12/15/2014

PENGENALAN BUDAYA INDONESIA


Mengamati Batik

Ada yang berbeda dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Seingat saya, baru kali ini ada bab khusus tentang budaya Indonesia. Kekhawatiran tenggelamnya budaya Indonesia oleh budaya asing, seperti Jepang dengan harajuku-nya dan Korea dengan film-nya ( atau K-pop) mungkin menjadi penyebab munculnya pengenalan budaya Indonesia dalam kurikulum ini. Selain itu, pengakuan budaya kita oleh negara lain juga mungkin menjadi penyebabnya. Jika dilihat sepintas, memang kita melihat sebagian generasi muda Indonesia kurang bersahabat dengan budayanya sendiri. Betapa banyak contoh kasusnya, misalnya: jarang siswa yang mau bergabung dengan ekstrakurikuler tari tradisional. Jarang sekali siswa memainkan alat musik tradisional, seperti gamelan atau degung. Namun, jika bermain band,mereka sangat antusias. Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda Indonesia jarang berinteraksi dengan budaya Indonesia. Adakah yang menggunakan baju adat Indonesia ? Adakah yang bermain calung ? Masih adakah generasi muda yang memainkan permainan tradisional ? Adakah generasi muda yang peduli dengan kearifan dan  nilai-nilai luhur bangsa Indonesia ? Dan juga seribu pertanyaan lainnya. Inilah beberapa hal yang memunculkan kekhawatiran musnahnya budaya Indonesia di abad modern ini.  
            Namun,kekhawatiran itu sedikit terobati dengan betapa banyaknya budaya Indonesia yang dibawa oleh para siswa ke dalam kelas. Sekaligus juga, hal ini makin menyadarkan dan meyakinkan  diri kita tentang kekayaan budaya Indonesia. Ketika akan membahas teks deskripsi, mereka diharuskan membawa sebuah foto atau gambar atau benda budayanya secara langsung. Hasilnya sangat menakjubkan. Para siswa itu, ada yang membawa gambar tari pendet, tari merak, tari Saman, dan wayang. Selain itu, para siswa juga ada yang membawa benda budayanya secara langsung, seperti karinding, suling bambu, sasando, angklung, boboko, aneka kain batik atau baju batik, songket, songket (kain) Lombok, tas laptop batik, dompet batik dan sebagainya.
Sasando 

Angklung

Boboko

Batik

Alat Musik Karinding

Songket

            Selanjutnya, dengan benda-benda tersebut, mereka dengan asyik mengamati benda-benda itu untuk menuliskan sebuah teks deskripsi. Banyak pertanyaan yang muncul. Disinilah, baru kusadari betapa penting dan perlunya informasi tentang budaya Indonesia secara luas, mendalam, akurat, bebas dan mudah didapat. Pemerintah atau pihak lain perlu menyediakan ketersediaan informasi ini secara mudah dan dekat dengan kehidupan kita. Mungkin lembaganya sudah ada tapi kurang memasyarakat. Upaya kearah sanapun sudah mulai tampak, misalnya pada acara Dahsyat di RCTI. Setiap Sabtu, mereka menampilkan berbagai macam pertunjukan budaya, berupa musik atau informasi budaya Indonesia secara sekilas. Hal ini perlu lebih diperdalam lagi dan dimasyarakatkan kembali sehingga budaya Indonesia tidak berada di awang-awang tetapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia secara umum.  Pengakuan Angklung, Batik, dan Rendang oleh dunia ( UNESCO ), mudah-mudahan menjadi pembuka lahirnya kecintaan kita pada budaya Indonesia!  Marilah membumikan budaya Indonesia di tanah air Indonesia dan dunia !
Suling Bambu

