8/13/2014

BELAJAR TENTANG PUISI

Tulisan yang ringkas, padat dan bermakna sangat dalam serta dituangkan dalam bentuk bait. Itulah puisi. Pada umumnya, puisi itu hemat kata-kata. Termasuk juga dalam puisi prosa. Ciri khas ini tidak akan hilang, karena seorang penyair akan mengkristalkan permasalahan yang dituangkan dalam puisinya sedemikian rupa. Kehematan kata itu menjadikan sebuah puisi demikian sangat padat dan bermakna dalam. Penyair ditantang untuk melakukan diksi atau pemilihan kata secara tepat.

Belajar tentang puisi, kita harus berani membuat puisi dan membiarkan diri kita terbuka dengan pemikiran orang lain. Mari, belajar dari para penulis perempuan berikut ini ! Simaklah, cermatilah dan kritisilah puisi-puisi mereka ! Perhatikan pula cara mereka meramu sebuah permasalahan hidup dalam bentuk puisi. Piawai menjalin kata, menciptakan makna dan frasa baru, juga begitu dalamnya mereka mengkristalkan momen-momen puitik itu. Simak pula komentar/ masukan/ tanggapan dari penyair ternama sebagai guru mereka, Kang Cecep Syamsul Hari.

Semoga puisi-puisi ini bisa segera dipublikasikan menjadi sebuah buku !

Puisi- Puisi Adelina
(1)Bulan Suci Itu
Jangan hadirkan Ramadhan, Tuhan
Bila ritual menjadi kebanggaan
Bila lebaran hanya kesenangan




 [NN1]Penggunaan kata yang disengaja sebagai pola repetitif cukup baik.

 (3) Di Atas Sungai
 Di atas sungai Seine dalam dekapan megahnya Eiffel
Mata kanakmu menyapu setiap butiran tanah
Melangkah tiada gontai

 [NN1]Biasanya orang berkata “menyungging senyum”. Jadi upaya pengungkapan baru “menyungging ujung bibir” dapat difahami sebagai langkah keluar dari klise atau dengan kata lain mencari ungkapan baru.
Aku, ibumu
Berbisik setengah daya, ”Adakah engkau disana?”[NN1] 

 [NN1]di sana, bukan disana


 [NN1]Lagi, penutup sajak yang elok. Keseluruhan sajak ini kontemplatif.
 (4) Cermin
Jasad kaku tanpa paras
Menatap setajam parang
Denyut lambat mengelebat
[NN1]  

 [NN1]Bait ini imajinatif. Oke!
(5) Pisau
Pisau tubuhmu bermandikan tuak
Tuak aren tanah batak
Menyehatkan sekaligus memabukkan
Membuatku berdarah-darah

*ada alusi ke dan referensi kepada kekayaan lokal

Melipat Februari dalam  sebuah keinginan yang terpenggal[NN1] 


 [NN1]Kalimat agak rancu dan dipaksakan.

Segera kukemas bayangmu[NN1] 

 [NN1]Baris ini asyik. Sangat imajinatif dan metaforis. Bagus.

Hingga kelak ku ‘kan menemukan jalan terang
Jalan menuju muara

Menjauhi mata airmu
Hingga air mata menjarak dari mata air
[NN1] 

 [NN1]Pemilihan kata (diksi) “muara” dan “mata air” di sini dibingkai oleh kesatuan makna gramatikal.


 [NN1]Judul oke euy. Sip!

Engkau pengembara sunyi.Aku pun harus sunyi.

 [NN1]Singkat, padat. Oke.

cinta seperti apa yang kau beri untukku
dan kamu tak pernah mengerti
cinta seperti apa yang kuberi untukmu
[NN1] 

 [NN1]Ungkapan yang sederhana tapi cukup kuat.

Puisi-puisi Xenny Fitriyani[NN1] 
(1)Terlambat[NN2] 
Maka kulerai segala selisih di dalam sini yang entah apa karena aku tak boleh lupa kalau kita mesti berpayung sama, langit pun lelangit.
Kita tak mungkin selamanya menimang rasa yang bernas, mesti sesekali diremukan[NN3]  saja sampai halus atau direndam dalam air hangat kuku lalu menikmatinya susut dan larut. Rasanya sangat konyol membiarkan terjadi yang semestinya tak terjadi. Seperti huruf H yang menguap karena penuh udara Seperti air yang ingin kusulap menjadi agar-agar Biar tak lari disela [NN4] jemari.

 [NN1]Catatan khusus untuk Xenny:  teruslah menulis sajak-sajak dengan gaya dan rancang bangun seperti ini. Tampaknya Xenny merasa nyaman dengan penulisan dengan gaya ini. Nanti jika suatu saat Xenny merasa perlu melakukan ekplorasi estetik lain,  terimalah sebagai fase penulisan sajak/eksplorasi estetik berikutnya.
 [NN2]Secara keseluruhan puisi ini cukup kuat. Diperlukan nafas panjang dan konsentrasi penuh untuk menulis sajak-sajak berkecenderungan prosais. Catatan ini juga berlaku untuk Farra Yanuar.
 [NN3]“diremukkan”, bukan “diremukan”.
 [NN4]“di sela jemari”, bukan “disela jemari”.

 
hadir bukan karena dirinya
tapi hadir karena-Nya

*kontemplatif

(9)LELAH
 Bila salahku menjelma
Karena…[NN1] 


 [NN1]Sebenarnya penggunaan terlau banyak kata/kalimat elips (ditandai dengan penggunaan titik-titik, tidak efektif dalam puisi.

Puisi-puisi Yayu Arundhina

Takdir hidupmu

 [NN1]Dua baris kalimat penutup ini oke.




