7/24/2013

SBSB : JIKA SISWA BERGURU PADA SASTRAWAN



Tahun ini, Cimahi mendapat kesempatan sebagai salah satu kota tempat berlangsungnya acara Sastrawan Bicara Siswa Bertanya atau SBSB. Acara ini berlangsung selama tiga hari di SMP Negeri 2 Cimahi pada Senin-Rabu, 24- 26 Juni 2013.
            Para sastrawan yang menghadiri acara ini adalah Putu Wijaya, Jamal D. Rahman, Joni Ariadinata, Cecep Syamsul Hari, Ari KPIN, dan Iman Soleh. Para siswa bertemu, berkenalan, dan berinteraksi secara langsung dengan para sastrawan yang asli bukan yang palsu.








            Dalam sambutannya, Pak Thamrin, Sesdikbud, mengatakan bahwa acara ini memiliki tiga sasaran utama, yaitu: bertambahnya pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan karakter. Sesuai dengan motonya berawal dari keriangan, berakhir dengan kearifan.
            Melalui acara SBSB ini banyak hal (pengetahuan) yang didapatkan oleh siswa. Dengan antusias, siswa mengikuti workshop sastra yang diselenggarakan selama dua hari (24-25 Juni 2013). Mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam seputar puisi, pantun dan cerpen dari Iman Soleh, Ari KPIN, Cecep Syamsul Hari, Jamal D. Rahman dan Joni Ariadinata.
            Secara menarik, para sastrawan ini berhasil membuat para siswa senang belajar sastra. Para siswa dimotivasi untuk gemar membaca dan menulis. Para siswa juga mendapatkan informasi yang nyata seputar profesi penulis. 
            Dalam workshop tersebut, siswa diajak berani untuk mengembangkan minatnya dan juga berani berkarya. Para sastrawan membagi kelas dalam beberapa kelompok dan siswa diharuskan memilih menjadi anggota kelompok yang diminatinya. Setelah itu, mereka diajak untuk berkarya membuat puisi bertema aku ingin, berpantun, dan menulis cerpen dengan tema-tema yang unik, seperti: maling jemuran.
            Melalui kegiatan menulis cerpen dalam waktu yang cukup singkat, para siswa diajak untuk mengembangkan imajinasi. Sebelum menulis, para siswa mendengarkan pembacaan sebuah cerita tentang kiai Aria yang baik hatinya. Joni Ariadinata sangat piawai dalam hal ini. Setelah itu, para siswa harus melanjutkan cerita tersebut secara tertulis sesuai dengan tema-tema yang ditentukan oleh cerpenis Kompas tersebut.  Ajaib, walaupun terasa sulit, para siswa berhasil membuat sebuah cerpen sebanyak satu-dua halaman dalam jangka waktu lima belas menit.
            Selanjutnya, Jamal D. Rahman mengajak siswa untuk mengolah kata (diksi). Pemimpin majalah Horison ini menekankan pentingnya kekuatan kata dalam menulis sastra.
            Tambahan pengetahuan lainnya adalah para siswa diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Banyak pertanyaan yang muncul mulai dari pertanyaan yang sederhana sampai pada perrtanyaan yang berbobot. Apa motivasi menjadi sastrawan ? Apa itu karya sastra? Apa itu definisi apresiasi ? Bagaimana mengembangkan imajinasi ? Itulah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para siswa, baik siswa sekolah dasar, siswa sekolah menengah pertama maupun siswa MTs.
Dalam acara ini, para sastrawan pun sangat pandai memberikan penghargaan yang luar biasa untuk para siswa. Mereka memilih karya-karya terbaik untuk ditampilkan dan peserta workshop dilibatkan dalam konser musikalisasi puisi. Ari KPIN menjadi manajer pertunjukkannya. Sang maestro ini, dalam waktu yang relatif singkat mampu menyuguhkan sebuah konser yang menarik.
            Sebagai acara penutup, pada hari terakhir, Peserta workshop menampilkan kebolehan mereka di hadapan para tamu dan penonton. 