ULEN INOVATIF



Adakah yang tahu arti kata ulen ? Orang Sunda pasti mengetahuinya, ya ! Ulen merupakan cemilan yang terbuat dari beras ketan putih. Makanan ini biasanya sering muncul pada saat lebaran. Setelah menikmati makanan yang bersantan dan kupat habis, ulenlah yang menjadi makanan berikutnya. Ulen ini biasanya disajikan bersama oreg atau kakaren makanan lebaran yang ditumis atau dicocolkan pada sambal oncom yang segar dan pedas. Anda jangan menyamakannya dengan ketan bakar yang sering menjadi sasaran wisatawan di Lembang, ya ! Ulen dan ketan bakar memang sama-sama terbuat dari beras ketan. Namun, ulen biasanya digoreng atau disangan. Ukurannyapun lebih kecil dan tidak sepadat ketan bakar. Selain itu, penyajiannyapun agak berbeda. Ketan bakar biasa disajikan bersama sambal oncom dan sangria kelapa berbumbu, sedangkan ulen dinikmati bersama sambal oncom, oreg atau dimakan tanpa pendamping apapun. Rasanya maknyus luar biasa !
            Berkat kunjungan pada laman kuliner cimahi di facebook, di sini  pada tahun ini, sekitar bulan Oktober, saya menemukan ulen yang berbeda dari biasanya. Ulen ini disajikan berbeda dari penampilan umum. Biasanya, ulen tanpa isi, kali ini ulen diberi isi. Mungkin terinspirasi dari cireng isi, ya Teh Reni ? Isinyapun sesuai selera modern, yaitu: keju, ayam pedas dan ayam original. Anda berminat ? Ulen ini ditawarkan dalam bentuk matang atau mentah. Harga perpaket dengan isi 10 biji kurang dari Rp 50.000,-. Rasanya mantap pool ! Legit dan gurih, apalagi dimakannya masih anget-anget. Isinya juga padat dan banyak. Berasa banget di lidah.Wow… rrruuuaaar biasa !  Anda pasti dijamin akan ketagihan. Makanan tradsional yang bersaing secara internasional. Salah satu karya inovasi anak muda Cimahi. Perlu diapresiasi !
Ulen ayam original
Ulen Keju

WRITING CLINIC FEMINA



Pembicara Writing Clinic Femina

            Horeee… aku dapat surat elektronik dari sebuah majalah wanita yang sudah kesohor pisan, Femina. Pasti pada kenal, kan ? Yup, isi suratnya sungguh membahagiakan hatiku sekaligus juga ragu. Aku mendapat undangan untuk mengikuti workshop kepenulisan dengan tema yang unik, yaitu mengolah kuliner dalam fiksi. Kalian tahu apa maksudnya ? ( Baca terus yaa… hehehe… )Hatiku semakin senang karena sobat-sobat di dunia kepenulisan juga mendapatkan surat yang sama. Yiipiiii… jjs ke ibukota … eh sekarang mah Jekardah yaa …. Hmmm… bisa gak yaa dengan kondisi badan seperti ini ? Timbul rasa takut dan ragu. Namun, aku ingin sekali memenuhi undangan itu. Sebuah kesempatan berharga yang tak boleh dilewatkan. Kami berlima memutuskan untuk berangkat pagi agar bisa mengikuti workshop sebelumnya.
Workshop di Museum Nasional
            Minggu, 7 Desember 2014, Femina menyelenggarakan acara Writing Clinic dengan tema Bermain Kata dengan Tema Kuliner. Pembicaranya adalah editor Femina, Ficky Yusrini dan kontributor tetap Femina sekaligus juga pakar kuliner, Tria. Acara tersebut berlangsung sekitar pukul 13.00 – 15.00 WIB,  di ruangan pameran temporer, Museum Nasional atau Museum Gajah, jalan Medan Merdeka Barat No 12 Jakarta Pusat.
            Mbak Ficky membuka acara dengan menyampaikan materi secara umum, yaitu karya-karya fiksi yang mengangkat masalah kuliner. Ada novel, cerpen bahkan cerita anak atau lebih tepatnya remaja mungkin ya, seperti : Madre, Kitchen, Aruna dan lidahnya, Lagu Sup Jagung, Semangkok Salad, Fifi Si Kaus Kaki Panjang dan sebagainya. Beliau juga menyampaikan bagian-bagian tulisan yang meracik rasa dalam fiksi kuliner. Banyak hal yang bisa disampaikan oleh penulis. Pendeskripsian masakan yang sempurna. Penyampaian masalah hidup dengan aroma kuliner. Tempat wisata kuliner sebagai latar cerita, dan lain sebagainya. Sisi masalah keredaksian sesuai dengan keahliannya.
Mbak Ficky, Editor Femina

