4/19/2013

BISNIS YUK



Dalam sebuah pelatihan, seorang narasumber pernah mengatakan bahwa di negara maju pekerjaan pegawai negeri itu tidak laku. Mereka pada umumnya lebih memilih sebagai pengusaha. Hari ini, saya melihat kecenderungan itu akan terjadi juga di Indonesia. Mengapa ? Gaung bisnis mulai berkembang di negara tercinta ini. Bahkan, sudah mulai merambah ke dalam kurikulum berupa kewirausahaan. Di samping itu, di berbagai tempat dan kesempatan banyak acara diselenggarakan untuk mengembangkan bisnis. Salah satunya adalah Diskusi Bisnis Praktis : Strategi Pemasaran Produk dan SEO Web. 
            Diskusi tentang pemasaran secara langsung dan daring atau menggunakan media internet ini diprakarsai oleh Ikatan Entrepreuner Cimahi. Acara berlangsung di Kafe Kupu-Kupu jalan Kol. Masteri Cimahi pada Sabtu, 9 Maret 2013, mulai pukul 10 hingga sore hari.  
            Jika Anda akan terjun ke dunia bisnis, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pengusaha harus bekerja keras, konsisten, jangan menunda-nunda pekerjaan, pandai mengatur waktu dan harus sabar. Saat menjual produk, jangan pernah berpikir akan langsung terjadi transaksi/ pembelian ! Produk harus dikenal dulu oleh konsumen. Kemudian, kita mulai melakukan pendekatan pada konsumen (follow up) sampai akhirnya konsumen membeli produk kita. Carilah prospek ( calon pembeli ) sebanyak-banyaknya ! Dalam hukum bisnis berlaku fakta bahwa 20 % dari prospek itu adalah pembeli. Jadi, semakin banyak prospek maka akan semakin banyak pula pembelinya.
            Selain itu, kita juga harus memiliki strategi bisnis yang tepat. Siapkan produk yang kita kuasai. Carilah unique selling point atau kekhasan produk kita, yang akan menarik perhatian dan minat konsumen. Hal itu bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti: nama produk yang unik ( Siomay pinky), kemasan, jenis produk dan lain sebagainya. Setelah itu, kuasailah masalah biaya, mulai dari biaya produksi, kemasan dan lain sebagainya. Lalu, tetapkan harga jual sambil melihat produk saingan. Kita bisa melakukan berbagai macam cara. Misalnya: mix and match. Anda menjual es doger untuk anak sd dan warga perumahan elit. Harga jualnya tentu berbeda. Anda menjual es doger tersebut lebih mahal daripada produk sejenis. Berikanlah hadiah kecil sebagai nilai tambahnya : stiker, mainan, kuis dan lain sebagainya. Biaya untuk gimik ini bisa diambil dari hasil penjualan es doger di perumahan elit. Jika sudah berkembang, sisihkan biaya untuk gimik ini. Pemasaran perlu juga memahami psikologi konsumen !
            Saat produk Anda sudah mulai berjalan dan konsumen banyak yang membeli, biasanya kita akan sampai pada tahap jenuh. Penjualan menurun. Di saat-saat seperti ini, jangan patah semangat ! Lakukan inovasi dan pengembangan usaha ! Ubah kemasan, variasikan ukuran produk kita, manfaatkan momen khusus, seperti lebaran, agustusan dan lain sebagainya ! Pemasaran merupakan dunia yang dinamis. Jadi, ciptakanlah inovasi-inovasi baru secara terus menerus untuk mengembangkan usaha kita !
            Usahakan agar pembeli ( konsumen) kita tergolong 3 R. Redid, referensi, dan reputasi. Maksudnya adalah pembeli kita akan secara terus-menerus (berulang-ulang) membeli produk kita. Menjadi referensi produk kita untuk orang lain. Di sini, konsumen akan memberitahukan/ memasarkan produk kita dari mulut ke mulut. Lalu, dengan kesetiaannya itu, mereka akan mampu menjadi reputasi positif produk kita. Artinya, jika ada konsumen yang tidak puas dengan produk kita, mereka akan menjadi tameng. Tetap menjaga citra positif untuk produk kita, bahkan menjadi pembela produk kita.
            Di samping itu, kita juga bisa memanfaatkan media internet untuk memasarkan produk kita. Banyak pengusaha melakukannya melalui berbagai macam media social: facebook dan twitter atau membuat web khusus dan memanfaatkan web yang telah ada seperti: kaskus, toko bagus dan lain sebagainya. Keunggulannya, modal kecil, untung besar. Syarat utamanya kita harus senang melakukan kegiatan daring (online). 20 % untuk pemasaran produk, 80 % untuk pergaulan, pelayanan prima dan sebagainya. Tentunya, semua tak lepas dari usaha untuk meningkatkan hasil penjualan produk kita.
            Itulah beberapa tips bisnis yang disampaikan oleh para narasumber. Narasumbernya adalah kepala cabang bank Mega, Pak Dennis dan Pak Dendi, dan para pengusaha. Ketua Ikatan Entreupreuner Cimahi, Irsan Yanuar, MBA bertindak sebagai moderator. Acara ini disponsori oleh bank Mega dan rumah kerudung Meidina.
           

BIOGRAFI PENGUSAHA KULINER



     


DARI PHK KE SURABI





  Jika berjalan-jalan ke kota Cimahi, Anda bisa mencicipi camilan tradisional khas masyarakat Sunda bernama Surabi. Anda bisa menemukan kue basah ini di Jalan Kebon Kelapa Cimahi. Dari jalan Pojok Anda sudah bisa melihat spanduk sederhana bertuliskan  Ban Tjiang dengan jelas. Jika terus berjalan ke arah Timur pada sore hari, Anda pun bisa menemukan berbagai macam makanan lainnya, seperti: martabak, roti bumbu, gorengan, gado-gado dan masakan lainnya.


