12/15/2014

WRITING CLINIC FEMINA



Pembicara Writing Clinic Femina

            Horeee… aku dapat surat elektronik dari sebuah majalah wanita yang sudah kesohor pisan, Femina. Pasti pada kenal, kan ? Yup, isi suratnya sungguh membahagiakan hatiku sekaligus juga ragu. Aku mendapat undangan untuk mengikuti workshop kepenulisan dengan tema yang unik, yaitu mengolah kuliner dalam fiksi. Kalian tahu apa maksudnya ? ( Baca terus yaa… hehehe… )Hatiku semakin senang karena sobat-sobat di dunia kepenulisan juga mendapatkan surat yang sama. Yiipiiii… jjs ke ibukota … eh sekarang mah Jekardah yaa …. Hmmm… bisa gak yaa dengan kondisi badan seperti ini ? Timbul rasa takut dan ragu. Namun, aku ingin sekali memenuhi undangan itu. Sebuah kesempatan berharga yang tak boleh dilewatkan. Kami berlima memutuskan untuk berangkat pagi agar bisa mengikuti workshop sebelumnya.
Workshop di Museum Nasional
            Minggu, 7 Desember 2014, Femina menyelenggarakan acara Writing Clinic dengan tema Bermain Kata dengan Tema Kuliner. Pembicaranya adalah editor Femina, Ficky Yusrini dan kontributor tetap Femina sekaligus juga pakar kuliner, Tria. Acara tersebut berlangsung sekitar pukul 13.00 – 15.00 WIB,  di ruangan pameran temporer, Museum Nasional atau Museum Gajah, jalan Medan Merdeka Barat No 12 Jakarta Pusat.
            Mbak Ficky membuka acara dengan menyampaikan materi secara umum, yaitu karya-karya fiksi yang mengangkat masalah kuliner. Ada novel, cerpen bahkan cerita anak atau lebih tepatnya remaja mungkin ya, seperti : Madre, Kitchen, Aruna dan lidahnya, Lagu Sup Jagung, Semangkok Salad, Fifi Si Kaus Kaki Panjang dan sebagainya. Beliau juga menyampaikan bagian-bagian tulisan yang meracik rasa dalam fiksi kuliner. Banyak hal yang bisa disampaikan oleh penulis. Pendeskripsian masakan yang sempurna. Penyampaian masalah hidup dengan aroma kuliner. Tempat wisata kuliner sebagai latar cerita, dan lain sebagainya. Sisi masalah keredaksian sesuai dengan keahliannya.
Mbak Ficky, Editor Femina