5/06/2014

WISATA KULINER : DI KOTA HIJAU


     Kota hijau merupakan julukan untuk kota Cimahi. Konon, julukan ini diberikan karena kota ini merupakan pusat pendidikan/ latihan militer.  Kota ini berjarak sekitar 10 kilometer dari kota Bandung. Jika jalanan lancar, kota inipun dapat dituju dari Jakarta sekitar 2-3 jam perjalanan dengan kendaraan melalui tol Cipularang, melalui pintu keluar Baros. Jika berkunjung kota ini, Anda dapat menikmati wisata kuliner yang tersebar di berbagai sudut kota.

SARAPAN PAGI
   Cimahi menyediakan berbagai macam menu yang beragam untuk sarapan pagi, seperti bubur ayam, nasi kuning, nasi uduk, kupat tahu. Makanan tersebut banyak ditemukan diberbagai tempat, baik di pinggir jalan,tukang jualan  keliling (biasanya berupa roda)  atau menetap di suatu tempat. Bubur ayam yang cukup enak adalah bubur ayam Pak Sunar yang berjualan di halaman toko Indomaret, sebelum belokan Cihanjuang. Selain itu ada juga di toko kue Merdeka, jalan Gatot Subroto. Harganya cukup bervariasi tergantung menu yang diinginkan, yaitu biasa, special, telor, ati ampela. Pada umumnya kurang dari Rp 20.000,-. Di tempat ini juga Anda bisa menikmati sop buah. Jika Anda penggemar bubur Hongkong, datanglah ke jalan utama ( Jalan Amir Mahmud ), tak jauh dari perempatan jalan Gatot Subroto. Tempatnya berada di sebrang PLN atau sebrang  jalan Rd Embang Artawidjaja. Tempatnya cukup nyaman walau berada di pinggir jalan.
            Nasi kuning bisa Anda temukan di berbagai tempat dengan mudah. Yang enak ada di jalan Kebon Cau, tepat di belokan sebelum ke jalan Asem. Di jalan inipun Anda akan menemukan penjual nasi uduk, kupat tahu, dan masakan padang.

MAKAN SIANG
                Pada siang hari, saat perut keroncongan, kota Cimahi memberikan banyak menu pilihan di berbagai tempat, seperti : pusat perbelanjaan, warung makan, tenda, atau tempat khusus.
            Jika ingin mencoba masakan Sunda, Anda bisa datang ke warung nasi Ampera atau Laksana yang berada di jalan utama. Berbagai menu ada di sana, seperti: aneka pepes (ikan, ayam, usus), ayam bakar, lotek, sayur asem, bacem tempe dan tahu,otak-otak,  juga sambal dan lalab. Alternatif lain, masih di jalan utama (Amir Mahmud ), Anda pun bisa datang ke tempat makan Neglasari. Di sini menunya cukup beragam. Ada masakan Indonesia, barat, cina, dan sebagainya. Harganyapun tidak akan terlalu menguras kantong.
Jika ingin santap siang di pusat perbelanjaan, Anda  bisa datang ke Cimall atau Yogya.  Di Cimall, banyak pilihan yang bisa anda tentukan sendiri. Di sana ada  KFC, Texas, Ichi Bento,atau menu kafe. Di Yogya, Anda bisa menemukan dan memilih menu makanan dan minuman, seperti : aneka soto, nasi goreng, masakan korea, gudeg, lotek, olahan ayam dan bebek, juice, teh.  Harganya cukup bervariasi mulai dari Rp 25.000,-.


Ada juga food court yang ada di jalan Gatot Subroto. Di sinipun, Anda bisa menemukan aneka masakan dengan harga yang masih tergolong ringan di kantong. Masakan sunda. Aneka pepes nasi, sate dan sebagainya. Selain itu, masih di jalan Gatot Subroto, Anda bisa menemukan lotek, gado-gado yang terkenal nikmat. Tempatnya bersebelahan dengan warung sate Lugina dan mie kocok.
Jika Anda penggemar sayuran, lotek bisa menjadi menu andalan. Selain di jalan Gatot Subroto dan Yogya, Anda juga bisa makan lotek Bi Euis di halaman depan Puskesmas Cimahi Tengah. Tempatnya dekat dengan gedung DPRD Cimahi.
Alternatif lainnya, Anda bisa datang ke jalan Sangkuriang. Di sana, ada menu Bali, seperti sate lilit yang dijual di sebuah halaman dengan tenda yang cukup bersih. Selain itu, ada juga pujasera dan lotek.
Jalan Cihanjuang juga bisa Anda telusuri untuk mencari makan siang. Anda bisa menemukan tempat makan mulai dari awal masuk jalan Cihanjuang sampai akan menuju Parongpong.
Tempat makan lainnya ada di jalan Kolonel Masturi. Di sinipun, Anda bisa menemukan banyak tempat dengan berbagai masakan. Tempat yang cukup favorit adalah Pak Kumis. Di sini, Anda bisa makan seafood, tongseng, sate dengan nasi atau lontong.
Anda penggemar seafood ? Selain di Pak Kumis, anda juga bisa makan di HDL Cimahi yang berada di Cimindi ( sebrang jalan Budi, tempat Radio Lita mengudara ).
Jika ingin masakan padang, Cimahi pun menyediakan beberapa tempat yang tersebar di berbagai sudut kota. Mini Baru merupakan tempat favorit untuk masakan padang. Tempat makan ini ada di depan rumah sakit Dustira.
Soto Mall Jogja

Bebek Goreng Slamet


MAKAN MALAM
                Tempat untuk makan malam bisa sama dengan tempat Anda makan siang. Ada pula tempat makan yang khusus mulai buka pada sore hari. Jika ingin merasakan sensasi Malioboro, Anda bisa makan malam di jalan Gatot Subroto, depan Pusdikbekang. Koperasi lembaga tersebut menampung banyak pedagang dengan menu yang bervariasi.
            Menu yang murah meriah dapat Anda temukan di roda-roda penjual masakan yang ada di sekitar jalan Kebon Kelapa ( masuk dari jalan Gandawijaya ). Anda bisa membeli sayur campur, pepes, tempe kering, capcay dan sebagainya sesuai selera. Sayangnya, di sini Anda tidak bisa makan di tempat tapi harus dibungkus untuk dibawa pulang.

