kenyang, pengetahuan dapat serta rejeki nomplok ! Tak lupa narsis dan eksis tetap menjadi sebuah keharusan ! Foto yuk foto !

MUSIKALISASI PUISI



Pertama kali saya mendengar istilah musikalisasi puisi adalah saat belajar sastra sekitar tahun 1990-an. Bersama teman-teman sekelas dulu, kami beramai-ramai menyanyikan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono. Pada setiap kesempatan, kami bersenandung atau koor.  Di sela-sela waktu kuliah, dalam kegiatan sanggar sastra, di sela-sela pelaksanaan kegiatan, jalan-jalan, kumpul di rumah teman, di kendaraan, di gedung rektorat.  Ah, rasanya musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono adalah jiwa kami saat itu.
            Banyak puisi Sapardi Djoko Damono yang dijadikan sebagai lagu. Kalau tidak salah ada dalam kumpulan puisi Dukamu Abadi dan Hujan Bulan Juni. Dalam dirimu, Hujan Bulan Juni, Aku ingin, Metamorfosa,  adalah beberapa judul puisi yang sering kami dengar atau kami nyanyikan bersama..  Rasanya nikmat sekali menyanyikan lagu-lagu itu. Adem, tenang, damai, nyaman.
            Kini, musikalisasi puisi itu masuk pada kurikulum sekolah.  Musikalisasi puisi menjadi materi kelas Sembilan. Ketika melihat guru kelas Sembilan membawakan materi itu, musikalisasi puisi yang dibawakan ternyata bukan hanya puisi Sapardi Djoko Damono tapi juga lagu-lagu pop yang sudah terkenal. Yang paling sering adalah lagu-lagu bimbo, seperti Sajadah Panjang. Lagu-lagu Populer itu bisa dinyanyikan secara utuh atau anak-anak mengganti syairnya dengan puisi buatan mereka sendiri.
            Saat mengikuti  sebuah pelatihan, teman saya mengajarkan musikalisasi puisi dengan cara yang berbeda. Dia menggunakan fasilitas multimedia. Beliau menyajikan puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni. Kami mendengarkan lagunya bersama-sama dan juga melihat tayangan videonya. Setelah itu, kami berdiskusi membicarakan isi puisi tersebut.  Pada akhirnya, kami menyanyikan lagu itu bersama-sama. Asyiik !
            Musikalisasi puisi sebenarnya merupakan salah satu cara untuk menikmati  dan mengapresiasi puisi. Selama ini, puisi ( bagi saya khususnya ) merupakan suatu karya sastra yang sangat berat untuk dinikmati. Seringkali, kita harus berpikir keras untuk memahaminya. Menikmati puisi merupakan suatu hal yang sangat sulit dilakukan. Langka. Orang jarang jatuh hati pada puisi.
            Namun dengan keluar dari pakem  atau kebiasaan ( menurut saya), puisi dapat dinikmati dan diapresiasi oleh banyak orang. Lihatlah bagaimana para remaja banyak yang suka berpuisi sejak Dian Sastrowardoyo berpuisi pada film Ada Apa dengan Cinta. Film Tio Pakusadewo  Cinta dalam Sepotong Roti.

AKU INGIN
SAPARDI DJOKO DAMONO

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana.
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
           
Dengan berbagai cara tersebut, puisi sepertinya menjadi hal yang dapat diapresiasi dan dinikmati bersama seperti lagu-lagu pop. Puisi menjadi ringan bagi semua lapisan masyarakat. Mudah dinikmati. Tidak perlu serius atau kaku. Namun, tetap berisi dan menambah kekayaan batin kita. Melatih kepekaan sosial, rasa dan budi pekerti manusia. Mudah-mudahan puisi menjadi salah satu cara untuk membangun karakter positif bagi manusia Indonesia ! Manusia yang cerdas lahir batin. Aamiiin !


