9/12/2014

FESTIVAL FILM SALMAN


SALMAN PUN MEMERAH

Matahari belumlah sampai di ubun-ubun. Namun, hari sudah mulai terang dan panas. Aku bergegas mengejar angkot yang akan segera melaju. Tapi… Tipu. Setelah kududuk dengan manis di dekat pintu, angkot tak bergerak sedikitpun. Sang supir dengan tenang menunggu penumpang yang tinggal dua orang lagi. Sebaliknya, para penumpang, termasuk aku sangat gelisah dikejar waktu. Hanya satu jam waktu yang kupunya untuk mengejar acara pembukaan pelatihan. Aku ingin turun dari angkot itu, tapi tak satupun angkot yang sama melintas di jalanan padat itu. Dengan terpaksa, kami menunggu sang supir melakukan tugasnya. Alhasil, tinggal sepuluh menit tersisa sebelum acara itu dimulai.
Dengan setengah berlari, aku menuju tempat pertemuan. Namun, aku merasa ada yang aneh pagi itu. Suasananya tidak pernah seramai pagi  ini. Banyak anak muda yang datang. Aku serasa menjadi anak sma lagi atau anak kuliahan ( hehey…). Pelataran gedung pertemuan itupun sangat padat dan penuh warna. Banyak meja terpasang. Komputer. Spanduk. Baligo. Ada dimana-mana. Salman pun memerah. Ada apakah gerangan ? Sayang, waktu tak bersahabat denganku. Walaupun penasaran, langkahku tetap menuju tujuan utama. Aku menghampiri deretan meja dengan beberapa komputer yang terpasang. Beberapa gadis muda sedang bertugas. Beberapa orang antri di depan mereka. Dua barisan. Inikah acara yang kutuju ? Aneh rasanya. Benar saja, aku salah tempat. Meja yang biasa di sana untuk daftar ulang acaraku telah tergusur. Pindah ke lantai dua. Setelah mengurus administrasi, aku segera memasuki ruangan. Acara telah berlangsung sekitar sepuluh menit yang lalu. Pembicara masih memperkenalkan dirinya. Aku segera mencari posisi aman. Temanku melambaikan tangannya. Aku enggan pindah ke bangku depan. Menit demi menit berlalu. Pikiranku bercabang antara materi di ruangan itu dan suasana merah di bawah. Adzan Dzuhur mengakhiri ceramah itu. Jawaban atas pertanyaanku menggantung.
Kami bergegas turun. Keramaian pagi tadi semakin hebat. Orang pun mulai menyemut dengan berbagai aktivitas. Banyak stand yang berdiri di sepanjang koridor. Sayup-sayup kudengar sebuah informasi yang meruntuhkan rasa penasaranku. Hari itu, ada acara spesial. Selepas Dzuhur, akan ada pemutaran dan workshop film pendek tentang korupsi.
Salman ITB sedang hajatan. Dalam upayanya memajukan dunia perfilman nasional, Lembaga itu mengadakan acara festival film tahunan yang bertajuk Festival Film Salman. Acara tersebut merupakan sebuah media untuk mengembangkan nilai-nilai yang bernuansa keislaman dalam bentuk nilai-nilai budaya.
Di samping itu, Festival Film Salman juga berfungsi untuk memfasilitasi film-film karya komunitas pelajar dan mahasiswa. Ada catatan penting yang perlu digarisbawahi dalam program tersebut. Festival Film Salman ini ingin mengangkat trend film tersebut sebagai media bagi gerakan moral dan kebudayaan. Dengan demikian, film adalah sebuah sarana perubahan sosial. Perubahan pada sistem atau tatanan yang lebih positif. Lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Sesuai dengan kondisi yang terjadi di negara tercinta ini, tema yang diusung pada festival film tahun 2014  ini adalah Film dan Budaya Anti Korupsi.
Mudah-mudahan di masa depan, generasi yang akan datang tidak lagi tertarik untuk merampok uang negara. Namun, mereka akan mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam mencari penghasilan. Mereka akan berusaha mendapatkan uang yang halal atas dasar ilmu, kompetensi dan keahlian yang mereka miliki ! Salman, teruskan langkah dan usahamu, Nak !
Beberapa Film Pendek