            SBSB mampu menyajikan sebuah pertunjukkan yang memukau. Sastra ternyata juga bisa memberikan hiburan yang luar biasa menyenangkan seperti halnya konser musik band-band terkenal. Para sastrawan tersebut mampu memadukan kreatifitas dengan kebutuhan hiburan sehingga karya sastra bisa tampil sebagai sebuah karya seni yang patut mendapat apresiasi positif. Inilah salah satu nilai penting yang dapat dipelajari oleh siswa. Karya sastra bukanlah sesuatu yang menakutkan ataupun membosankan. Tapi, karya sastra adalah sebuah hasil kreatifitas tingkat tinggi yang sarat makna sekaligus juga menghibur.  Dengan demikian, diharapkan para siswa itu tidak lagi menjauhi karya sastra. SBSB pada akhirnya akan mampu mendekatkan para siswa pada berbagai macam karya sastra sekaligus juga mampu mengapresiasinya dengan baik dan mendapatkan nilai-nilai positif daripadanya. Inilah muara akhir dari belajar sastra.
            Selain pengetahuan, melalui SBSB ini siswa juga mendapatkan tambahan keterampilan, khususnya dalam menulis. Mereka mendapatkan kunci bagaimana mengembangkan imajinasi, mengolah kata dan menghasilkan karya. Modal utamanya, para siswa dirangsang untuk banyak-banyak membaca. Inilah hal yang memiliki dampak positif untuk mengembangkan kebiasaan membaca. Selama ini, para siswa di Indonesia masih (malas) membaca. Kegiatan membaca baru sebatas paksaan belum menjadi sebuah budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan acara ini,mudah-mudahan suatu saat kelak, para siswa itu termotivasi dan merasa butuh untuk membaca secara berkesinambungan. Bukankah membaca merupakan jendela dunia dan gudang ilmu ?
            Pembentukan karakter juga menjadi sasaran utama dalam acara ini. Para siswa bisa melihat kekompakan para sastrawan yang bahu-membahu dalam membantu Putu Wijaya yang akan tampil ke atas panggung. Mereka bekerja sama agar beliau bisa tampil di atas panggung dengan nyaman. Begitupun setelah selesai manggung. Selain itu, dari sosok Putu Wijaya, para siswa bisa melihat kebulatan tekad. Walaupun sakit, Putu Wijaya tetap bersikeras untuk tampil sebaik mungkin. Sakit tak menghalanginya untuk tetap berkarya. Penampilan Putu Wijaya juga tetap prima. Mudah-mudahan semangat seorang Putu Wijaya untuk bekerja secara professional mampu menular pada para siswa dan menjadi bagian yang hidup dalam jiwa para siswa tersebut. Inilah beberapa nilai-nilai karakter yang tersaji dalam acara Sastrawan bicara Siswa bertanya.
            Dengan acara ini, bidang studi Bahasa Indonesia memiliki nilai-nilai penting. Bahasa Indonesia memiliki misi untuk mengembangkan kecintaan siswa pada bahasa Indonesia, sastra Indonesia dan juga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter siswa. Pelajaran Bahasa Indonesia bukanlah sebuah pelajaran hapalan, tapi sebuah pelajaran yang harus berakar dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesiapun bisa berjalan lebih menarik dari biasanya.
            Guru Bahasa Indonesia harus mampu memadukan antara unsur materi pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar, kreatifitas dan unsur hiburan dalam menyajikan pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa harus dikondisikan untuk berkarya bukan menghapal materi. Guru Bahasa Indonesiapun harus mampu menyajikan pelajaran itu dengan berbagai macam metode yang menarik dan membuat siswa senang belajar Bahasa Indonesia.
Pelajaran Bahasa Indonesia bukan lagi hanya sekedar beban untuk kelulusan tapi pelajaran Bahasa Indonesia juga memiliki manfaat dalam kehidupan siswa nantinya. Hasil belajar siswa itu akan mampu menunjang kesejahteraan mereka, karena karya sastra dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan, salah satu caranya adalah dengan menjadi penulis. Hasil belajar itu juga akan menumbuhkan kepekaan para siswa terhadap lingkungan sekitar mereka.
Dengan demikian, pelajaran Bahasa Indonesia berkontribusi positif dalam pembentukan karakter positif siswa. Cinta tanah air, bekerja keras, kreatif, mampu menghargai karya orang lain, bekerja sama, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan sebagainya. Jika tujuan ini tercapai, pelajaran Bahasa Indonesia akan memiliki gengsi yang lebih tinggi lagi.
 Semoga dengan itu semua, para siswa akan semakin bangga menjadi orang Indonesia, semakin bangga berbahasa Indonesia, dan juga semakin lebih mencintai sastra Indonesia! Dengan kebanggaan itu pula, para siswa diharapkan mampu menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa kita di mata dunia. Mudah-mudahan pula suatu saat nanti, Bahasa dan Sastra Indonesia bisa menjadi bagian dari sastra dunia dan  berperan penting dalam kehidupan masyarakat dunia !