            Selanjutnya, Mbak Tria menyampaikan materi yang lebih membumi tentang kuliner menjadi fiksi. Keahliannya di bidang kuliner ikut memperkaya wawasan. Dengan suara yang parau tapi bagai buluh perindu itu, beliau memaparkan banyak hal. Ada kekayaan kuliner yang bisa dieksplorasi oleh penulis, yaitu : keunikan bahan pangan, kekayaan jenis pangan, tradisi atau sisi gastronomi, trend serta isu/ konflik. Hal penting lainnya adalah penulis tidak boleh kehilangan angle. Tanpa angle, penulis akan tersesat di awal, tengah, dan akhir cerita. Banyak hal yang bisa dilakukan penulis untuk ini, diantaranya adalah mencari satu sisi yang menarik dari subyek, mencari relevansi dengan pembaca, mencari hubungan subyek dengan peristiwa tertentu, isu yang inovatif, menghubungkan dengan trend dan mendengarkan second opinion. Kemudian secara khusus, penulis bisa meramu kuliner dalam fiksi berupa setting/daerah atau restoran, budaya, cara pengolahan yang unik, cara mencari bahan, sosiologi, karakter yang menyertainya juga resep.  Terakhir, penulis juga wajib memperhatikan tata cara menulis yang baik.  Indikasinya adalah :
1.      Pola pikir yang runut.
2.      Kalimat yang efisien.
3.      Gaya bahasa yang menarik.
4.      Data yang valid.
Setelah materi disampaikan secara lengkap, saatnya kami menerima tantangan. Semua peserta yang hadir saat itu diajak untuk bermain kata mengolah rasa dalam kuliner. Ya, kita harus membuat sebuah tulisan fiksi tentang kuliner. Peserta harus mencantumkan ide tulisan, metafora dan mengembangkannya dalam sebuah paragraf. Lima cerita terbaik akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja.
Selain Writing Clinic Femina, banyak hal serupa yang dilakukan oleh pihak lain. Komunitas Blogger Buku Indonesia mengangkat masalah tentang Menulis Resensi dari Hati. Penerbit Bukune membahas Tulisan yang Menakutkan. Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang menyajikan Travel Blog dan Foto Perjalanan.Windy Ariestanty mengangkat penulisan kreatif tentang Menulis Memoar yang inspiratif. Kak Ariyo berbagi pengalaman tentang keahliannya dalam Mendongeng dari Buku. Lexie Xu berbagi pengalaman seputar Penulisan Kisah Remaja dan Faza Meonk, seorang komikus pencipta tokoh si Juki membeberkan Cara Menulis Karakter dalam Komik.
Bioskop Baca
Selain kegiatan workshop menulis, ada hal lain yang bisa kita nikmati di Museum Nasional itu, yaitu menonton film. Tidak percaya ? Ho… ho… ho… Ada empat film yang disajikan, yaitu Fight Club, The Shawshank Redemption, Breakfast at Tiffany’s dan The Hunger Games: Catching Fire. Itulah film-film yang bisa dinikmati di bioskop baca.
Festival Pembaca Indonesia 2014
Acara lainnya adalah pameran buku, talkshow, book swap dan book war, pojok anak, amazing race. Di sini, kita pun bisa menukarkan buku kita dengan buku lain. Seru acaranya. Ada lagi yang lebih seru yaitu Anugerah Pembaca Indonesia 2014. Dalam acara ini, salah satu karya mojang Bandung masuk nominasi pada kategori nonfiksi. Si kembar, Eva dan Evi meninggalkan jejak karyanya, Twiries dalam penganugrahan ini. Hebat, ya !
Apakah kalian menduga rangkaian acara panjang dan menarik itu diselenggarakan oleh Femina ? Tidak. Workshop, pameran, bioskop baca dan sebagainya itu merupakan rangkaian acara Festival Pembaca Indonesia 2014 yang dipersembahkan oleh Goodreads Indonesia. Festival berlangsung selama dua hari di Museum Nasional pada Sabtu dan Minggu, 6-7 Desember 2014. Tema tahun ini adalah Reading Is Happiness. Menurut pengarah festival, Harun Harahap, membaca itu membuat kita bahagia. Bahagia karena kita mendapatkan ilmu pengetahuan yang menjadi nilai diri dan menambah wawasan. Bahagia karena kita bisa berekreasi dengannya. Bahagia karena kita dapat bertualang ke berbagai tempat yang nyata atau bahkan tidak ada di peta dunia. Bahagia karena kita bisa menjelajah waktu ke masa lampau dan masa depan. Festival ini merupakan puncak kebahagiaan itu yaitu berbagi pada dunia, pada banyak orang. Jadi, kalian ingin bahagia ? Membacalah.
Dapet Hadiah

Peserta Writing Clinic Femina



11/08/2014

FUNTASTEA CHATIME


Baby Tea

Chatime punya hajat di Bandung. Selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 7, 8 dan 9 November 2014, warga Bandung - khususnya member chatime- akan dimanjakan dengan berbagai acara. Event ini diselenggarakan dalam rangka pembukaan gerai ke-100. Gerainya ada di BIP tapi acara berlangsung di Living Plaza Dago, karena di sini ada gerai Chatime terbaik dan terbesar. Ini dia agenda acaranya :
JUMAT, 7 NOVEMBER
SABTU, 8 NOVEMBER
MINGGU, 9 NOVEMBER
Jaipong ISBI
Sitoelas Percussion
Kaleb Music
Legency
Gianluigi (Stand up Comedy)
Entertainment
The Megans
Penampilan special GAC
Dr.  Beat

Member’s Gathering
Noin Bullet

Sambil menikmati sajian acara di atas panggung, kita juga bisa mengikuti berbagai permainan yang ada di tenda-tenda. Warga Bandung bisa menguji kepekaan dengan mengikuti permainan pasang mata baby tea dengan mata tertutup. Uji ketangkasan dengan menembak sasaran seperti memanah dan menimpuk tumpukan kaleng susu. Satu lagi, kita bisa menjajal kemampuan melempar tiga bola pingpong ke beberapa lubang khusus. Jika berhasil melakukannya, maka kita akan mendapatkan poin untuk ditukarkan dengan berbagai hadiah. Ada pin, mousepad, kaos dan lain-lain.
Jaipong ISBI