Capcay kuah Street
Nasi Goreng Street

            Andapun bisa menikmati makan malam sambil berjalan-jalan di kota Cimahi. Biasanya, pada malam hari akan banyak tenda pedagang kaki lima yang tersebar di beberapa ruas jalan. D jalan Amir Mahmud ( depan hotel Tjimahi) ada sate, ayam goreng. Di jalan Gatot Subroto, ada seafood, rumah makan Cairo dengan olahan  kambing mudanya. Di jalan Warung Contong, Anda bisa menemukan nasi uduk. Di Alun-alun ( sekitar mesjid Agung Cimahi ) ada nasi goreng.


JAJANAN
                Selain menu makanan utama, Cimahi juga menyediakan berbagai macam jajanan. Aneka kue, baso, pempek, martabak, seblak, cimol, gorengan, lumpia basah,  tahu susu.
1.      Kue
Kue-kue ini bisa dijadikan sebagai camilan ataupun oleh-oleh. Anda bisa menikmati aneka kue basah, seperti lapis, bugis, pastel, kroket kentang, bolen, brownis, serabi.
 Aneka kue basah dan kue lainnya bisa Anda temukan di toko Cipta Rasa yang terletak di jalan Cihanjuang ( dekat pemkot Cimahi ) atau di Cibeber (jalan Kihapit). Selain itu, ada juga aneka kue, soes dan roti yang bisa Anda dapatkan di toko kue Merdeka jalan Gatot Subroto.
Aneka bolen dan kue lainnya bisa Anda temukan di Kartika Sari atau di toko Mayang Sari yang ada di jalan Amir Mahmud ( Jalan Raya Cimahi ).
Jika Anda penggemar Brownies, ada cabang Amanda Brownies di sini. Tepatnya di jalan Amir Mahmud sebrang Bank BNI ( setelah rumah sakit Mitra Kasih ).
Jika Anda menyukai kue tradsional, ada kue serabi dengan aneka toping, seperti oncom, gula merah dan santan (toping asli), keju, pisang, kismis dan sebagainya. Penjualnya ada di beberapa tempat, diantaranya ada di dekat rumah sakit Cibabat atau surabi Bantjiang di jalan Kebon Kelapa (pojok).
2.      Donat Madu
Jika Anda penggemar donat, di kota hijau ini ada donat yang tidak menggunakan gula, tapi menggantinya dengan madu sehingga namanya menjadi donat madu. Tokonya sekarang sudah mulai bercabang. Toko utama ada di jalan Cihanjuang. Cabangnya ada di dekat pintu masuk tol baros atau di kompleks perumahan Baros dan Padasuka.
3.      Baso
Orang suka jajanan ini karena segar dan menggugah selera juga mengenyangkan. Cukup banyak pedagang baso di Cimahi. Yang terkenal diantaranya adalah baso Trisno di baros dan cabangnya ada di jalan Raya Cimahi / Amir Mahmud,  depan bank BTN. Baso Mimo dekat pintu masuk tol Baros. Juga baso Tegallega di sebrang mesjid agung Cimahi.
Jika Anda ingin mie kocok tinggal datang ke tempatnya di jalan Gatot Subroto, dekat dengan kodim.
Ada juga baso Cuankie. Jenis baso ini biasanya tanpa mie atau bihun. Isinya adalah baso, tahu dan siomay dengan kuah yang ditaburi wortel kering. Pedagang baso cuankie biasanya akan berkeliling. Namun, yang menetap adalah cuankie ceker di dekat pertigaan jalan pasar antri ( dekat cimall ) dan jalan lurah.
Batagor merupakan baso tahu goreng khas bandung, jika ingin menikmatinya tinggal datang ke jalan lurah (masuk dari jalan Gatot Subroto/ sebrang SMAN 5 Cimahi).
Jika tidak ingin baso berkuah, Anda bisa memilih baso tahu. Yang terkenal adalah baso tahu Cimay sebrang bank BRI Cimahi atau sebrang RS Mitra Kasih. Jika sore hari, ada baso tahu  Intisari di depan SMP 6 Cimahi, jalan Gatot Subroto.
4.      Pempek
Menu Palembang ini  bisa Anda temukan di pinggir jalan atau bisa datang ke jalan Kebon kelapa/ Sisingamangaraja  ( setelah Cimall ).
5.      Martabak
Jajanan ini bisa kita temui di banyak tempat mulai sore hari. Ada martabak asin (telor) dan martabak manis. Yang terkenal adalah martabak mas Iwan di jalan Kebon Kelapa dan Adil di jalan lurah (mendekati jalan Gandawijaya).
6.      Seupan tales
Masih di jalan Lurah, Anda bisa menemukan cemilan sehat tanpa minyak, yaitu Seupan Tales. Talas bogor ini dikukus dan ditaburi dengan parutan kelapa yang gurih. Anda bisa membelinya mulai dari Rp 5.000,- per dus.
7.      Rujak
Jajanan yang terdiri dari aneka buah ini bisa Anda temui di berbagai tempat, biasanya akan dijual bersama lotek. Jajanan ini terdiri atas buah nanas, mangga, jambu air, kedondong, bengkuang, ubi jalar yang diberi larutan gula merah dan ditaburi kacang goreng. Anda bisa menikmati rujak di jalan Gatot Subroto (sebelah sate Lugina), di lotek Bi Euis ( Puskesmas Cimahi Tengah ) dan di roda khusus, sebrang pusat perbelanjaan Yogya.
8.      Tahu susu
Cemilan lainnya adalah tahu susu. Anda bisa menikmati tahu susu yang sudah digoreng dengan sambal kecap yang pedas atau tahu susu yang masih mentah untuk diolah kembali. Cemilan ini terasa lembut di lidah. Biasanya kita bisa membeli tahu susu ini mulai dari Rp 15.000,- per besek.
9.      Jajanan pinggir jalan
Jika Anda termasuk orang yang tidak tabu jajan pinggir jalan, Anda bisa mencoba jajan lumpia basah, cimol, seblak atau gorengan (gehu, pisang goreng, ubi, comro, cireng, bala-bala/bakwan). Jajanan yang murah meriah, kurang dari sepuluh ribu rupiah.
Jajanan seperti ini ada di alun-alun kota Cimahi ( depan Ramayana) atau di dekat sekolah ( misalnya: Jalan Gatot Subroto, Baros).
10.  Bandrek Hanjuang
Selain cemilan, Anda juga bisa membeli minuman hangat ini sebagai oleh-oleh atau dinikmati di tempat menginap. Variasi Bandrek dan sekoteng berbahan dasar jahe. Anda bisa datang langsung ke pabriknya di jalan Cihanjuang, dekat sekolah Asih Putera atau bisa mendapatkannya di toko kue dan toko lainnya ( misalnya: Alfamart). Bandrek Hanjuang  bersama donat madu menjadi  produk khas kota Cimahi.
11.  Pizza Hut
Untuk menikmati makanan dari Italia ini, Anda tinggal datang ke jalan Amir Mahmud ( setelah pusat perbelanjaan Yogya).
12.  Hoka hoka Bento
Jika ingin menikmati menu Jepang ini, Anda juga tinggal menyusuri jalan Amir Mahmud menuju Bandung ( sebelum jalan pesantren/ sebrang kantor dinas sosial/ setelah Superindo ).