6/20/2013

WISATA KULINER DI RM RIUNG PANYAUNGAN



Wisata kuliner mulai populer sejak acara ini dipandu oleh Pak Bondan. Berbagai macam tempat dan makanan telah banyak disajikan dalam acara tersebut. Nah, sekarang, saya ingin juga menyampaikan info wisata kuliner yang terletak di daerah Soreang, Kabupaten Bandung. Nama tempatnya adalah rumah makan Riung Panyaungan.
               
Jika diterjemahkan secara bebas, Riung Panyaungan berarti kumpulan saung. Kata saung merupakan kata dasar dari panyaungan.  Hal ini saya lihat dari beberapa saung sebagai tempat makan yang tersebar mulai dari depan hingga ke belakang. Saung ini dapat dimanfaatkan oleh keluarga atau rombongan untuk menikmati makanan. Makna lainnya adalah tempat yang teduh. Memang di sekitar tempat makan ini berjejer pohon-pohon besar yang cukup menyejukkan, terutama di pinggir jalan.
                Lokasi tempat makan ini berada di jalan raya Banjaran-Soreang km 2,2. Jika dari Bandung, Anda bisa ke lokasi ini dengan menyusuri jalan Kopo ke arah Banjaran. Jika dari Cimahi, Anda bisa berkendaraan melalui jalan Nanjung ke arah Soreang. Tempat ini bisa di jangkau sekitar 20 – 30 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Bandung. Lokasinya mudah ditemukan karena berada di pinggir jalan. Jika Anda akan berwisata ke Ciwidey, sebelumnya atau sesudahnya bisa mengisi perut di lokasi ini. Lokasinya cocok untuk tempat beristirahat sambil mencuci mata. Pemandangan alam khas priangan dapat anda nikmati sambil menunggu pesanan datang. Rasanya segar dan nyaman. Anda juga dapat melihat kolam-kolam ikan yang berwarna-warni. Bagi yang suka narsis, tempat ini cocok juga untuk berfoto-foto dengan latar alam yang indah.



                Makanan dan minuman yang bisa dinikmati juga sangat beragam. Pada umumnya menu khas Sunda. Ada nasi timbel dengan berbagai macam variasinya. Menu ikan dengan berbagai ukuran dan rasa. Ikan bakar, sop gurame, asam manis, pepes dan sebagainya.  Ada pula karedok, aneka tumis atau cah. Kangkung, jamur, brokoli dan masih banyak lagi. Bagi anda yang suka seafood, tersedia pula cumi bumbu singapur yang pedas. Teman saya menyarankan untuk memilih ikan gurame dengan berbagai variasinya, sup, bakar, asam manis dan lain-lain. “Gurame di sini enak !” sarannya. Jika memilih sop gurame, satu porsi cukup untuk banyak orang. Tinggal pilih ukuran : kecil, sedang, special hingga seharga Rp 85.000,-. Dijamin puas dan kenyang.
                Selain makanan, banyak pula jenis minuman yang dapat dinikmati. Bandrek, capucino, aneka juice, lemon squash, alpukat float, es cocktail, es kelapa muda atau yoghurt. Anda bisa memesan minuman tersebut sesuai dengan selera masing-masing. Di samping itu, kitapun diberi minum air teh hangat.   
                Kabar gembira lainnya adalah harga makanan dan minuman di sini cukup terjangkau, kurang dari seratus ribu. Kalau tidak salah, harga termahal  adalah ikan gurame seharga Rp 85.000,-. Harga yang lainnya bahkan kurang dari lima puluh ribu rupiah per porsinya. Walaupun rame-rame datang ke tempat ini, Anda tidak akan menguras kantong terlalu dalam. Selamat berwisata kuliner dan menikmati makanan khas Sunda!