KEBAYA


NYUNDA SERU
Para Blogger (KEB) Bandung
Tring…tring…tring
Suara hp mengalihkan perhatianku dari tugas rutin yang setiap hari menghabiskan waktu.
“Teh, kita ikut acara kumpul-kumpul, yuk !” ajak seorang sahabat lamaku, Efi.
“Hayu, acara apa ? Dimana ?” jawabku balik bertanya.
“Kumpulan Emak Blogger ( KEB ) Bandung di taman lalu lintas,” balas sahabatku itu.
“Kapan ?” Aku berusaha mencari informasi lengkapnya.
“Minggu, Teh. Kita seru-seruan nyunda abiz,” lanjut sahabatku itu.
Aku melihat agenda kerjaku. Kosong. Segera kukirim balasan keikutsertaanku dalam acara itu dengan mantap.
“Asyik, ada hiburan nih,” batinku gembira.
 Tiga haripun berlalu dan aku selalu membuka FB messenger agar tak ketinggalan informasi. Banyak juga yang akan hadir. Aku membaca status atau pesan teman-teman yang sudah kukenal. Aku semakin bersemangat ikut acara itu walaupun baru pertama kali aku bergabung dengan kelompok  itu. Namun, tetap ada rasa takut dan ragu. Aku belum kenal dengan adminnya. Banyak juga orang yang belum pernah bertemu denganku. “Ah, nanti akan banyak bertemu teman yang kukenal,” jawabku dalam hati menenangkan diri.
 Hari-hari berlalu dalam kesibukan yang menyita waktu. FB pun terabaikan untuk beberapa lama. Sampai suatu pagi, aku kembali mencari informasi lagi. Menurut kebiasaan sebelumnya, kelompok itu akan menyampaikan segala informasi melalui dunia maya, facebook. Cukup panjang dan lama aku memutar-mutar tombol telepon genggamku. Haalaaahh… Aku menemukan informasi yang tak kuduga sebelumnya. Dresscode : Kebaya. Baju khas sunda ini akan menjadi simbol khusus komunitas daerah bandung. Acara itu akan dilaksanakan di beberapa tempat secara serentak, yaitu Jabodetabek, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Surabaya  dan Bandung. Oleh karena itu, panitia menginginkan sesuatu yang berbeda. Mereka memutuskan pakaian dan makanannya harus bernuansa sunda. Simbol identitas.
Wow… hadeuh. Aku tak pernah memiliki baju khas sunda itu. Seumur-umur, kebaya bukan baju wajib yang harus ada dalam keluargaku. Setiap acara hajatan, akulah yang selalu paling keras menolak berkebaya dengan segala sanggul dan riasan lainnya. Ribet amat. Gaya anggun. Langkah yang harus tertata. Berselop dengan hak tinggi. Tata rias. Semuanya sama sekali bukan duniaku. Kau tahu teman ? Saat yang lain berkebaya ria, aku akan mengenakan baju yang berbahan dingin di tubuh dan celana panjang kesukaanku. Saat yang lain duduk manis menerima tamu, aku akan berjalan-jalan dari sudut ke sudut di pesta itu. Berburu stand-stand makanan yang baru. Itulah duniaku.
Deg… dilema menyergapku. Aku sudah mengirimkan pesan siap datang ke acara itu, tapi aku tak mau berkebaya. Kalau aku tak datang, pasti tak enak hati nantinya. Janji kok ingkar. Kalau datang, pasti aku akan tersiksa dengan baju kebaya itu. Akankah aku nekad berbeda seperti biasanya ? Waktu tinggal tiga hari lagi.
Pucuk dicinta ulam tiba. Seperti digiring pada sebuah jawaban. Teman-teman kantorku membicarakan kebaya untuk datang pada acara hajatan salah seorang rekan kerjaku bulan depan. Mereka merancang baju kebaya yang berbeda dari biasanya. Kebaya modern. Bahannya enak di tubuh. Tidak panas. Tidak menerawang. Ada banyak ragam. Kebaya seperti blus biasa atau kebaya tipis dengan baju manset di dalamnya. Dipadukan dengan celana panjang kesukaanku. Hari itu, aku sudah membuat sebuah keputusan. Hari Sabtu nanti, aku akan sowan ke rumah temanku itu, Ceu Indra. Seorang desainer semi professional.
Alhasil, Minggu pada saat acara berlangsung, aku bisa memenuhi keinginan pribadi dan ketentuan komunitas. Aku datang berkebaya dengan nyaman sambil membawa cemilan khas sunda, kue serabi. Yes, Merdeka! Hari itu, anggapan kebaya menyiksaku pupus sudah. Kami bersenang-senang dengan kebaya. Kami berpose dengan kebaya. Kamipun menerima ilmu dengan kebaya. Kami beryoga ria dengan kebaya.  I love kebaya. Aku menyukai aneka kebaya yang dipakai juga oleh sahabat-sahabat komunitasku yang lain. Menarik. Enak dipandang. Berkelas.
Hari itu, identitas kesundaan benar-benar mewarnai pertemuan kami di tempat terbuka. Kebaya, pepes nasi, serabi, nagasari, ongol-ongol, bugis, gehu, comro, aneka gorengan. Semua menyatu dalam keceriaan. Benar-benar Nyunda seru !
KUE SERABI