Itulah beberapa tempat wisata kuliner di Cimahi. Semoga bermanfaat! Selamat menikmati makanan di kota hijau, Cimahi !

Aneka gorengan
Baso Jogja Mall

Martabak Mas Iwan
Mie Juara

Produk UMKM
Tahu Susu





           
            

4/18/2014

BELAJAR BAHASA INDONESIA: UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN

Halo Sobat yayuarundina.com, belajar Bahasa Indonesia untuk kelas 9 kali ini adalah mempelajari unsur-unsur cerita pendek atau cerpen. Unsur-unsur tersebut adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Yuk, kita pelajari secara seksama.           

Definisi 


UNSUR INTRINSIK   CERPEN ( PROSA ) merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri. 

Kita bisa menemukannya dengan menelaah suatu cerita pendek.

BACA JUGA: https://www.yayuarundina.com/2016/03/cerpen-olin.html


UNSUR EKSTRINSIK  merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra dari luar karya sastra.

Unsur ini bisa diperoleh dengan banyak membaca sumber lain. 


situ pangalengan
Latar Tempat: Situ Pangalengan Bandung

UNSUR INTRINSIK :

1. Tema : masalah = hal yang menjadi pokok bahasan dalam cerita tersebut, misalnya: cinta, politik, persahabatan ....

2. Latar : tempat, waktu atau suasana kejadian/ peristiwa.    

3. Alur : rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau hubungan sebab akibat.

      A. Jenis alur : 

          1. maju = cerita mulai dari awal menuju akhir cerita.

          2. mundur / flashback  = cerita mulai dari masa kini ke masa lalu. Biasanya menjelaskan penyebab  suatu peristiwa.

          3. Campuran = cerita berjalan secara silih berganti dari masa sekarang, masa lalu, masa  sekarang.
 Contoh: Film India : Kuch Kuch Hotai

      B. Tahap alur : perkenalan/ orientasi, Konflik/ komplikasi, penyelesaian/ resolusi

4. Penokohan

     a. Jenis tokoh berdasarkan karakter : protagonis (baik), antagonis (jahat), tirtagonis (penengah)

     b. Jenis tokoh berdasarkan jumlah peran: pemeran utama, pemeran pembantu, figuran.


Komik karya siswa gree one
Beberapa tokoh dalam komik karya siswa SMP Negeri 1 Cimahi


5. Sudut pandang (Point of View) : kedudukan pengarang dalam cerita.

     a. Sudut pandang orang pertama : Pengarang berada dalam cerita, biasanya sebagai tokoh utama. 

Ciri :   Aku

     b. Sudut pandang orang ketiga : pengarang berada di luar cerita.

 Ciri : nama tokoh

6. Gaya bahasa : Ciri khas pengarang dalam mengungkapkan gagasannya.

     Majas : Bahasa berkias untuk memperindah karangan.

7. Amanat : pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang, misalnya berupa pesan, nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat bagi pembaca karya sastra. 

Istilah lainnya adalah Koda


UNSUR EKSTRINSIK
1. Biografi pengarang

2. Situasi politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan. Biasanya berkaitan dengan tempat hidup pengarang ( negara).



