9/14/2013

Kalmat Majemuk



I.                   Pengertian
1.      Frasa/ Frase adalah kelompok kata yang tidak melebihi batas fungsi.
Perhatikan contoh berikut ini :
KALIMAT
FRASA
Aku /  belajar.
   S      P
Coboy Junior / pergi /  ke Amerika.
           S             P                K
kepergian ayah

ke Amerika

2.      Frase adalah kelompok kata yang unsur - unsurnya masih mempertahankan makna aslinya.
KATA MAJEMUK
FRASA
bunga desa
panjang tangan
bunga mawar
tangan panjang

II.                Ciri-ciri Frase
1.      Frasa dibentuk oleh dua kata atau lebih.
2.      Unsurnya ( kata ) tidak mengandung Subyek dan Predikat.
3.      Unsur-unsurnya masih mempertahankan makna aslinya.

III.             Contoh – contoh Frasa dan Kata Majemuk

KATA MAJEMUK
FRASA

lintah darat
mata sapi
merah jambu
naik darah
orang tua
omong kosong
akal kancil
darah tinggi
garis depan
jabat tangan
jantung kota
air terjun
anak emas
ibu pertiwi
naik haji
modal dengkul
raja hutan
orang kuat
naik pangkat
saksi mata
tangan besi
muda belia
panas dingin
hutan rimba
darah bangsawan
buah bibir
berbadan dua


ayah ibu
siang malam
suka duka
pulang pergi
jual beli
rumah besar
hari senin
tangga berjalan
sedang membaca
merah sekali
ketua MPR, Taufik Kiemas
Indonesia, negaraku
di sekolah
dari rumah
ke kantor
untuk adik
kepada guru
berjalan cepat
merdu sekali
sangat indah
banyak kemudahan
si kancil
hak dan kewajiban
kau dan aku
kamu sekalian
lebih kurangl
lima atau enam



Daftar Pustaka: Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan kesusastraan.   Bandung:   CV Yrama Widya
Foto: Unsplash

9/13/2013

KONJUNGSI




I.                   DEFINISI
              Istilah lain untuk konjungsi adalah kata sambung, kata penghubung, kata penggabung.
          Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua atau lebih kata, klausa, kalimat    atau paragraf.
II.                JENIS-JENIS KONJUNGSI
1.      Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur  atau lebih dan memiliki kedudukan setara.
Contoh : dan menandai hubungan penambahan
               atau menandai hubungan pemilihan
               tetapi menandai hubungan perlawanan
2.      Konjungsi Subordinatif
Konjungsi ini menghubungkan dua unsur yang memiliki hubungan bertingkat. Ada anak kalimat dan induk kalimat. Konjungsi ini biasanya membentuk kalimat majemuk bertingkat.
Contoh : a. konjungsi subordinatif waktu : sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, selagi, selama, sampai
b. konjungsi subordinatif syarat : jika, kalau, asalkan,, bila, manakala
c. konjungsi subordinatif pengandaian : andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya
d. konjungsi subordinatif tujuan : agar, supaya, untuk
e. konjungsi subordinatif konsesif : biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun
f.  konjungsi subordinatif pemiripan : seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
g. konjungsi subordinatif penyebaban : sebab, karena, oleh karena
h. konjungsi subordinatif pengakibatan : sehingga, sampai-sampai, makanya
i. konjungsi subordinatif penjelasan : bahwa
j. konjungsi subordinatif cara : dengan

3.      Konjungsi Korelatif
Konjungsi ini menghubungkan dua kata, frasa atau klausa yang kedudukannya sama. Konjungsi ini biasanya digunakan dalam kalimat majemuk.
Contoh :
No
Konjungsi
Kalimat
1


2


3

4
5

6


7


8
Tidak hanya …, tetapi juga …


Tidak hanya …, bahkan …


Bukannya …, melainkan …

Makin …, makin …
Jangankan …, pun …

Baik …, maupun …


Demikian ( rupa )…, sehingga…

apa(kah)… atau …
Kita tidak hanya harus menyetujui peraturan itu, tetapi juga harus mematuhinya.
Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan diri untuk bermandi-mandi di sungai yang jernih itu.
Bukannya bibi yang menanak nasi, melainkan ibuku.
Makin besar, pohon itu makin rimbun.
Jangankan orang lain, orang tuanya pun tidak dihormatinya.
Baik yang kaya, maupun yang miskin, mereka turut berpartisipasi dalam penanganan korban bencana alam ini.
Perancangan bangunan ini demikian rumitnya, sehingga memakan waktu penyelesaian yang lama.
Apakah kepala sekolah berada di sekolah atau tidak, kami tetap melaksanakan kewajiban dengan baik.