TAHU GORENG


8/16/2014

KURIKULUM 2013

Pada awal tahun pelajaran ini, 2014-2015 pemerintah mulai memberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 atau sering disingkat menjadi kurtilas, khususnya untuk siswa kelas I dan II (SMP kelas VII dan VIII, SMA kelas X dan XI). Pada intinya, kurikulum ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan proses pendidikan sebelumnya. Kurikulum ini menekankan pada tiga aspek yaitu : sikap ( karakter ), keterampilan dan pengetahuan. Pada proses pendidikan sebelumnya, aspek tersebut terkenal dengan istilah afektif, psikomotor dan kognitif. Menariknya, pada kurtilas, ketiga ranah itu menjadi penekanan khusus dalam pelaksanaannya atau dalam proses pembelajarannya. Menjadi gaung utama. Pada jenjang dasar, aspek karakter menjadi porsi terbesar dalam proses pembelajarannya.
            Ada budaya baru yang muncul dalam proses pembelajaran dengan kurikulum 2013 ini. Siswa menjadi subyek pendidikan. Maknanya siswa harus belajar secara aktif. Mereka bukan lagi sebagai objek atau sasaran pendidikan tetapi mereka bertindak sebagai pelaku utama. Siswa harus aktif dalam mencari materi pembelajaran. Mereka tidak hanya menggunakan satu sumber tapi bisa memakai berbagai macam sumber pembelajaran, contohnya: buku paket, buku pengayaan, koran, majalah, internet, para pakar dan lain sebagainya. Selama ini, siswa kita lebih cenderung pasif dalam belajar. Mereka sangat bergantung kepada guru. Guru dan buku paket adalah sumber belajar utama mereka. Selain itu, dalam pembelajaran di kelas, siswa tidak hanya sekedar diam mendengarkan penjelasan guru, tapi mereka harus benar-benar terlibat secara aktif  dalam proses pembelajaran. Mereka wajib melakukan hal-hal yang sudah dirancang oleh guru. Guru bukan lagi sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran. Mereka adalah para fasilitator. Aktor utamanya adalah para siswa. Dengan demikian, kita akan jarang melihat siswa yang duduk manis, siswa sebagai penyimak atau bahkan yang terkantuk-kantuk di kursi belakang. Budaya seperti itu sudah seharusnya terkikis habis. Budaya yang seharusnya muncul dalam proses pembelajaran adalah siswa harus berani menyampaikan pendapat, berdebat, melakukan penelitian/ percobaan/ pengamatan, berdiskusi, mencoba sesuatu, mempraktekkan teori, membiasakan kebiasan tingkah laku yang positif, mencoba menyelesaikan kasus, berdemonstrasi, mengerjakan proyek dan selalu mengasah keterampilannya dari waktu ke waktu. Jadi, dalam proses pembelajaran mereka akan selalu aktif. Dengan keaktifan ini, siswa diharapkan akan menguasai ilmu secara lebih baik dan lebih abadi. Siswa tidak lagi akan tumbuh sebagai generasi hapalan. Namun, mereka akan menjadi penguasa-penguasa ilmu sejati dengan pemahaman yang komprehensif. Gagasan seperti ini juga sebenarnya bukan hal baru. Hal ini sejalan dengan konsep CBSA, yaitu cara belajar siswa aktif.
            Ada pendekatan khusus yang menjadi jiwa dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 ini. Pendekatan tersebut adalah pendekatan saintifik ( Sciencetific approach ). Pendekatan tersebut terdiri atas 5 M, yaitu : Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Data/ Informasi, Mengasosiasi dan Mengomunikasikan. Inilah yang menjadi ruh proses pembelajaran. Inilah yang mendasari siswa belajar secara aktif. Dalam proses belajar, siswa akan mengawalinya dengan kegiatan mengamati. Banyak hal yang bisa dilakukan, misalnya memperhatikan orang, membaca, menonton, dan sebagainya. Dengan hal ini, siswa tidak lagi membawa pikiran kosong ke dalam kelas tapi mereka telah memiliki pengetahuan siap sesuai dengan materi pembelajaran saat itu. Selanjutnya, siswa dibiasakan untuk berpikir secara kritis. Mereka harus merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Hal ini mirip dengan kebiasaan para penemu. Issac Newton bertanya-tanya tentang buah apel yang jatuh. “Mengapa buah apel ini terjatuh ?” Pertanyaan itulah yang menggiringnya pada penemuan teori hukum gravitasi. Pada tahap ketiga, siswa mulai untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Satu satu mereka akan menemukan jawab dengan berbagai cara, seperti berdiskusi dengan teman, mencermati bacaan, melakukan sesuatu dan lain sebagainya. Setelah menemukan data-data atau informasi yang lengkap, mereka harus mengujicobakan pengetahuan tersebut. Mempraktekan atau meniru hal yang sama dengan cara yang berbeda. Mencoba membuat kalimat baru dari contoh yang sudah ada, misalnya. Itulah yang dimaksud dengan Mengasosiasi. Selanjutnya, mereka akan mengomunikasikan ilmu tersebut kepada yang lain baik lisan maupun tulisan, misalnya mempresentasikan materi yang sudah dipelajarinya tadi. Seperti itulah gambaran pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran kurtilas.
            Hal lain yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan kurtilas ini adalah tahapan pembelajaran. Pada dasarnya, ada tiga tahapan pembelajaran yaitu: pemodelan, penyusunan bersama dan penyusunan secara mandiri. Gambaran lebih jelasnya misalnya dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Siswa kelas VII mempelajari teks observasi.
Tahap Pemodelan.
Mereka akan mempelajari conteh teks observasi yang ada di buku paket. Mereka baca secara cermat. Mereka baca secara komprehensif contoh wacana tersebut. Mereka pelajari struktur teksnya. Mereka cermati bagian-bagian struktur itu pada tiap paragraf. Mereka pun mempelajara unsur kebahasaannya. Menjawab soal-soalnya.
Tahap Penyusunan Bersama.
Kerja sama menjadi karakter idaman dalam kurtilas. Proses pembelajaran pada kurikulum tersebut dititikberatkan pada kegiatan belajar secara berkelompok. Siswa belajar bersama.
Pada proses mempelajari teks observasi tadi. Siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Pada umumnya, kelompok ini akan bersifat tetap sampai akhir semester. Siswa diharapkan mampu bekerja sama dengan teman-teman sekelompoknya. Mengenal karakter teman. Berbaur. Saling memahami. Menerima setiap kelebihan dan kekurangan teman-temannya. Mampu menyatukan perbedaan diantara mereka.
Pada proses membuat teks observasi secara bersama ini. Siswa akan berbagi tugas. Berdiskusi. Berbagi ide. Mengamati sesuatu, lingkungan sekolah misalnya. Lalu, menyusun teks observasi sesuai dengan struktur yang telah dipelajari sebelumnya. Setelah selesai, mereka akan mencermati tulisannya. Mengeditnya.
Tahap Penyusunan Secara Mandiri
Dengan bekal proses pembelajaran pada dua tahap sebelumnya, siswa diharapkan memiliki kesiapan untuk menyusun teks observasi secara mandiri. Siswa telah memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyusun teks tersebut. Tahap berikutnya adalah mempraktekkan ilmu tersebut dalam bentuk membuat teks observasi secara mandiri sesuai dengan strukturnya.
Demikianlah, gambaran proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Peran guru akan lebih kecil daripada siswa. Namun, dengan hal tersebut tidak berarti tugas guru menjadi lebih ringan. Guru bukanlah penonton proses pembelajaran.  Tantangannya justru semakin berat dan kompleks.  Guru professional tidak hanya berperan dalam transfer ilmu, tapi juga dalam banyak aspek lainnya. Guru adalah arsitek proses pembelajaran. Guru adalah motivator. Guru adalah fasilitator. Guru adalah pengamat dan peneliti. Guru adalah penulis. Guru adalah penilai. Guru adalah ibu kedua dari generasi yang berkualitas. Guru dan siswa bisa bekerja sama untuk melahirkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Semoga !