Sumber Foto dan Komik


Dokumentasi pribadi: wisata ke Situ Pangalengan

Judul Komik: Suka Duka Sekolah Online karya Alisha Nisrina Mumtaz

Juara I Komik Strip yang diadakan oleh SMA Santa Maria Cimahi


CERPEN : MENTARI DI PULAU DEWATA

Hari masih belum terang benar. Aku sudah sibuk untuk melakukan perjalanan. Membuang segala gundah hatiku. “Aku pergi, Ma!” ujarku sambil menyandang ransel.
“Kamu mau kemana ?” tanya beliau kaget.
“Bali,” jawabku singkat.
“Pergi dengan siapa?” tanyanya hati-hati.
“Biasa, the gank,” jawabku singkat.  Aku merasa gusar juga dengan pertanyaan-pertanyaan tak penting itu. Hatiku sedang panas. Apapun bisa membuat hatiku bergolak.
            Sesaat kemudian, aku melangkah cepat menuju pintu depan. Ibu mengikutiku.  Wajahnya cemas untuk melepas putri tercintanya pergi dengan hati gundah gulana. Beliau bisa menangkap sinyal kekesalan hatiku. Namun, beliau tahu kebiasaanku ini. Perjalanan bersama sahabatku adalah obat mujarab untuk menyembuhkan luka.
“Semoga kamu bahagia di sana,” katanya setengah berteriak. Aku mengangguk tanpa melihat wajah beliau. Terbayang kerut cemas di wajahnya . Namun, aku tak bisa berdiam diri di rumah saat situasi galau seperti ini. Perjalanan ke stasiun kereta api kulalui dengan rusuh hati. Muncul juga rasa bersalah pada beliau yang telah melahirkanku.
“Ini semua gara-gara kamu !” umpatku kesal.
            Suasana ribut membuyarkan pikiranku. Aku kembali menapaki dunia nyata. Teman-temanku sudah lengkap dan siap berangkat. Ransel-ransel yang menggembung memberati punggung mereka. Pengorbanan untuk sebuah perjalanan. Mencari kebahagiaan.  Sepuluh menit kemudian, kami telah menikmati ayunan kereta api menuju Banyuwangi. Tawa dan canda mewarnai perjalanan dua hari ini. Satu persatu bekal yang kami bawa ludes, pindah ke perut. Belum lagi koki kereta api yang dibuat rusuh oleh kami yang lapar. Jail.
            Akhirnya, tiba waktunya bagi kami untuk menikmati angin laut. Kami melintasi selat bali dengan Feri. Perjalanan sekitar lima belas menit itu telah menghamburkan logam-logam yang memadati dompet. Logam-logam kecil itu menjadi rebutan anak-anak pantai. Atraksi yang menarik. Tubuh mereka yang kurus dan hitam berada di dalam air. Di sisi kapal. Lambaian tangan mereka menyita perhatian kami. “Koin… koin…koin…,” teriak mereka. Sayup sayup suaranya terdengar bercampur dengan suara mesin kapal dan angin. Spontan para penumpang kapalpun bergantian melempar koin pada sekawanan anak-anak itu. Dekat ataupun jauh dari jangkauan mereka. Tertangkap tangan atau tenggelam ke dalam laut. Anak-anak itu bagai ikan saja. Lincah memburu koin yang tenggelam. Aku tersenyum miris melihatnya.
            Tooot … toot … toootttt…. Saatnya kapal merapat di pelabuhan. “Akh, akhirnya kakiku sampai juga di pulau Bali,” ujarku dalam hati. Lalu, bis melaju membawa kami menuju hotel. Aku sekamar dengan Winda. Setelah membereskan ransel. Kami menikmati empuknya tempat tidur yang tertata rapi. “Pulau Dewata, kami datang dan siap menjelajahimu !” ucap Winda bahagia. Aku menatap langit-langit kamar. Wajah menyebalkan itu terlukis di sana. Menghiasi malam pertamaku di Bali. Tersenyum penuh kemenangan. Hatiku terkulai layu. Butiran air mata menetes di sudut mataku.
“Kamu baik-baik saja, kan ?” tanya Winda perlahan. Dia menghampiriku. Menggenggam tanganku. Aku mengangguk tak pasti.
“Lupakan luka itu!” ucapnya tegas.  “Kita berada di sini untuk bersenang-senang. Kau ingat itu, kan?” ujarnya lagi.  Aku menarik nafas sangat dalam dan perlahan. Sesak di hatiku mengalir pelan menuju udara bebas.
“Tidurlah! Besok kita perlu tenaga untuk menjelajahi Bali,” perintah sahabatku itu halus. Lelah. Aku berusaha keras menghilangkan rasa sakit yang membelenggu hati dan pikiranku. Namun, akhirnya lelap membiusku.
            Tawa riang di depan kamar membangunkanku. Sahabat-sahabatku telah siap berpetualang. Aku segera bergegas. Berdandan. Mataku sembab.
“Kau masih menangisinya ?” tanya Renata.
“Aaah, rugi banget,” ujar yang lain.
“Mari kita ke ruang makan. Sarapan terus kita jelajahi pulau Dewata ini. Lupakan semua masalah. Setujuu ?” ujar Sasha member semangat.
“Yuuuk mariii…,” jawab semuanya kompak seperti sebuah paduan suara. Sejenak kemudian, kami beriringan menuju ruang di depan sana. Tampak sudah ada beberapa tamu yang menikmati hidangan pagi itu. Kami pun segera bergabung untuk membersihkan piring-piring hidangan yang telah diisi aneka menu sarapan pagi. Warna-warni hidangan itupun satu persatu menghilang dari pandangan. Tak memakan waktu lama.
            Langkah berikutnya, kaki-kaki kami menyusuri pantai Sanur yang letaknya tak jauh dari tempat menginap. Ombaknya tak terlalu besar. Yang berbeda adalah penataan. Indah dipandang mata. Sedap dinikmati dan juga nyaman. Tempat pertama yang kami datangi adalah jajaran kios-kios kecil di pinggir pantai. Agak jauh dari air.Aroma dupa menyergap hidungku. Di sudut kios, ada kepulan asap kecil. Memanjang. Meninggi menuju angkasa. Kabur. Berbaur dengan udara pagi. Warna-warni kain dan corak memikat mata. Menguras kantong.
            “Yuk, kita ke pantai. Berjalan di pasir!” rengek Ayu yang memang paling gemar menikmati laut. Kicauan suara kami beralih dari kios menuju pantai. Sekilas orang-orang menatap kami. Heran mungkin dengan keributan sepagi ini. Kami abaikan mereka seperti para bule yang asyik menikmati Sanur. Indahnya pantai Sanur ini agak berbeda dengan pantai lain yang pernah kudatangi. Pangandaran atau Pelabuhan Ratu. Ini lebih eksotis. Lebih bersih dan rapi. Banyak bule. Kami menyusuri pantai, merasakan butiran-butiran pasir di kaki. Lumayan panjang dan pegal kaki. Setelah lelah, kami duduk-duduk di sebuah tikar plastik yang telah disediakan oleh pedagang baso. Wangi kuahnya menggelitik perut. Kami pun beramai-ramai menikmati semangkok baso sanur. Sedap. Licin tandas. Disambung rujak buah. Mmmhh segar sekali. Kami menikmati sumber vitamin itu sambil tak henti-hentinya memandangi Sanur yang ayu.