6/08/2013

CeritaCeritaku



BEEEEEEEUUUU
                Hari ini rasanya aku ingin kembali ke masa lalu. Mengenang keindahan dan kesenangan yang pernah ada. Menikmati segala hal yang pernah kulakukan bersama sahabat-sahabatku. Kembali ke masa-masa yang telah banyak menorehkan jejak-jejak kehidupan.  Lalu, kubuat sebuah keputusan. Tinggalkan modernisasi kembali ke zaman purba !
                Dulu, sepulang sekolah, kami selalu bersama-sama menyusuri jalanan dengan langkah-langkah penuh tawa. Kami berjalan diantara  pohon-pohon yang berbatang kokoh. Berdaun rimbun. Meneduhkan.  Udara segar senantiasa kuhirup dengan nyaman setiap pagi. Burung-burung bernyanyi riang menyambut pagi. Orang-orang berlalu lalang menuju pasar. Kendaraan melaju tenang di jalanan beraspal. Harmonis sekali. Semua berada sesuai dengan relnya masing-masing dengan irama kenikmatan hidup yang mempesona. Indah sekali.
                Kali ini, aku ingin mengulangnya kembali. Aku ingin menikmati pembangunan kota yang sering kusaksikan hampir setiap saat. Sejak saat itu, wajah kotaku mengalami banyak perubahan. Tak ada lagi jalanan becek berlumpur coklat. Kesemrawutan itu telah sirna berganti dengan kecerahan khas perkotaan. Wajah kotaku telah banyak mengalami proses make over. 
                Siang itu, kembali kutelusuri jalanan kotaku menuju pondok. Ada sebuah kelegaan yang menyelusup. Bayang-bayang masa lalu berputar kembali dalam pikiranku. Tawa-riang itu kembali kurasakan. Perjalanan kali ini serasa kembali bersama dengan sahabat-sahabat tercinta. Aku melangkah dengan ringan. Aku menikmati kembali jalanan kota ini. Kutelusuri kembali jalanan beraspal. Kupandangi lagi wajah kotaku.Tanah keras yang biasa kupijak dulu telah berubah menjadi trotoar tinggi di atas jalan beraspal.  Aku berjalan di trotoar yang telah terpoles dan terpasang cantik. Inilah wajah baru kotaku. Di dalam hati, aku mengagumi hasil karya itu. Aku tersenyum simpul. Kotaku ah kotaku.
                Sekitar satu jam perjalanan, aku mulai menemukan kejanggalan. “Gempa mungkin,”pikirku. Aku berasa bergoyang saat berjalan. Hal itu kualami beberapa kali. Aku menghentikan langkahku. Kupandangi sekeliling. Tak ada yang bergoyang. Gedung perkantoran, rumah-rumah, dan tiang listrik tetap berdiri tegak. Aku berjalan kembali. Bergoyang lagi. Aku heran. Kuamati trotoir itu. Ah, aku menemukan penyakitnya. Aku pun kembali melanjutkan perjalanan itu dengan hati-hati. Aku harus memilih trotoar yang bagus. Setelah goyangan itu, aku menemukan trotoar yang sudah hancur. Jalanan bolong di tengah. Jika saja, aku berjalan sambil bercanda seperti dulu, pasti terperosok. Untung aku berjalan sendirian sehingga  bisa melewati bahaya itu.
                Aku mulai sedikit merasakan ketidaknyamanan. Namun, aku ingin menuntaskan perjalanan ini. Kembali kutelusuri trotoar yang masih cukup panjang itu. Sekitar dua meter di depanku, trotoar akan terpotong oleh jalanan beraspal yang mengarah ke tengah kota. Aku mengamati kembali trotoar ini. Sedikit miring. Pikiranku melayang pada sebuah acara permainan jepang di televisi. Aku berjalan di sisi miring itu. Aku menjadi pemenangnya. Selamat tidak jatuh ke dalam air ! Aku berhasil menapaki kembali  trotoar yang  lurus. Hehehe… Namun, tiba-tiba …suit…suit…suit…brem…brem…breeeng….. beberapa motor  melaju di sisi kiri dan kananku bergantian. Kendaraan  beroda dua itu tanpa perasaan berdosa melintas dari trotoar miring menuju jalan beraspal ke tengah kota. Aku dibiarkan kebingungan dengan kengerian yang luar biasa. Jalan beraspal macet total. Beberapa motor lain melaju di sisi jalan, samping trotoar. Sedangkan motor-motor sialan itu lebih memilih trotoar  yang ada pejalan kakinya demi melewati kemacetan itu. Beeeuuuu… Teganya…teganya…teganya. Mereka melewatiku dengan cueknya. Aduuh ! Zaman telah benar-benar berubah. Tak ada lagi kenyamanan bagi pejalan kaki. Apakah materi lebih utama dan lebih berharga daripada nyawa seorang manusia yang ingin berjalan kaki ?