4.      Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi ini berfungsi menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Oleh karena itu, konjungsi ini akan mengawali kalimat baru sehingga harus menggunakan huruf kapital.
Contoh : 1. biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun, demikian
2. meskipun demikian/ begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu,      selanjutnya.
   3. tambahan pula, lagi pula, selain itu
   4. sebaliknya
   5. sesungguhnya, bahwasanya
   6. bahkan
   7. akan tetapi, namun
   8. kecuali itu
   9. dengan demikian
  10. oleh karena itu, oleh sebab itu
 11. sebelum itu

5.      Konjungsi antarparagraf
Konjungsi ini akan menghubungkan suatu paragraph dengan paragraph lainnya.
Contoh : alkisah, syahdan, adapun, akan hal itu, mengenai, dalam pada itu.


SUMBER :
1.      TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA
2.      KOMPETENSI KETATABAHASAAN DAN KESASTRAAN
Penulis : Drs. E. Kosasih, M.Pd

           



9/01/2013

IMBUHAN DALAM BAHASA INDONESIA



I.                    PENGERTIAN / DEFINISI IMBUHAN ( AFIKS )
Imbuhan merupakan sebuah bentuk bahasa yang tidak dapat berdiri sendiri. Imbuhan biasanya melekat pada kata dasar, baik di depan, tengah ataupun di akhir kata dasar.

II.                  JENIS-JENIS IMBUHAN DALAM BAHASA INDONESIA
1.       Awalan / Prefiks : imbuhan ini melekat pada bagian awal ( di depan ) kata dasar.
Contoh : me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, se-
2.       Sisipan / Infiks    : imbuhan yang melekat di tengah-tengan kata dasar.
Contoh : - el -.  - em -, - er -
3.       Akhiran / Sufiks  : imbuhan yang melekat pada bagian akhir ( di belakang ) kata dasar.
Contoh : -an, -kan, -i
4.       Konfiks : merupakan gabungan imbuhan ( awalan dan akhiran ) yang membentuk kata secara sekaligus.
Contoh : ke-an, pe-an, ber-an
5.       Simulfiks : gabungan imbuhan yang membentuk kata secara bertahap
Contoh : me-kan, di-kan, me-i, memper-kan, diper-kan
6. Imbuhan yang berasal dari bahasa asing ( Inggris, Sansekerta, Arab ... ). Biasanya berupa akhiran.
Contoh : -is, -isme, -or, -man, -wan, -wati, -i, -wi, -iah, -if, -isasi, -logi
Contoh kata : kapitalis, komunisme, orator, budiman, hartawan, wartawan, wartawat, insani, alamiah, agamis, manusiawi, produktif, labelisasi, biologi,

III.                FUNGSI IMBUHAN
A.      Pembentuk Kata Benda
Imbuhan pembentuk kata benda yaitu : -an, pe,
Contoh kata : makanan, petinju, pemalas
B.      Pembentuk kata kerja
a.       Imbuhan pembentuk kata kerja aktif, yaitu : me-,  ber-,
Contoh kata : melukis, menari, berlari, belajar
b.      Imbuhan pembentuk kata kerja pasif, yaitu : di-, ter-
C.      Pembentuk kata bilangan
Imbuhan pembentuk kata bilangan, baik bertingkat atau kumpulan adalah ke-, se-
Contoh kata : ketiga, kelima, seekor, sehelai, sekota

IV.                BENTUK IMBUHAN
A.      TETAP (TIDAK BERUBAH )
Pada umumnya bentuk imbuhan itu tetap. Jika melekat pada kata dasar imbuhan itu tidak akan berubah.
Imbuhan yang tidak mengalami perubahan bentuk adalah di, ter, ke-, se-, -an, -I, -kan

B.      BERUBAH ( ALOMORF )
Jika melekat pada kata dasar imbuhan ini akan berubah bentuk sesuai dengan huruf awal pada kata dasar yang dihadapinya.

Imbuhan yang mengalami perubahan bentuk adalah :
1.       Me-
Imbuhan ini akan berubah menjadi, men-, mem-, meng-, meny-, menge-
Contoh kata : melipat, mencuci, memilih, mengambil, menyanyi, mengepel

2.       Ber-
Perubahan imbuhan ini adalah be dan bel
Contoh kata : berlari, berenang, belajar

Featured Post

Liburan Murah Meriah Ke Cicalengka Bandung

  Halo sobat yayauarundina.com – Sering, kita berpikir ribet dan butuh dana besar untuk mengisi liburan. Ternyata, ada nih liburan murah me...