Tak jauh dari tempat kami berkumpul, kulihat sepasang manusia yang juga sedang menikmati keindahan Sanur. Bepegangan tangan. Mesra sekali. Sang wanita menggelayut manja. Tangan sang kekasih memegangi pundaknya. Romantis. Dengan rapat, mereka menikmati Sanur. Deburan ombak di pantai menghancurkan ketegaranku. Rasa sakit itu kembali muncul. Aku tersedu pelan. Kania yang berada di sampingku langsung menyadari situasi.
“Ah, mewek lagi deh. Lelaki bejad itu jangan kau tangisi terus. Percuma. Toh dia sudah pergi jauh bersama wanita lain. Dia tak akan mengingatmu. Lupakanlah dia. Kau pasti akan mendapatkan cowok pengganti yang lebih baik dari dirinya. Tersenyumlah !” ujarnya memberi semangat.
“Yup, betul tuh Ir. Mending makan rujak buah yang manis dan legit ini. Aaam…,” ujar Renata sambil menyuapiku dengan rujak. Teman-teman yang lain pun jadi tertawa riuh. Satu persatu mereka mengikuti jejak Renata.
Aku kembali tersenyum. Sahabat-sahabatku ini memang obat mujarab penghilang rasa sakit, sedih dan luka. Merekalah sumber bahagiaku. Penyemangat jiwaku. Dukungan mereka sangat berarti untuk kebangkitanku. Di dunia ini, hanya ada dua sumber kebahagiaan untukku:  ibuku dan sahabat sejatiku. Merekalah makna terdalam bahagiaku.
Perputaran waktu berjalan cepat. Matahari semakin berani menampakkan dirinya. Udara menjadi panas. Kami bergegas meninggalkan pantai Sanur. Tenggelam dalam hiruk pikuk keramaian pasar Sukowati. Pada sore menjelang, kami menjelajahi sudut-sudut kota Denpasar. Menyusuri mall, tempat makan. Toko-toko. Juga para pecakalang yang menjaga kota di malam hari.
Keesokan harinya, kami menuju Nusa Dua. Menikmati santap siang di The Bay Bali. Bebek Bengil menjadi pilihan favorit untuk mengisi perut. Bebek goreng yang terkenal renyahnya. Mantap. Pas banget dengan selera lidahku. Sedangkan Hanoman menjadi penyegar setelah santap siang itu. Segarnya jeruk dan markisa membuat diriku dan para sahabatku seolah-olah ada di surga firdaus dengan segala kelezatannya. Makan siang yang berkelas. Setelah itu, kami kembali menikmati panorama laut yang semakin eksotis. Restoran dan hotel ini memang dekat dengan laut. Penataan yang berkelas dengan desain khas bali semakin membuat kami merasa betah berada di sini. Suasana nyaman. Teduh. Tempat yang cocok bagi segala usia. Keluarga. Pengunjung dimanjakan dengan berbagai macam hal. Suasana semakin syahdu pada malam hari. Kami kembali menikmati The Bay Bali dalam cahaya lampu yang temaram. Romantis. “Seandainya saja, pendampingku hadir saat ini,” batinku. Hatiku menjerit.
“Hei, jangan melamun!” kata Sasha sambil menyikutku. “Tuh, pangeranmu datang,” ujarnya kemudian.
“Ah, kau ada-ada saja.  Jangan ngaco, ah. Nanti, termehek-mehek lagi nih,” rajukku.
“Serius, arah jam dua,” lanjutnya. “Tampan juga tuh,” katanya sambil tertawa pelan.
Dengan malu-malu, kuarahkan pandanganku sesuai petunjuknya. Deg. Sepasang mata yang memesona sedang menatapku. Dia mengangguk dan tersenyum. Aku memalingkan wajah. Tak ada orang lain di sini, selain aku dan Sasha. Sahabat-sahabatku yang lain agak jauh dari kami. Mereka asyik berfoto-foto. Aku menatap Sasha. Kami tersenyum dan menunduk penuh arti.
“Hai Sasha, Irene… sini. Kalian belum narsis nih. Ayo, sini !” Mereka memanggil kami. Kami segera berlari kecil menghampiri.  Sekilas,tatapan  lelaki itu mengikuti gerak langkahku. Aku dan para sahabatku rasanya kekurangan waktu untuk menikmati keindahan ini. Malam semakin larut. Saatnya tiba untuk kembali keperaduan. Besok pagi, kami akan menjelajahi pantai Kuta.
Perjalanan panjang, kembali harus kami tempuh agar bisa sampai di pantai Kuta. Pesona utama Bali. Identitas diri Bali. Takjub rasanya saat kembali kaki ini menapakinya. Gambar hidup dan nyata. Pura kecil di sebrang laut sana yang sering menjadi simbol utama, dapat kulihat jelas. Berdiri dengan kokoh diantara deburan ombak. “Kalau Mbak mau, bisa ke sana. Dangkal, kok. Mungkin hanya sepinggang. Aku dan para sahabatku mulai tergoda.
“Bahaya tidak ,Bli?” tanyaku ragu.
“Aman, kok. Banyak orang yang berhasil mencapai pura itu,” ujarnya sambil menunjuk rombongan di tengah laut.
“Bagaimana, kita berani mencobanya?” tanya Renata. Kami mengangguk mantap. Rasanya belum ke Bali kalau tidak sampai ke pura itu.
“Tunggu sebentar, ya!” kata lelaki pribumi itu.
Kami menanti sambil tetap menikmati keindahan pantai Kuta. Tak berapa lama kemudian, rombongan kami, mulai memasuki laut. Tubuhku basah. Kami berada di tengah. Tiba-tiba ombak datang. Aku limbung.  “Aaahhh…. Ireeeene !” Sesosok tangan tangguh menangkapku. Aku selamat. Tubuhnya merapat ke badanku hingga aku sampai di sebrang pantai. Sebuah pulau kecil tempat pura itu menyombongkan diri. Setelah yakin aman, dia melepaskanku. Dengan perasaan kaget dan takut, aku membalikkan badan dan mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. Kekagetanku bertambah. Penolongku adalah lelaki di The Bay Bali tadi malam.  Bule tampan. Tinggi. Putih bersih. Dia tersenyum menenangkan.
 “Are you, ok Irene?” ujarnya. Belum sempat kujawab. Para sahabatku memelukku.
“Irene, kamu tidak apa-apa, kan?” ujar  mereka cemas. “Untung kamu selamat !” kata mereka lagi. Tak henti-hentinya, mereka mengucapkan terima kasih pada bule ganteng itu. Mereka tak mau kehilanganku. Pada akhirnya, bule bernama Willy itu bergabung dalam tur kami, menjelajahi Bali. Mentariku di Pulau Dewata. Atas bantuan para sahabatku, aku bisa kembali meraih kebahagiaanku. Merajut asa dan cita. Menatap hari esok dengan penuh warna. Lara berganti bahagia. Letters of happiness !