1/04/2013

PUZZLE HURUF MEMBANTU ANAK KONSENTRASI MEMBACA




            Membaca  merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh manusia. Kemampuan membaca sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bagaimanakah kita akan hidup di era informasi ini, jika tidak bisa membaca ? Kemampuan membaca ini tidak akan datang dengan sendirinya, tapi harus diajarkan dan dibiasakan sejak dini.
            Banyak hal yang bisa dilakukan oleh para orang tua. Bunda dan ayah harus memulainya  sejak janin dalam kandungan sampai waktu yang tak terbatas. Ingatlah pada prinsip pendidikan sepanjang hayat ! Sejak dalam kandungan, orang tua harus memberikan rangsangan-rangsangan positif pada janin yang dikandungnya. Mendengarkan lantunan ayat suci, musik, bercerita dan lain sebagainya. Tak kalah penting pula, bunda wajib memberikan makanan sehat dan bergizi untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Makanan yang bergizi tersebut sangat  bermanfaat dalam membentuk kecerdasan anak. Bagaimana anak akan belajar dengan baik, jika ia memiliki kendala dalam hal kecerdasan ? Oleh karena itu, ibu-ibu harus mempersiapkan kecerdasan anak sedini mungkin .
Salah satu usaha terpenting yang harus dilakukan oleh ibu-ibu adalah minum susu. Susu memiliki kandungan gizi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan kecerdasan bayi. Wajib diperhatikan, ibu-ibu jangan pernah menggunakan susu yang mengandung gula tambahan. Dalam situs okehealth, ada lima bahaya gula bagi tubuh. Pertama, gula tambahan dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi, jantung dan stroke. Kedua, makanan yang mengandung gula tinggi berarti mengandung kalori yang tinggi. Kalori tersebut bisa menyebabkan kegemukan (obesitas). Ketiga, rentan terhadap resiko diabetes. Keempat, kandungan gula yang tinggi akan menghilangkan energi secara drastis. Kelima, gula merupakan makanan bagi bakteri yang memproduksi asam, sehingga akan menyebabkan karang dan lubang di gigi. Dalam situs belajarpsikologi.com, gula juga dianggap dapat mengganggu konsentrasi belajar. Kasihan kan jika anak-anak kita menderita hal itu ? Kesehatan sangat berpengaruh terhadap kemampuan  konsentrasi belajar anak.
Sebaiknya, gunakanlah Anmum Essential 3 dan 4. Produk susu pertumbuhan anak tanpa tambahan gula pertama di Indonesia. Menurut ahli, susu sudah mengandung gula atau laktosa. Jadi, untuk apa ada gula tambahan ? Anmum Essential, produk susu untuk pertumbuhan anak ini tidak menggunakan gula tambahan, sehingga sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak di seluruh Indonesia bahkan di dunia.
            Setelah mengkonsumsi susu tanpa tambahan gula, maka ibu-ibu bisa dengan mudah mengajarkan kemampuan membaca pada anak. Anak-anak dijamin akan berkonsentrasi dan belajar membaca dengan cepat. Manfaatkanlah masa keemasan mereka ! Agar mereka bisa membaca dengan konsentrasi tinggi dan dalam jangka waktu yang lama, ibu-ibupun bisa menggunakan puzzle sebagai alat bantu. Puzzle huruf kini sudah banyak tersedia di pasaran. Ada yang ukuran besar, sedang maupun kecil. Ibu-ibu tinggal memilihnya saja.
 Ibu-ibu bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh anak dengan merangkai puzzle huruf menjadi kata. Selain itu, kita pun bisa mengadakan lomba menyusun kata dengan puzzle-puzzle huruf tersebut. Cara lainnya adalah bersama-sama menyusun kata. Mulai dari kata-kata yang sudah umum diketahui oleh anak, lalu bertahap pada kata-kata yang sulit. Setelah kata terbentuk, kita (Ibu dan anak) bisa membacanya dengan suara keras beberapa kali. Pengulangan merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar membaca.
Kegiatan belajar membaca ini akan terasa menyenangkan karena dilakukan dalam suasana bermain. Belajar yang serius tapi santai. Dengan demikian, anak dapat memiliki kemampuan membaca dengan baik. Ayo, Ibu-ibu berikanlah pelatihan membaca yang menyenangkan ! Jangan lupa pula berikan asupan gizi, Anmum Essential kepada putra-putrinya ! Ibu-ibu modern selalu tahu yang terbaik untuk putra-putrinya. Ibu-ibu modern akan selalu menambah wawasannya demi masa depan anak-anak tercinta.
Agar ibu-ibu memiliki wawasan tentang dunia perempuan, bergabunglah bersama Anmum Club dan grup Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Banyak hal yang akan ibu dapatkan dari kedua grup tersebut. Pengetahuan tentang kehamilan, tumbuh kembang anak, juga penghasilan tambahan, tanpa harus mengganggu peran kita sebagai istri dan ibu. Kita masih tetap dapat berkarya dari dalam rumah. Ikuti perkembangan informasinya di  http://www.facebook.com/groups/ibuibudoyannulis/. Banyak kegiatan yang bisa ibu-ibu ikuti, salah satunya adalah kegiatan lomba menulis ini. Mari mengembangkan diri bersama Anmum Club dan Grup Ibu-ibu Doyan Nulis ( IIDN ) ! Anmum Club dan Grup IIDN selalu memberi inspirasi untuk bunda.