             




 

8/13/2014

BELAJAR TENTANG PUISI

Tulisan yang ringkas, padat dan bermakna sangat dalam serta dituangkan dalam bentuk bait. Itulah puisi. Pada umumnya, puisi itu hemat kata-kata. Termasuk juga dalam puisi prosa. Ciri khas ini tidak akan hilang, karena seorang penyair akan mengkristalkan permasalahan yang dituangkan dalam puisinya sedemikian rupa. Kehematan kata itu menjadikan sebuah puisi demikian sangat padat dan bermakna dalam. Penyair ditantang untuk melakukan diksi atau pemilihan kata secara tepat.

Belajar tentang puisi, kita harus berani membuat puisi dan membiarkan diri kita terbuka dengan pemikiran orang lain. Mari, belajar dari para penulis perempuan berikut ini ! Simaklah, cermatilah dan kritisilah puisi-puisi mereka ! Perhatikan pula cara mereka meramu sebuah permasalahan hidup dalam bentuk puisi. Piawai menjalin kata, menciptakan makna dan frasa baru, juga begitu dalamnya mereka mengkristalkan momen-momen puitik itu. Simak pula komentar/ masukan/ tanggapan dari penyair ternama sebagai guru mereka, Kang Cecep Syamsul Hari.

Semoga puisi-puisi ini bisa segera dipublikasikan menjadi sebuah buku !

Puisi- Puisi Adelina
(1)Bulan Suci Itu
Jangan hadirkan Ramadhan, Tuhan
Bila ritual menjadi kebanggaan
Bila lebaran hanya kesenangan




 [NN1]Penggunaan kata yang disengaja sebagai pola repetitif cukup baik.

 (3) Di Atas Sungai
 Di atas sungai Seine dalam dekapan megahnya Eiffel
Mata kanakmu menyapu setiap butiran tanah
Melangkah tiada gontai

 [NN1]Biasanya orang berkata “menyungging senyum”. Jadi upaya pengungkapan baru “menyungging ujung bibir” dapat difahami sebagai langkah keluar dari klise atau dengan kata lain mencari ungkapan baru.
Aku, ibumu
Berbisik setengah daya, ”Adakah engkau disana?”[NN1] 

 [NN1]di sana, bukan disana


 [NN1]Lagi, penutup sajak yang elok. Keseluruhan sajak ini kontemplatif.
 (4) Cermin
Jasad kaku tanpa paras
Menatap setajam parang
Denyut lambat mengelebat
[NN1]  

 [NN1]Bait ini imajinatif. Oke!
(5) Pisau
Pisau tubuhmu bermandikan tuak
Tuak aren tanah batak
Menyehatkan sekaligus memabukkan
Membuatku berdarah-darah

*ada alusi ke dan referensi kepada kekayaan lokal

Melipat Februari dalam  sebuah keinginan yang terpenggal[NN1] 


 [NN1]Kalimat agak rancu dan dipaksakan.

Segera kukemas bayangmu[NN1] 

 [NN1]Baris ini asyik. Sangat imajinatif dan metaforis. Bagus.

Hingga kelak ku ‘kan menemukan jalan terang
Jalan menuju muara

Menjauhi mata airmu
Hingga air mata menjarak dari mata air
[NN1] 

 [NN1]Pemilihan kata (diksi) “muara” dan “mata air” di sini dibingkai oleh kesatuan makna gramatikal.


 [NN1]Judul oke euy. Sip!

Engkau pengembara sunyi.Aku pun harus sunyi.

 [NN1]Singkat, padat. Oke.

cinta seperti apa yang kau beri untukku
dan kamu tak pernah mengerti
cinta seperti apa yang kuberi untukmu
[NN1] 

 [NN1]Ungkapan yang sederhana tapi cukup kuat.

Puisi-puisi Xenny Fitriyani[NN1] 
(1)Terlambat[NN2] 
Maka kulerai segala selisih di dalam sini yang entah apa karena aku tak boleh lupa kalau kita mesti berpayung sama, langit pun lelangit.
Kita tak mungkin selamanya menimang rasa yang bernas, mesti sesekali diremukan[NN3]  saja sampai halus atau direndam dalam air hangat kuku lalu menikmatinya susut dan larut. Rasanya sangat konyol membiarkan terjadi yang semestinya tak terjadi. Seperti huruf H yang menguap karena penuh udara Seperti air yang ingin kusulap menjadi agar-agar Biar tak lari disela [NN4] jemari.

 [NN1]Catatan khusus untuk Xenny:  teruslah menulis sajak-sajak dengan gaya dan rancang bangun seperti ini. Tampaknya Xenny merasa nyaman dengan penulisan dengan gaya ini. Nanti jika suatu saat Xenny merasa perlu melakukan ekplorasi estetik lain,  terimalah sebagai fase penulisan sajak/eksplorasi estetik berikutnya.
 [NN2]Secara keseluruhan puisi ini cukup kuat. Diperlukan nafas panjang dan konsentrasi penuh untuk menulis sajak-sajak berkecenderungan prosais. Catatan ini juga berlaku untuk Farra Yanuar.
 [NN3]“diremukkan”, bukan “diremukan”.
 [NN4]“di sela jemari”, bukan “disela jemari”.

 
hadir bukan karena dirinya
tapi hadir karena-Nya

*kontemplatif

(9)LELAH
 Bila salahku menjelma
Karena…[NN1] 


 [NN1]Sebenarnya penggunaan terlau banyak kata/kalimat elips (ditandai dengan penggunaan titik-titik, tidak efektif dalam puisi.

Puisi-puisi Yayu Arundhina

Takdir hidupmu

 [NN1]Dua baris kalimat penutup ini oke.