Kue serabi itu dikelola oleh Bapak Asep Eddi. Usaha ini dirintis oleh orang tua Pak Edi sejak dua puluh tahun lalu.Awalnya usaha ini menggunakan latar di depan rumah yang terletak di sebuah gang. Orang tua Pak Edi berjualan surabi bersama dengan masakan bermerek BanTjiang. Merek yang diambil dari nama orang tua Pak Edi. Masakan Ban Tjiang cukup terkenal. Saat itu, Pak Edi hanya berperan untuk sekedar membantu usaha orang tuanya. Pria kelahiran 15 Agustus 1963 itu bekerja di dunia pariwisata. Namun seiring dengan terjadinya krisis ekonomi, perusahaan itu bangkrut dan Pak Edi terkena PHK.


Sejak saat itu, Pak Edi mulai terjun secara serius untuk mengembangkan usaha surabi  yang telah dirintis oleh orang tuanya. Untuk lebih mengenalkan usahanya itu, sejak tujuh tahun lalu, Pak Edi memindahkan usaha surabinya ke pinggir jalan dekat dengan gang tempat tinggalnya. Pak Edi menggunakan roda sederhana dengan spanduk bertuliskan Kue Serabi dan Colenak  Sari  Rasa  ( BanTjiang ).  Di samping itu, anak pak Edi mempromosikan kue serabi itu dengan media internet.

              
  Surabi yang lembut dan enak rasanya itu menjadi buah bibir masyarakat. Pelanggannya berasal dari berbagai tempat dan status sosial yang berbeda, mulai dari pejalan kaki, bermotor bahkan bermobil, kerap mendatangi roda sederhana di jalan Kebon Kelapa No 2 Cimahi itu. Bahkan, menurut Pak Edi ada yang membeli kue Serabi ini untuk keluarganya yang tinggal di Singapura.


Pak Edi menjual cemilan tradsional ini dengan beraneka rasa. Mulai dari sentuhan original, yaitu oncom dan kinca atau larutan gula merah serta santan sampai sentuhan modern dengan rasa keju, sosis, abon dan berbagai macam variasinya. Ada sekitar 24 rasa. Ada yang manis seperti Serabi biasa putih manis, pandan wangi, coklat, kacang kismis, pisang keju dan sebagainya. Ada pula yang asin seperti Serabi oncom, telor, telor keju, sosis, abon sapi dan lain-lain. Pembeli bisa memilih berbagai macam rasa favoritnya. Harga surabi ini cukup ringan di kantong, yaitu mulai dari harga Rp 1000,- hingga Rp 2500,- per buahnya. Harga yang cukup stabil dari waktu ke waktu, walaupun harga terigu sebagai bahan bakunya mengalami kenaikan. Di samping serabi, Anda juga bisa memesan colenak seharga Rp 5000,- per porsi. Colenak merupakan cemilan manis terbuat dari peuyeum yang diberi toping enten atau parutan kelapa dan gula merah.
                Pak Edi juga menerima pesanan kue serabi ini untuk berbagai macam acara, seperti pernikahan, arisan dan lain sebagainya. Bahkan, Pak Edi pernah menerima pesanan untuk kegiatan bapak walikota Cimahi. Jika order ini banyak, Pak Edi biasanya akan menutup kios rodanya. Beliau akan lebih memfokuskan diri pada pesanan khusus itu.  Keterbatasan tenaga dan waktu menjadi kendalanya. Beliau tidak bisa membuat Serabi untuk pesanan sekaligus jualan di rodanya. Kue Serabi harus dibuat dadakan, agar rasa dan kualitasnya tetap terjaga. Untuk system pesanan ini, Pak Edi biasanya akan menerima order minimal  50 buah.
                Dalam menjalankan usahanya itu, Pak Edi sangat menjaga kepercayaan dari pelanggan. Beliau berprinsip untuk menjaga kualitas kue serabinya. Beliau tidak akan pernah menjual serabi sisa atau basi. Beliau akan menyajikan serabi segar,  fresh from anglo. Beliau menggunakan alat masak yang terbuat dari tanah liat ini sebanyak kurang lebih sepuluh buah. Agar pelayanannya lebih cepat, beliau memadukan anglo itu dengan kompor gas. Itulah bentuk inovasinya. Pada umumnya, anglo menggunakan kayu bakar . Selama menjalankan bisnis kecilnya itu, beliau tidak pernah mengalami kerugian atau kendala. Usahanya itu tetap berjalan selama puluhan tahun walaupun badai menerjang negeri ini. Hebat bukan ? Harga terigu yang sempat melonjak naik, tidak mempengaruhi usahanya itu. Harga serabi tetap stabil. Kuncinya ada pada aspek pengaturan atau manajemen bisnis. Pak Edi membuat perhitungan yang cermat dan berjangka panjang. Beliau bisa menutup kerugian itu dengan pesanan dalam jumlah banyak. Hal itu bisa didapatkannya dengan prinsip menjaga kepercayaan dari para pelanggan atau pembeli serabinya. Beliau takkan pernah mengkhianati mereka. Beliau akan selalu menjaga kualitas kue buatannya itu. Suatu prinsip usaha yang baik untuk tetap eksis.

 

Featured Post

Fiksi Mini: Aurora

  Semangat sekali aku menyambut tahun ajaran baru ini. Setelah liburan selama dua minggu, energiku terisi penuh. Langkahku tegap menuju kela...