 Where are We 




4/12/2014

OBJEKTIFITAS DALAM DUNIA PENDIDIKAN

       Keberhasilan dalam dunia pendidikan adalah idaman kita semua.  Berbagai  cara dilakukan oleh berbagai pihak untuk meraihnya. Langkah awal adalah perombakan kurikulum, yaitu: 1994, KBK, KTSP dan yang terakhir adalah Kurikulum 2013.  Langkah berikutnya dilakukan pada bidang tes yang masih mengundang kontroversi, yaitu ujian nasional yang dijadikan sebagai titik tolak keberhasilan proses pendidikan dan kualitas pendidikan. Perombakan berikutnya menyangkut personil atau pelaku pendidikan, yaitu guru. Dalam hal ini, perombakan dilakukan dengan adanya sertifikasi guru. Sekian aspek tuntutan harus dipenuhi oleh guru agar lolos sertifikasi. Isu terakhir, upaya aneh yang dilakukan pemerintah adalah pendidikan gratis. Di tengah hingar-bingarnya tuntutan pendidikan, pemerintah menggratiskan biaya pendidikan. Namun, sekolah tetap dituntut untuk membayar berbagai kebutuhannya. Tidak ada gratis bagi sekolah: listrik. telepon,komputer dan sebagainya. Jika kita melihat kondisi ekonomi masyarakat dewasa ini, tentu hal ini merupakan kebijakan yang masuk akal. Namun, pemerintah seharusnya membuat kebijkan ini secara menyeluruh, Jangan setengah-setengah!  Dana BOS saja tidak akan mampu  memenuhi kebutuhan sekolah.  Semua orang ingin berhasil, tapi efektifkah hal-hal tersebut? Keberhasilan pendidikan bukan suatu hal yang mudah. Bukan pula suatu kebijakan yang mudah dibuat. Keberhasilan pendidikan adalah suatu tujuan dari sebuah proses pendidikan. Hal ini harus tetap menjadi wewenang pelaku pendidikan itu sendiri, bukan orang lain, bukan juga pemerintah.
      Ada satu hal yang terkubur dalam pencapaian keberhasilan pendidikan itu. Hal tersebut adalah objektifitas pendidikan. Objektifitas ini sebenarnya sudah ada dalam kurikulum, yaitu KBK. Namun, hal tersebut belumlah terwujud secara nyata. Kasarnya mungkin hanya sebatas tulisan. Banyak hal yang menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan, Faktor utamanya adalah siswa. Mereka inilah yang menjadi sasaran, pelaku juga alat ukur sebuah keberhasilan pendidikan. Faktor ini juga perlu didukung oleh faktor-faktor lain, seperti: keluarga, masyarakat, lingkungan, sistem dan lain sebagainya.
Siswa
      Makna keberhasilan pendidikan bagi siswa sangat beragam. Mereka tidak mungkin akan mendapatkan keberhasilan pendidikan yang seragam. Bagi orang kecil, keberhasilan pendidikan cukup dengan  lulus sekolah. Bagi kalangan menengah, indikator keberhasilannya adalah bisa mendapatkan pekerjaan yang “enak”. Dan, bagi kalangan atas, keberhasilan pendidikan adalah pengembangan diri.
     Oleh karena itu, dalam proses pendidikannya pun, mereka memiliki cara dan keunikan tersendiri. Mereka memiliki karakter-karakter yang berbeda-beda. Penulis mengelompokkannya sebagai berikut:


a.       Siswa Ideal
Siswa tipe ini memiliki tujuan belajar yang jelas. Mereka memiliki motivasi belajar yang tinggi dan dukungan keluarga yang sangat baik. Dalam proses belajar, mereka akan melakukannya dengan semangat yang tinggi. Mereka mau mencoba dan mau melakukan berbagai hal yang menjadi tuntutan belajarnya. Hasilnya pun akan sangat baik. Mereka mampu meraih nilai-nilai tinggi maupun nilai ideal. Di sini, guru lebih banyak berperan sebagi pengarah saja atau mungkin istilah sekarang yang lebih populer adalah fasilitator.
b.      Siswa 3 Dimensi
      Siswa tipe ini memiliki kesamaan perilaku, yaitu: datang,duduk dan diam. Mereka biasanya tidak mau melakukan apa-apa selain duduk  manis, mendengarkan orang lain. Pada umumnya, mereka tidak mempunyai tujuan belajar atau cita-cita yang jelas. Seringnya, mereka asal keluar saja dari rumah agar mendapat uang saku. Di sekolah, mereka biasanya malas mengerjakan aktivitas belajar. Keinginan mereka hanya satu: santai, diam dan tidak mau mendapatkan beban apa-apa. Tipe seperti ini sangat sulit diajak belajar.
c.       Siswa pemalu
      Siswa tipe ini memiliki motivasi,kemauan dan cita-cita. Sayangya, mereka tidak memiliki keberanian untuk unjuk gigi di kancah peperangan. Mereka biasanya hanya mengikuti dan menuruti kehendak orang lain. Sedikit sekali keberanian mereka untuk menunjukkan kemampuan maupun prestasinya.
d.      Siswa Pembolos
Sesuai dengan namanya, mereka seringkali mangkir dalam kegiatan sekolah. Seringkali terjadi, mereka berangkat dari rumah tapi mabal ke tempat lain, nongkrong, main ps, merokok dan sebagainya. Mereka datang ke sekolah hanya sesekali,terutama saat ujian saja. Alhasil, rapotnya pun, tidak ada nilainya.
                Dengan mengetahui beberapa tipe pembelajar tersebut (siswa), maka keberhasilan pendidikan juga akan beragam. Pepatah mengatakan bahwa pendidikan itu sebuah proses. Tidak ada siswa yang bodoh. Ini berarti bahwa kita tidak bisa menuntut keberhasilan pendidikan itu dari satu aspek saja. Bukan hanya dari nilai ujian (UN) misalnya. Keberhasilan siswa mungkin ada di bidang akademik, olah raga, seni, bahasa atau keterampilan lainnya. Kecerdasan itu bermacam-macam bukan ?

Jadi, menurut hemat saya, keberhasilan pendidikan itu berwujud siswa mampu mengaktualisasikan dirinya dengan ilmu, wawasan, keterampilan dan sikap positif di lingkungan masyarakat. Hari ini,besok, lusa atau bahkan pada beberapa tahun ke depan. Siswa yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, masyarakat dan bangsanyalah yang menjadi bukti keberhasilan pendidikan. Untuk mencapai hal tersebut, semua pihak harus terlibat secara aktif. Seperti angka, mulai dari nol kemudian merambat setahap demi setahap pada angka-angka berikutnya hingga titik akhirnya.

4/01/2014

WISATA BUATAN

        Rekreasi merupakan salah satu hal yang dibutuhkan oleh manusia, terutama dari kalangan menengah ke atas. Dengan rekreasi, jiwa, pikiran dan fisik manusia menjadi lebih segar, rileks, dan perasaanpun akan lebih bahagia. jenuh, bosan, lelah akan lenyap dengan sendirinya. Oleh karena itu, orang akan berbondong-bondong menuju tempat rekreasi, terutama pada saat libur.
        Banyak tempat wisata yang kerap dijadikan sebagai tujuan rekreasi, baik yang ada di dalam negeri atau di luar negeri. Bali, Bandung, Medan, Papua, Singapura, Thailand dan sebagainya.Jenis-jenis wisatapun beragam, ada wisata alam,  wisata kuliner,  wisata belanja, juga bisa wisata budaya, wisata pengetahuan dan sebagainya. 
        Salah satu tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk berekreasi adalah waduk. Waduk merupakan sebuah bendungan atau semacam danau yang dibuat oleh manusia untuk berbagai kepentingan. Waduk pada umumnya berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sarana irigasi, juga bisa menjadi tempat untuk berwisata yang murah meriah.
Di daerah Jawa Barat, ada beberapa waduk, misalnya: Saguling dan Cirata di Bandung, Jatiluhur di Purwakarta dan waduk Dharma di Kuningan. 
Waduk-waduk itu bisa dijadikan sebagai tempat tujuan wisata oleh beberapa pihak, baik pribadi, keluarga maupun rombongan. 
Di tempat tersebut, kita bisa menyaksikan keindahan alam, kuliner, mendapatkan informasi seputar plta, mengagumi kehebatan karya seseorang, atau bahkan sekedar bersantai di tempat itu, berkumpul dengan teman atau keluarga. 
        Di waduk Saguling dan Cirata, kita bisa menikmati keindahan alam di sekeliling waduk. Pohon-pohon yang menghijau seolah-olah memagari kolam air yang sangat besar. kilauan air yang keperak-perakkan terkena sinar matahari juga menjadi sebuah fenomena unik yang dapat kita nikmati untuk memanjakan mata. Jika senja menjelang, kitapun bisa menikmati indahnya sunset  bahkan kita bisa mengabadikan fenomena alam tersebut. Selain itu, kita bisa bernarsis ria dengan latar tempat wisata tersebut.
        Setelah lelah berkeliling, saatnya kita menikmati kuliner ikan bakar yang masih segar dan gurih, balado udang, atau sate maranggi untuk menemani nasi liwet yang aduhai rasanya.
         Wisata buatan ini benar- benar membuat perut kenyang, mata segar, pikiran rileks, perasaan bahagia dan kantong pun tetap aman. Anda tertarik ? Mari kita nikmati wisata buatan ini dengan penuh suka cita! Selamat jalan- jalan menyusuri hasil karya anak bangsa !
       
Alam Cirata

Featured Post

Fiksi Mini: Aurora

  Semangat sekali aku menyambut tahun ajaran baru ini. Setelah liburan selama dua minggu, energiku terisi penuh. Langkahku tegap menuju kela...