            Selanjutnya, Mbak Tria menyampaikan materi yang lebih membumi tentang kuliner menjadi fiksi. Keahliannya di bidang kuliner ikut memperkaya wawasan. Dengan suara yang parau tapi bagai buluh perindu itu, beliau memaparkan banyak hal. Ada kekayaan kuliner yang bisa dieksplorasi oleh penulis, yaitu : keunikan bahan pangan, kekayaan jenis pangan, tradisi atau sisi gastronomi, trend serta isu/ konflik. Hal penting lainnya adalah penulis tidak boleh kehilangan angle. Tanpa angle, penulis akan tersesat di awal, tengah, dan akhir cerita. Banyak hal yang bisa dilakukan penulis untuk ini, diantaranya adalah mencari satu sisi yang menarik dari subyek, mencari relevansi dengan pembaca, mencari hubungan subyek dengan peristiwa tertentu, isu yang inovatif, menghubungkan dengan trend dan mendengarkan second opinion. Kemudian secara khusus, penulis bisa meramu kuliner dalam fiksi berupa setting/daerah atau restoran, budaya, cara pengolahan yang unik, cara mencari bahan, sosiologi, karakter yang menyertainya juga resep.  Terakhir, penulis juga wajib memperhatikan tata cara menulis yang baik.  Indikasinya adalah :
1.      Pola pikir yang runut.
2.      Kalimat yang efisien.
3.      Gaya bahasa yang menarik.
4.      Data yang valid.
Setelah materi disampaikan secara lengkap, saatnya kami menerima tantangan. Semua peserta yang hadir saat itu diajak untuk bermain kata mengolah rasa dalam kuliner. Ya, kita harus membuat sebuah tulisan fiksi tentang kuliner. Peserta harus mencantumkan ide tulisan, metafora dan mengembangkannya dalam sebuah paragraf. Lima cerita terbaik akan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja.
Selain Writing Clinic Femina, banyak hal serupa yang dilakukan oleh pihak lain. Komunitas Blogger Buku Indonesia mengangkat masalah tentang Menulis Resensi dari Hati. Penerbit Bukune membahas Tulisan yang Menakutkan. Teddy W. Kusuma dan Maesy Ang menyajikan Travel Blog dan Foto Perjalanan.Windy Ariestanty mengangkat penulisan kreatif tentang Menulis Memoar yang inspiratif. Kak Ariyo berbagi pengalaman tentang keahliannya dalam Mendongeng dari Buku. Lexie Xu berbagi pengalaman seputar Penulisan Kisah Remaja dan Faza Meonk, seorang komikus pencipta tokoh si Juki membeberkan Cara Menulis Karakter dalam Komik.
Bioskop Baca
Selain kegiatan workshop menulis, ada hal lain yang bisa kita nikmati di Museum Nasional itu, yaitu menonton film. Tidak percaya ? Ho… ho… ho… Ada empat film yang disajikan, yaitu Fight Club, The Shawshank Redemption, Breakfast at Tiffany’s dan The Hunger Games: Catching Fire. Itulah film-film yang bisa dinikmati di bioskop baca.
Festival Pembaca Indonesia 2014
Acara lainnya adalah pameran buku, talkshow, book swap dan book war, pojok anak, amazing race. Di sini, kita pun bisa menukarkan buku kita dengan buku lain. Seru acaranya. Ada lagi yang lebih seru yaitu Anugerah Pembaca Indonesia 2014. Dalam acara ini, salah satu karya mojang Bandung masuk nominasi pada kategori nonfiksi. Si kembar, Eva dan Evi meninggalkan jejak karyanya, Twiries dalam penganugrahan ini. Hebat, ya !
Apakah kalian menduga rangkaian acara panjang dan menarik itu diselenggarakan oleh Femina ? Tidak. Workshop, pameran, bioskop baca dan sebagainya itu merupakan rangkaian acara Festival Pembaca Indonesia 2014 yang dipersembahkan oleh Goodreads Indonesia. Festival berlangsung selama dua hari di Museum Nasional pada Sabtu dan Minggu, 6-7 Desember 2014. Tema tahun ini adalah Reading Is Happiness. Menurut pengarah festival, Harun Harahap, membaca itu membuat kita bahagia. Bahagia karena kita mendapatkan ilmu pengetahuan yang menjadi nilai diri dan menambah wawasan. Bahagia karena kita bisa berekreasi dengannya. Bahagia karena kita dapat bertualang ke berbagai tempat yang nyata atau bahkan tidak ada di peta dunia. Bahagia karena kita bisa menjelajah waktu ke masa lampau dan masa depan. Festival ini merupakan puncak kebahagiaan itu yaitu berbagi pada dunia, pada banyak orang. Jadi, kalian ingin bahagia ? Membacalah.
Dapet Hadiah