5/21/2013

BAKU DAN TIDAK BAKU




 Pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai macam sendi kehidupan manusia, khususnya masyarakat Indonesia masih memiliki berbagai macam kerancuan atau tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Banyak kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Kesalahan-kesalahan tersebut ada pada tataran ejaan, kata, kelompok kata bahkan kalimat. Perhatikan contoh penulisan bahasa berikut ini

5/17/2013

ERROR



            facebook 
            Entah apa yang terjadi pada diriku hari ini. Aku merasa pikiranku saat ini berada di awang-awang, mengambang, entah berada di mana. Sangat tak jelas ! Yang kurasakan adalah kepalaku ibarat computer yang sedang ngehang, macet total, tak bisa berpikir. Jika boleh berimajinasi, dalam kepalaku ini ada jutaan cabang jalan yang berpotongan ke berbagai arah dan kendaraan yang melintasinya tertahan, tak bisa melaju karena saling berpotongan secara semrawut. Si Komo lewat alias macet total. Tak bergerak sedikit pun.
            Akupun tak bisa menangkap dan mengingat hasil presentasi yang disampaikan oleh beberapa orang, jika tidak menuliskannya dengan terpaksa. Blang ! Kata demi kata lewat begitu saja tanpa mampu kucerna dan kupahami maknanya. Melintas hampa !
            Parahnya lagi, saat berbicara aku merasa kata-kataku tak karuan. “Jangan pantang menyerah !” Sampai seseorang menegurku. “Masa ? Mungkin kita harus Jangan menyerah, jangan berputus asa, atau maju terus pantang mundur ! Betul, kan ? “ Aku terdiam beberapa saat. Mencerna tegurannya dengan susah payah sampai akhirnya berhasil memaknainya dan membetulkan pendapatnya. Jika teman-teman menghadapi masalah atau kendala dalam menghadapi masalah, haruskah jangan pantang menyerah ?  Kini, teman-teman tahu maksudku kan ?
            Pada saat berjalanpun, nampaknya kaki ini tak menapak jalan. Aku melayang terbawa angin menuju suatu tempat yang ingin kutuju. Ketika temanku memberikan sebuah permohonan. Aku menerimanya dengan gamang. Bebal rasanya otakku saat itu. Gengsi juga kalau harus menuliskan pesannya di buku catatan. Aku berusaha untuk  mengingatnya agar pesan itu dapat kulaksanakan dengan baik. Apakah aku berhasil ? Cobalah kalian tebak ! Yang pasti, pada akhirnya aku mengisi perutku yang sudah melilit perih, minum capucino kesukaanku. Rehat sejenak, menikmati pemandangan hijau di sekelilingku. Setelah itu, badanku segar, otakku agak mencair. Ringan untuk berpikir kembali. Haaaahhhhh …… error ….. error. Janganlah kau datang lagi padaku ya !

Featured Post

6 Tip jadi Manusia Kreatif, Seorang Inovator

  Manusia kreatif/ inovator merupakan golongan langka. Hanya 10 persen saja. Menurut Sigi Wimala, kreativitas adalah kemampuan berpikir seca...