5/06/2014

WISATA KULINER : DI KOTA HIJAU


     Kota hijau merupakan julukan untuk kota Cimahi. Konon, julukan ini diberikan karena kota ini merupakan pusat pendidikan/ latihan militer.  Kota ini berjarak sekitar 10 kilometer dari kota Bandung. Jika jalanan lancar, kota inipun dapat dituju dari Jakarta sekitar 2-3 jam perjalanan dengan kendaraan melalui tol Cipularang, melalui pintu keluar Baros. Jika berkunjung kota ini, Anda dapat menikmati wisata kuliner yang tersebar di berbagai sudut kota.

SARAPAN PAGI
   Cimahi menyediakan berbagai macam menu yang beragam untuk sarapan pagi, seperti bubur ayam, nasi kuning, nasi uduk, kupat tahu. Makanan tersebut banyak ditemukan diberbagai tempat, baik di pinggir jalan,tukang jualan  keliling (biasanya berupa roda)  atau menetap di suatu tempat. Bubur ayam yang cukup enak adalah bubur ayam Pak Sunar yang berjualan di halaman toko Indomaret, sebelum belokan Cihanjuang. Selain itu ada juga di toko kue Merdeka, jalan Gatot Subroto. Harganya cukup bervariasi tergantung menu yang diinginkan, yaitu biasa, special, telor, ati ampela. Pada umumnya kurang dari Rp 20.000,-. Di tempat ini juga Anda bisa menikmati sop buah. Jika Anda penggemar bubur Hongkong, datanglah ke jalan utama ( Jalan Amir Mahmud ), tak jauh dari perempatan jalan Gatot Subroto. Tempatnya berada di sebrang PLN atau sebrang  jalan Rd Embang Artawidjaja. Tempatnya cukup nyaman walau berada di pinggir jalan.
            Nasi kuning bisa Anda temukan di berbagai tempat dengan mudah. Yang enak ada di jalan Kebon Cau, tepat di belokan sebelum ke jalan Asem. Di jalan inipun Anda akan menemukan penjual nasi uduk, kupat tahu, dan masakan padang.

MAKAN SIANG
                Pada siang hari, saat perut keroncongan, kota Cimahi memberikan banyak menu pilihan di berbagai tempat, seperti : pusat perbelanjaan, warung makan, tenda, atau tempat khusus.
            Jika ingin mencoba masakan Sunda, Anda bisa datang ke warung nasi Ampera atau Laksana yang berada di jalan utama. Berbagai menu ada di sana, seperti: aneka pepes (ikan, ayam, usus), ayam bakar, lotek, sayur asem, bacem tempe dan tahu,otak-otak,  juga sambal dan lalab. Alternatif lain, masih di jalan utama (Amir Mahmud ), Anda pun bisa datang ke tempat makan Neglasari. Di sini menunya cukup beragam. Ada masakan Indonesia, barat, cina, dan sebagainya. Harganyapun tidak akan terlalu menguras kantong.
Jika ingin santap siang di pusat perbelanjaan, Anda  bisa datang ke Cimall atau Yogya.  Di Cimall, banyak pilihan yang bisa anda tentukan sendiri. Di sana ada  KFC, Texas, Ichi Bento,atau menu kafe. Di Yogya, Anda bisa menemukan dan memilih menu makanan dan minuman, seperti : aneka soto, nasi goreng, masakan korea, gudeg, lotek, olahan ayam dan bebek, juice, teh.  Harganya cukup bervariasi mulai dari Rp 25.000,-.


Ada juga food court yang ada di jalan Gatot Subroto. Di sinipun, Anda bisa menemukan aneka masakan dengan harga yang masih tergolong ringan di kantong. Masakan sunda. Aneka pepes nasi, sate dan sebagainya. Selain itu, masih di jalan Gatot Subroto, Anda bisa menemukan lotek, gado-gado yang terkenal nikmat. Tempatnya bersebelahan dengan warung sate Lugina dan mie kocok.
Jika Anda penggemar sayuran, lotek bisa menjadi menu andalan. Selain di jalan Gatot Subroto dan Yogya, Anda juga bisa makan lotek Bi Euis di halaman depan Puskesmas Cimahi Tengah. Tempatnya dekat dengan gedung DPRD Cimahi.
Alternatif lainnya, Anda bisa datang ke jalan Sangkuriang. Di sana, ada menu Bali, seperti sate lilit yang dijual di sebuah halaman dengan tenda yang cukup bersih. Selain itu, ada juga pujasera dan lotek.
Jalan Cihanjuang juga bisa Anda telusuri untuk mencari makan siang. Anda bisa menemukan tempat makan mulai dari awal masuk jalan Cihanjuang sampai akan menuju Parongpong.
Tempat makan lainnya ada di jalan Kolonel Masturi. Di sinipun, Anda bisa menemukan banyak tempat dengan berbagai masakan. Tempat yang cukup favorit adalah Pak Kumis. Di sini, Anda bisa makan seafood, tongseng, sate dengan nasi atau lontong.
Anda penggemar seafood ? Selain di Pak Kumis, anda juga bisa makan di HDL Cimahi yang berada di Cimindi ( sebrang jalan Budi, tempat Radio Lita mengudara ).
Jika ingin masakan padang, Cimahi pun menyediakan beberapa tempat yang tersebar di berbagai sudut kota. Mini Baru merupakan tempat favorit untuk masakan padang. Tempat makan ini ada di depan rumah sakit Dustira.
Soto Mall Jogja