                                                                                                                 ARUNDINA

Tulisan ini diikutsertakan dalam Writing Competition Anmum Bunda Inspiratif bersama IIDN




Buku-buku hasil karya anggota komunitas IIDN

1/03/2013

PERJALANAN


Catatan harian
WAKTU MENINGGALKAN JEJAK
Hai, kawan ! Ada yang berbeda hari ini. Cerita menarik yang akan kukisahkan padamu. Banyak kutemukan pesona dan inspirasi hidup hari ini.
Perjalananku dimulai setelah dering telepon genggamku berbunyi.  Muncul sebuah pesan ajakan. “Ayo kawan, kita berburu foto hari ini !” ajak seorang kawan akrabku. Sudah lama, aku tak berjumpa dengannya. Ini adalah ajakan yang telah lama kunantikan sejak lama. Segera , aku bergegas mempersiapkan diri. Setelah itu, aku berangkat seorang diri.
Dengan berjalan, kumulai perjalanan pertamaku hari itu. Matahari belum ganas menyinari bumi. Sinarnya terasa hangat di tubuhku. Jam di tangan baru menunjuk ke angka tujuh. Kehidupan di sepanjang jalan yang kulewati telah mulai ramai. Aku mengamati dan menikmati keadaan sekeliling. Tiba-tiba, bunyi itu datang kembali. Segera, aku membaca pesan kedua. “Aku sudah sampai di tempat,” tulis kawan akrabku. “Ok, aku sudah jalan,” balasku cepat. Aku memperlebar langkahku. Aku berjalan panjang-panjang.  Ingin rasanya cepat berjumpa dengan kawan lamaku itu. Nafasku memburu. Tersengal-sengal. Akhirnya, aku sampai di sebuah terminal.
Aku melihat-lihat keadaan sekitar. Parkir motor. Warung. Kios-kios. Orang-orang yang sedang berbelanja. Pedagang. Tukang delman. Petugas terminal. Anak jalanan. Namun, tak tampak wajah yang kucari. Kriiing … Aku menelepon kawanku itu. “Di mana ?” tanyaku. “Aku ada di depan,” jawabnya. “Sebelah mana ? Aku sudah ada di terminal,” kataku memberikan informasi. Klik. Putus. Hah ?! Aku celingukan. Kulangkahkan kakiku menyebrangi jalan. Mataku menatap awas. Mencari wajah yang kukenal. Tiba-tiba, aku melihatnya agak jauh di depan. Aku melambaikan tangan.  Ia tersenyum padaku. Begitu berhadapan, kami bersalaman, berpelukan melepas rindu. “Apa kabar? Kemana aja?” sapanya. Senyum khasnya tersungging di bibir. Bahagianya hatiku. Kami segera memulai perjalanan penting ini.
Aku dan kawanku mengawalinya dengan sarapan bubur di depan terminal. Sambil ngobrol ngalor- ngidul. Ia mengeluarkan kameranya. Jepret. Dua orang perempuan yang ada di depan ditangkap kameranya. Ah, sayang ada bayang-bayang laki-laki menghalanginya ! Ia beraksi kembali. Jepret. Kena kau ! Seorang pembeli bubur dan pedagang bubur berdiri agak berjauhan di depan roda jualannya. Mantap. Ia terus bercerita tentang fotografi. Benda-benda di sekitar kami menjadi sasaran kameranya. Barang bekas di bawah meja menjadi objek foto yang menarik. Tak kusangka seindah itu. Ajaib !  Tas merahku pun menjadi sasarannya.  Nuansanya sungguh berbeda dengan aslinya. Foto-foto itupun mulai bercerita.