Peserta Writing Clinic Femina



11/08/2014

FUNTASTEA CHATIME


Baby Tea

Chatime punya hajat di Bandung. Selama tiga hari berturut-turut, mulai tanggal 7, 8 dan 9 November 2014, warga Bandung - khususnya member chatime- akan dimanjakan dengan berbagai acara. Event ini diselenggarakan dalam rangka pembukaan gerai ke-100. Gerainya ada di BIP tapi acara berlangsung di Living Plaza Dago, karena di sini ada gerai Chatime terbaik dan terbesar. Ini dia agenda acaranya :
JUMAT, 7 NOVEMBER
SABTU, 8 NOVEMBER
MINGGU, 9 NOVEMBER
Jaipong ISBI
Sitoelas Percussion
Kaleb Music
Legency
Gianluigi (Stand up Comedy)
Entertainment
The Megans
Penampilan special GAC
Dr.  Beat

Member’s Gathering
Noin Bullet

Sambil menikmati sajian acara di atas panggung, kita juga bisa mengikuti berbagai permainan yang ada di tenda-tenda. Warga Bandung bisa menguji kepekaan dengan mengikuti permainan pasang mata baby tea dengan mata tertutup. Uji ketangkasan dengan menembak sasaran seperti memanah dan menimpuk tumpukan kaleng susu. Satu lagi, kita bisa menjajal kemampuan melempar tiga bola pingpong ke beberapa lubang khusus. Jika berhasil melakukannya, maka kita akan mendapatkan poin untuk ditukarkan dengan berbagai hadiah. Ada pin, mousepad, kaos dan lain-lain.
Jaipong ISBI

Setelah itu, kita juga bisa menikmati produk chatime berupa buble tea dengan berbagai pilihan rasa dan ayam goreng. Sssttt… untungnya, saya jadi blogger jadi dapat gratisan (seperti biasa motis) hehehe…. Hmmm… rasanya maknyus, mantap, segar, bumbunya terasa banget, gurih, pedas. Yang paling asyik di lidah adalah rasa mangga dari buble tea-nya. Nggak kerasa pahit seperti minuman lainnya. Kita seolah-olah sedang menikmati segarnya buah mangga yang biasa dikupas oleh ibunda tercinta. ( I love you, Mom ! )
Selamat menikmati

Setelah perut kenyang dan haus hilang, kita bisa melanjutkan aktivitas dengan mengikuti lomba desain cup chatime atau bernarsis ria dengan mendatangi pojok Fun Photo Booth. Oke kan acaranya ? Lebih seru lagi jika kita datang rame-rame bareng geng sohib. Bisa bercanda ria, ketawa bareng, maen game bareng dan juga narsis bareng. Pastinya heboh bangeeetsss deh !
Pojok Fun Photo Booth