Setelah itu, kita juga bisa menikmati produk chatime berupa buble tea dengan berbagai pilihan rasa dan ayam goreng. Sssttt… untungnya, saya jadi blogger jadi dapat gratisan (seperti biasa motis) hehehe…. Hmmm… rasanya maknyus, mantap, segar, bumbunya terasa banget, gurih, pedas. Yang paling asyik di lidah adalah rasa mangga dari buble tea-nya. Nggak kerasa pahit seperti minuman lainnya. Kita seolah-olah sedang menikmati segarnya buah mangga yang biasa dikupas oleh ibunda tercinta. ( I love you, Mom ! )
Selamat menikmati

Setelah perut kenyang dan haus hilang, kita bisa melanjutkan aktivitas dengan mengikuti lomba desain cup chatime atau bernarsis ria dengan mendatangi pojok Fun Photo Booth. Oke kan acaranya ? Lebih seru lagi jika kita datang rame-rame bareng geng sohib. Bisa bercanda ria, ketawa bareng, maen game bareng dan juga narsis bareng. Pastinya heboh bangeeetsss deh !
Pojok Fun Photo Booth


Me and Bu Edwina   

Games

Games
Jadi, acara ini bisa kita terjemahkan secara bebas berdasarkan etimologis katanya. Fun = bersenang-senang. Taste = merasakan, menikmati. Tea = teh. Jadi, terjemahan bebasnya ? Ayo, kita berenang-senang sambil menikmati  teh chatime yang menyegarkan. Hati senang, lidah bergoyang, dunia serasa penuh cahaya kebahagiaan. Mantap bukan ?
Eh, ngomong-ngomong kalian tau gak sih, apa itu chatime ? Chatime merupakan minuman teh dengan berbagai rasa dan topping.  Minuman buble tea ini berasal dari Taiwan. Yang special dari chatime adalah resep diolah menggunakan daun teh pilihan, 100% buah segar asli, dan komposisi lain yang didatangkan langsung dari Taiwan. Untuk menjaga kualitas, aroma dan kesegaran produk, teh selalu diolah menggunakan brewing machine setiap 4 jam sekali. Toppingnya pun grass jelly, pearl, dan pudding dimasak langsung di gerai tanpa menggunakan bahan pengawet. Chatime memiliki sekitar 60 varian rasa, diantaranya adalah : Honey Lemon, Passion fruits, Stroberi dan Mangga smoothies, Coffee blend dan rasa terfavorit adalah Pearl Me Tea.
Di Indonesia, Chatime pertama kali hadir di Jakarta pada Februari 2011. Kini gerainya berjumlah 99 dan tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Bali dan Makasar. Hari ini, Bandung melahirkan gerai yang ke-100. Bertempat di Bandung Indah Plaza, jalan Merdeka 56 Bandung.  Di masa mendatang, ada rencana akan membuka gerai lagi di Pekanbaru.
Komunitas atau member merupakan salah satu strategi pemasaran Chatime.Pengenalan rasa bisa dilakukan dalam komunitas ini. Selain itu, chatime juga selalu meningkatkan silaturahim dengan mengirim surat elektronik atau mengontak member. Tak lupa juga, mereka akan peduli (care) pada membernya. Pada umumnya, member berusia di bawah 30 tahun.  Dalam acara ini, ada beberapa tawaran menarik. Dengan menambah Rp 10.000,- di setiap pembelian 1 gelas chatime, anda akan mendapatkan free pearl milk tea/ grass jelly milk tea. Bagi member Spesialtea card yang bertransaksi dengan nominal Rp 60.000,- akan mendapatkan double pointtea untuk ditukarkan dengan 1 gelas chatime dengan syarat telah mencapai 50 poin. Promo ini berlangsung pada 7-16 November 2014 khusus di gerai BIP dan 7-9 November di seluruh gerai Chatime di Indonesia. Bagi pemegang kartu kredit Bank Mandiri, ada program buy 1 get 1 dengan Mandiri power point atau fiestapoint. Program ini berlaku di seluruh gerai Chatime wilayah Bandung periode 7-9 November 2014.
Hal menarik lainnya adalah chatime akan mengadakan aksi sosial “Baby Tea Fun Walk” pada Minggu, 9 November 2014. Kegiatan yang bekerjasama dengan pkpu ini akan melibatkan 100  anak yatim. Mereka akan jalan santai dari BIP menuju Living Plaza Dago. Di antara rute itu akan ada booth permainan, minum chatime bersama dan pada akhirnya akan ada penyerahan bantuan perlengkapan sekolah. Itulah bentuk CSR Chatime. Fokus utama CSR sekarang ini adalah pendidikan SD. So, nunggu apa lagi ? Ayo, buruan gabung di Living Plaza Dago, ya !