Perjalanan pun berlanjut. Kami menyusuri jalanan kembali. Untuk pertama kalinya, aku lebih intens memperhatikan kehidupan jalanan. Ia membawaku pada objek foto yang dianggapnya menarik. Gambar-gambar berwarna di dinding. Ia menangkap momen. Kilatan cahaya membentuk sebuah objek gambar yang menarik. Setelah itu, Ia pun menyebrangi jalan. Aku memperhatikannya. Jepret. Rombongan anak laki-laki berjalan melintasi gambar dinding tadi. Indah sekali. Aku pun mencoba menangkap objek. Tidak memuaskan. Terjadi tumpukan gambar. Objek foto terlewat begitu saja. Uuughh… sayaaang !  “Tingkatkan kecepatan, simpan  tanganmu ditombol !” perintahnya. Aku membidik lagi. Dia ada di belakangku. “Ya, tekan !” instruksinya. Sukses. Aku mendapatkan gambar yang menarik. “Jika kau melihat latar yang menarik, bersiaplah. Tunggulah dengan sabar objek fotomu datang. Lalu, jepret! “ katanya memberi arahan. Aku semakin bersemangat.  “Jadi fotografer itu harus sabar dan tekun,” pikirku. Kami kembali menyusuri jalanan. Kearah pasar.
Dalam perjalananku itu, tiba-tiba bermunculan obyek-obyek foto yang menarik. Ibu-ibu yang berjalan menggandeng anaknya. Lumut di dinding. Karung bekas yang tersandar di tembok. Wanita muda yang sedang berdiri di persimpangan. Becak yang berjejer rapi. Bangunan tua. Semuanya bercerita banyak pada kami.
Langkah-langkah kami terus menyusuri trotoar. Jepret sana. Jepret sini. Delman dengan kusirnya. Orang-orang yang bertemu dan ngobrol di jalanan. Dua orang nenek-nenek yang sedang duduk. Wanita yang membeli asin. Toko pakaian. Tukang buah. Warna-warni kehidupan yang indah.
Perjalanan belum berakhir. Kami menuju sebuah bangunan tua. Unik katanya. Kami memandanginya beberapa saat. Jepret. Lalu, kami duduk santai di seberangnya. Di depan bangunan tua itu ada dua orang pencari nafkah. Satu sebagai penjual pigura. Yang seorang lagi tukang jahit. Betapa mereka bekerja keras dan tekun demi sesuap nasi. “Dengan memotret, sebenarnya kita mengasah hati,” ujarnya. “Coba perhatikan tukang jahit itu memasang benang. Objek foto yang menarik. Namun, hanya sesaat. Setelah itu hilang.” Tiba-tiba, ia mengambil gambar. Seorang bapak bercelana pendek keluar dari pintu gedung itu. Menarik. Kau tahu kawan, apa yang selanjutnya terjadi ? Hanya dalam hitungan detik, Si Bapak menghilang di balik pintu. Pintu itu tertutup rapat. Ceritapun berganti. Betapa waktu sangat berharga ! Waktu meninggalkan jejak. Mungkin takkan kembali. Di saat itulah, kita harus memanfaatkan kesempatan. Menangkap jejak yang hanya sekian detik itu. Hidup terasa lebih bermakna.
perjalanan waktu memang tak terasa 

Rabu, 2 Januari 2013
Kisah perjalananku bersama Mbak Vivera di awal tahun baru menyusuri kota kelahiranku

Featured Post

6 Tip jadi Manusia Kreatif, Seorang Inovator

  Manusia kreatif/ inovator merupakan golongan langka. Hanya 10 persen saja. Menurut Sigi Wimala, kreativitas adalah kemampuan berpikir seca...