Me and Bu Edwina   

Games

Games
Jadi, acara ini bisa kita terjemahkan secara bebas berdasarkan etimologis katanya. Fun = bersenang-senang. Taste = merasakan, menikmati. Tea = teh. Jadi, terjemahan bebasnya ? Ayo, kita berenang-senang sambil menikmati  teh chatime yang menyegarkan. Hati senang, lidah bergoyang, dunia serasa penuh cahaya kebahagiaan. Mantap bukan ?
Eh, ngomong-ngomong kalian tau gak sih, apa itu chatime ? Chatime merupakan minuman teh dengan berbagai rasa dan topping.  Minuman buble tea ini berasal dari Taiwan. Yang special dari chatime adalah resep diolah menggunakan daun teh pilihan, 100% buah segar asli, dan komposisi lain yang didatangkan langsung dari Taiwan. Untuk menjaga kualitas, aroma dan kesegaran produk, teh selalu diolah menggunakan brewing machine setiap 4 jam sekali. Toppingnya pun grass jelly, pearl, dan pudding dimasak langsung di gerai tanpa menggunakan bahan pengawet. Chatime memiliki sekitar 60 varian rasa, diantaranya adalah : Honey Lemon, Passion fruits, Stroberi dan Mangga smoothies, Coffee blend dan rasa terfavorit adalah Pearl Me Tea.
Di Indonesia, Chatime pertama kali hadir di Jakarta pada Februari 2011. Kini gerainya berjumlah 99 dan tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Bali dan Makasar. Hari ini, Bandung melahirkan gerai yang ke-100. Bertempat di Bandung Indah Plaza, jalan Merdeka 56 Bandung.  Di masa mendatang, ada rencana akan membuka gerai lagi di Pekanbaru.
Komunitas atau member merupakan salah satu strategi pemasaran Chatime.Pengenalan rasa bisa dilakukan dalam komunitas ini. Selain itu, chatime juga selalu meningkatkan silaturahim dengan mengirim surat elektronik atau mengontak member. Tak lupa juga, mereka akan peduli (care) pada membernya. Pada umumnya, member berusia di bawah 30 tahun.  Dalam acara ini, ada beberapa tawaran menarik. Dengan menambah Rp 10.000,- di setiap pembelian 1 gelas chatime, anda akan mendapatkan free pearl milk tea/ grass jelly milk tea. Bagi member Spesialtea card yang bertransaksi dengan nominal Rp 60.000,- akan mendapatkan double pointtea untuk ditukarkan dengan 1 gelas chatime dengan syarat telah mencapai 50 poin. Promo ini berlangsung pada 7-16 November 2014 khusus di gerai BIP dan 7-9 November di seluruh gerai Chatime di Indonesia. Bagi pemegang kartu kredit Bank Mandiri, ada program buy 1 get 1 dengan Mandiri power point atau fiestapoint. Program ini berlaku di seluruh gerai Chatime wilayah Bandung periode 7-9 November 2014.
Hal menarik lainnya adalah chatime akan mengadakan aksi sosial “Baby Tea Fun Walk” pada Minggu, 9 November 2014. Kegiatan yang bekerjasama dengan pkpu ini akan melibatkan 100  anak yatim. Mereka akan jalan santai dari BIP menuju Living Plaza Dago. Di antara rute itu akan ada booth permainan, minum chatime bersama dan pada akhirnya akan ada penyerahan bantuan perlengkapan sekolah. Itulah bentuk CSR Chatime. Fokus utama CSR sekarang ini adalah pendidikan SD. So, nunggu apa lagi ? Ayo, buruan gabung di Living Plaza Dago, ya !


Featured Post

Fiksi Mini: Aurora

  Semangat sekali aku menyambut tahun ajaran baru ini. Setelah liburan selama dua minggu, energiku terisi penuh. Langkahku tegap menuju kela...