10/27/2014

KEGALAUAN TIK



Era digitalisasi dan komputerisasi telah lama bergaung di sentero dunia. Oleh karena itu, secara otomatis hampir semua aspek kehidupan manusia mulai ditangani secara komputerisasi. Contohnya: ada e-ktp, pendaftaran siswa baru secara online, pendaftaran cpns, bpjs juga online, layanan perbankan, kantor dan perusahaanpun tak lepas dari komputerisasi ini. Tujuannya adalah mempermudah urusan manusia ? Benarkah ? Dengan situasi seperti itu, ada euforia komputer di segala lini kehidupan. Manusia menjadi sangat tergantung pada benda teknologi yang satu ini. Komputer dan segala sesuatunya menjadi booming. Kini, benda yang satu itu akan bisa kita temui dengan mudah dan murah. Persaingan di bidang inipun semakin tajam. 
 
Masyarakat umumpun butuh komputer
            Euforia itupun ternyata menular pada dunia pendidikan, khususnya sekolah. Banyak sekolah berusaha untuk menyediakan komputer. Lab komputer menjadi salah satu fasilitas sekolah. Bahkan, guru dan siswapun tak lepas dari jerat tersebut. Euforia ini semakin menjadi-jadi ketika pemerintah menetapkan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan dunia tersebut, yaitu TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), sejak 2004. Kini, komputer merupakan kebutuhan mereka juga. Hampir semua kegiatan sekolah pasti menggunakan komputer, termasuk juga dalam proses belajar mengajar.
Siswa dan laptop

 Sejak tahap perencanaan, pelaksanaan sampai tahap evaluasi teknologi itu tak lepas dari proses tersebut. Semua serba komputer walau belum seratus persen. Komputer benar-benar menjadi fasilitas pendukung yang mempermudah proses belajar mengajar. Jika dulu, kita mengetik rencana pembelajaran dengan mesin tik, maka sekarang menggunakan komputer. Dulu, kita harus mengetik ulang secara keseluruhan, sekarang buka file lama lalu perbaharui tulisan yang akan diganti. Era komputerisasi ini juga ditandai dengan pertanyaan favorit dari para siswa, dari tahun ke tahun. “Bu, boleh menggunakan laptop ?” Ketika anggukan kepala menjadi jawaban, maka wajah sumringah siswa menjadi balasannya. Zaman sekarang, laptop di sekolah bukan hal aneh lagi. “Ma, beliin aku laptop dong !” Mungkin itulah rengekan anak sekarang, selain telepon genggam. Rengekan jajan atau baju baru mungkin sudah kurang mendominasi lagi.
Kini, siswa akan bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan komputer dalam proses belajar mengajar. Secara terencana, guru memang mengarahkan siswa pada hal tersebut. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh mereka. Dengan dukungan fasilitas sekolah, siswa akan melakukan presentasi materi pembelajaran menggunakan teknologi tersebut. Siswa biasanya akan membuat power poin untuk ditayangkan di dalam kelas. Selain itu, tugas-tugas pun tak luput dari dukungan teknologi informasi dan komunikasi ini. Pembuatan makalah atau laporan juga didukung oleh fasilitas ini. Tulisan tangan menjadi langka. Bahkan cenderung dihindari oleh siswa. Pementasan dramapun diwarnai dengan pemakaian teknologi ini. Di manapun, kapanpun, dan siapapun pastilah komputer. Itulah mungkin semboyan yang tepat untuk situasi pembelajaran sekarang ( hehehe…). TIK sudah menjadi sahabat dan semangat belajarku, siswa masa kini. Siswa digital mungkin ya, istilah yang paling tepat. Mengapa ? Siswa sekarang lebih dikuasai oleh teknologi. Menanyakan pr, angkat telepon, facebook. Baca buku, e-book. Mencari bahan pembelajaran dan tugas-tugas, internet atau Mbah Google. Banyak hal selalu bersinggungan dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Komputer dan Drama