Bebek Goreng Slamet


MAKAN MALAM
                Tempat untuk makan malam bisa sama dengan tempat Anda makan siang. Ada pula tempat makan yang khusus mulai buka pada sore hari. Jika ingin merasakan sensasi Malioboro, Anda bisa makan malam di jalan Gatot Subroto, depan Pusdikbekang. Koperasi lembaga tersebut menampung banyak pedagang dengan menu yang bervariasi.
            Menu yang murah meriah dapat Anda temukan di roda-roda penjual masakan yang ada di sekitar jalan Kebon Kelapa ( masuk dari jalan Gandawijaya ). Anda bisa membeli sayur campur, pepes, tempe kering, capcay dan sebagainya sesuai selera. Sayangnya, di sini Anda tidak bisa makan di tempat tapi harus dibungkus untuk dibawa pulang.

Capcay kuah Street
Nasi Goreng Street

            Andapun bisa menikmati makan malam sambil berjalan-jalan di kota Cimahi. Biasanya, pada malam hari akan banyak tenda pedagang kaki lima yang tersebar di beberapa ruas jalan. D jalan Amir Mahmud ( depan hotel Tjimahi) ada sate, ayam goreng. Di jalan Gatot Subroto, ada seafood, rumah makan Cairo dengan olahan  kambing mudanya. Di jalan Warung Contong, Anda bisa menemukan nasi uduk. Di Alun-alun ( sekitar mesjid Agung Cimahi ) ada nasi goreng.