Di pihak guru, teknologi informasi dan komunikasi ( TIK ) ini pun menjadi bagian dari profesionalisme mereka. Guru-guru sepuh yang tidak bisa menggunakan komputer ( secara terpaksa ) harus mempelajarinya. Situasi dan tuntutan profesi mengarahkan mereka pada hal tersebut. Guru-guru yang pernah dikirim ke luar negeri, menerapkan berbagai macam program bawaan dari tanah sebrang, contohnya Emudo, Think Quest. Banyak pula guru yang mempersiapkan proses mengajar dengan menggunakan komputer itu. Menyusun bahan ajar, misalnya tak lepas dari teknologi tersebut. Power Poin. Penyajian materi menjadi lebih menarik dengan hal tersebut, apalagi guru yang kreatif dan melek teknologi akan berusaha mencari informasi melalui internet untuk menunjang hal tersebut. Blogpun menjadi salah satu media untuk menyediakan bahan ajar. 
Komputer (TIK) pendukung profesionalisme guru

Sekarang, berkaitan dengan kurikulum 2013, penilaianpun tak lepas dari fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Ada program khusus untuk pengisian rapot. Guru sekarang harus mengisi angka-angka pada program khusus itu agar rapot siswa memiliki pendeskripsian. Dengan hal-hal tersebut, gurupun tak bisa lepas dari dunia yang satu ini, teknologi informasi dan komunikasi. Alhasil, TIK menjadi semboyan di manapaun, kapanpun dan siapapun tetap juara mewarnai kehidupan proses belajar mengajar.
Ironisnya, sejak berlakunya kurikulum baru, 2013, mata pelajaran TIK pun hilang dari peredaran, khususnya di tingkat sekolah menengah pertama. Berwujud abstrak. Di satu sisi, kita sedang menggalakkan melek teknologi. Namun, di sisi lain banyak kendala menghadang. Para siswa tidak lagi belajar ilmu TIK secara langsung. Konsistensi tampaknya harus mulai dibenahi. Kita ini akan dibawa kemana ? Di satu sisi, kita harus siap dengan gempuran arus globalisasi, komputerisasi. Di sisi lain, mata pelajaran yang merupakan jawaban terhadap tantangan zaman tersebut dihapus tanpa kejelasan. Nasib guru TIK jadi terombang-ambing tanpa arah tujuan yang pasti. Pembelajaran tentang ilmu teknologi informasi dan komunikasi masih perlu dilakukan secara berkesinambungan. Jika, guru TIK harus mendampingi siswa atau guru dalam waktu mengajar yang tidak jelas, tentu hasilnya tidak akan efektif. Di samping itu, kesiapan mental siswa dalam menghadapi era serba teknologi canggih ini perlu dibentuk dan ditumbuhkan. Siswa harus mampu bertanggung jawab dalam pemakaian teknologi tersebut. Jangan sampai terjadi, siswa menggunakan laptop untuk melihat hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama dan moral ! Para siswa masih harus banyak belajar tentang TIK ini, baik ilmunya yang cepat berubah, juga sikap mentalnya. Derasnya gempuran arus informasi ini, harus pula diseimbangkan dengan pembelajaran TIK yang positif. Kebebasan berteknologi tetap harus dilandasi oleh tanggung jawab keilmuan, tanggung jawab moral dan landasan agama yang kuat, sehingga siswa tidak akan menjadi korban teknologi. Pada akhirnya, TIK masih tetap dibutuhkan oleh guru dan siswa. Tentunya, dengan pengembangan pembelajaran yang lebih menarik dan berkualitas. Kita masih membutuhkan strategi untuk menangkal informasi yang berbahaya dan sering datang secara tiba-tiba, tanpa diminta. Kepada siapakah kita menggantungkan harapan ini jika bukan pada guru TIK ? Semoga segera ada kejelasan tentang mata pelajaran TIK ini, khususnya untuk tingkat SMP !

Featured Post

Fiksi Mini: Aurora

  Semangat sekali aku menyambut tahun ajaran baru ini. Setelah liburan selama dua minggu, energiku terisi penuh. Langkahku tegap menuju kela...