JAJANAN
                Selain menu makanan utama, Cimahi juga menyediakan berbagai macam jajanan. Aneka kue, baso, pempek, martabak, seblak, cimol, gorengan, lumpia basah,  tahu susu.
1.      Kue
Kue-kue ini bisa dijadikan sebagai camilan ataupun oleh-oleh. Anda bisa menikmati aneka kue basah, seperti lapis, bugis, pastel, kroket kentang, bolen, brownis, serabi.
 Aneka kue basah dan kue lainnya bisa Anda temukan di toko Cipta Rasa yang terletak di jalan Cihanjuang ( dekat pemkot Cimahi ) atau di Cibeber (jalan Kihapit). Selain itu, ada juga aneka kue, soes dan roti yang bisa Anda dapatkan di toko kue Merdeka jalan Gatot Subroto.
Aneka bolen dan kue lainnya bisa Anda temukan di Kartika Sari atau di toko Mayang Sari yang ada di jalan Amir Mahmud ( Jalan Raya Cimahi ).
Jika Anda penggemar Brownies, ada cabang Amanda Brownies di sini. Tepatnya di jalan Amir Mahmud sebrang Bank BNI ( setelah rumah sakit Mitra Kasih ).
Jika Anda menyukai kue tradsional, ada kue serabi dengan aneka toping, seperti oncom, gula merah dan santan (toping asli), keju, pisang, kismis dan sebagainya. Penjualnya ada di beberapa tempat, diantaranya ada di dekat rumah sakit Cibabat atau surabi Bantjiang di jalan Kebon Kelapa (pojok).
2.      Donat Madu
Jika Anda penggemar donat, di kota hijau ini ada donat yang tidak menggunakan gula, tapi menggantinya dengan madu sehingga namanya menjadi donat madu. Tokonya sekarang sudah mulai bercabang. Toko utama ada di jalan Cihanjuang. Cabangnya ada di dekat pintu masuk tol baros atau di kompleks perumahan Baros dan Padasuka.
3.      Baso
Orang suka jajanan ini karena segar dan menggugah selera juga mengenyangkan. Cukup banyak pedagang baso di Cimahi. Yang terkenal diantaranya adalah baso Trisno di baros dan cabangnya ada di jalan Raya Cimahi / Amir Mahmud,  depan bank BTN. Baso Mimo dekat pintu masuk tol Baros. Juga baso Tegallega di sebrang mesjid agung Cimahi.
Jika Anda ingin mie kocok tinggal datang ke tempatnya di jalan Gatot Subroto, dekat dengan kodim.
Ada juga baso Cuankie. Jenis baso ini biasanya tanpa mie atau bihun. Isinya adalah baso, tahu dan siomay dengan kuah yang ditaburi wortel kering. Pedagang baso cuankie biasanya akan berkeliling. Namun, yang menetap adalah cuankie ceker di dekat pertigaan jalan pasar antri ( dekat cimall ) dan jalan lurah.
Batagor merupakan baso tahu goreng khas bandung, jika ingin menikmatinya tinggal datang ke jalan lurah (masuk dari jalan Gatot Subroto/ sebrang SMAN 5 Cimahi).
Jika tidak ingin baso berkuah, Anda bisa memilih baso tahu. Yang terkenal adalah baso tahu Cimay sebrang bank BRI Cimahi atau sebrang RS Mitra Kasih. Jika sore hari, ada baso tahu  Intisari di depan SMP 6 Cimahi, jalan Gatot Subroto.
4.      Pempek
Menu Palembang ini  bisa Anda temukan di pinggir jalan atau bisa datang ke jalan Kebon kelapa/ Sisingamangaraja  ( setelah Cimall ).
5.      Martabak
Jajanan ini bisa kita temui di banyak tempat mulai sore hari. Ada martabak asin (telor) dan martabak manis. Yang terkenal adalah martabak mas Iwan di jalan Kebon Kelapa dan Adil di jalan lurah (mendekati jalan Gandawijaya).
6.      Seupan tales
Masih di jalan Lurah, Anda bisa menemukan cemilan sehat tanpa minyak, yaitu Seupan Tales. Talas bogor ini dikukus dan ditaburi dengan parutan kelapa yang gurih. Anda bisa membelinya mulai dari Rp 5.000,- per dus.
7.      Rujak
Jajanan yang terdiri dari aneka buah ini bisa Anda temui di berbagai tempat, biasanya akan dijual bersama lotek. Jajanan ini terdiri atas buah nanas, mangga, jambu air, kedondong, bengkuang, ubi jalar yang diberi larutan gula merah dan ditaburi kacang goreng. Anda bisa menikmati rujak di jalan Gatot Subroto (sebelah sate Lugina), di lotek Bi Euis ( Puskesmas Cimahi Tengah ) dan di roda khusus, sebrang pusat perbelanjaan Yogya.
8.      Tahu susu
Cemilan lainnya adalah tahu susu. Anda bisa menikmati tahu susu yang sudah digoreng dengan sambal kecap yang pedas atau tahu susu yang masih mentah untuk diolah kembali. Cemilan ini terasa lembut di lidah. Biasanya kita bisa membeli tahu susu ini mulai dari Rp 15.000,- per besek.
9.      Jajanan pinggir jalan
Jika Anda termasuk orang yang tidak tabu jajan pinggir jalan, Anda bisa mencoba jajan lumpia basah, cimol, seblak atau gorengan (gehu, pisang goreng, ubi, comro, cireng, bala-bala/bakwan). Jajanan yang murah meriah, kurang dari sepuluh ribu rupiah.
Jajanan seperti ini ada di alun-alun kota Cimahi ( depan Ramayana) atau di dekat sekolah ( misalnya: Jalan Gatot Subroto, Baros).
10.  Bandrek Hanjuang
Selain cemilan, Anda juga bisa membeli minuman hangat ini sebagai oleh-oleh atau dinikmati di tempat menginap. Variasi Bandrek dan sekoteng berbahan dasar jahe. Anda bisa datang langsung ke pabriknya di jalan Cihanjuang, dekat sekolah Asih Putera atau bisa mendapatkannya di toko kue dan toko lainnya ( misalnya: Alfamart). Bandrek Hanjuang  bersama donat madu menjadi  produk khas kota Cimahi.
11.  Pizza Hut
Untuk menikmati makanan dari Italia ini, Anda tinggal datang ke jalan Amir Mahmud ( setelah pusat perbelanjaan Yogya).
12.  Hoka hoka Bento
Jika ingin menikmati menu Jepang ini, Anda juga tinggal menyusuri jalan Amir Mahmud menuju Bandung ( sebelum jalan pesantren/ sebrang kantor dinas sosial/ setelah Superindo ).

Itulah beberapa tempat wisata kuliner di Cimahi. Semoga bermanfaat! Selamat menikmati makanan di kota hijau, Cimahi !

Aneka gorengan
Baso Jogja Mall

Martabak Mas Iwan
Mie Juara

Produk UMKM
Tahu Susu





           
            

Featured Post

Fiksi Mini: Aurora

  Semangat sekali aku menyambut tahun ajaran baru ini. Setelah liburan selama dua minggu, energiku terisi penuh. Langkahku tegap menuju kela...