6/12/2019

7 OBYEK WISATA FAVORIT DI MALAYSIA

We are in Batu Cave Malaysia


            Kalian akan jalan-jalan ke negeri tetangga Malaysia? Banyak tempat yang bisa dikunjungi. Berdasarkan pengalamanku bersama teman-teman blogger dari Bandung, yakni Kumpulan Emak Blogger Bandung ( KEB Bandung ), ada 7 obyek wisata favorit di Negeri Jiran tersebut. Mau tahu atau mau tahu bangets? Ini dia destinasi wisata yang cukup menarik itu.
1.     Batu Cave
Ini cocok bagi yang suka naik gunung atau suka ketinggian. Kita bisa memasuki gua yang cukup lebar. Hmmm… berapa tangga yah yang kunaiki sampai puncak? Ah, lebih berat mendaki puncak Papandayan di Garut, Jawa Barat deh. Masih ingat, kan ceritanya?

BACA JUGA : https://www.yayuarundina.com/2017/10/papandayan-makna-sebuah-perjalanan.html
Tangga yang berwarna-warni membawa kita memasuki gua yang sudah bersih dan teratur. Stalaktit dan stalagmite masih bisa kita nikmati. Yang unik tempat ini juga menjadi tempat ibadah bagi orang beragama Hindu. Ada satu bangunan khusus di salah satu sisi gua. Kebetulan saat itu, banyak orang yang sedang beribadah. Asyek juga mengamatinya. Hati-hati dengan monyet yang datang tiba-tiba yah hehehe… untung cuma nemu satu aza.
Salah satu sudut Batu Cave


Bagi yang tidak mau naik, kita bisa tetap menikmati megahnya gunung batu ini dari bawah. Ada lapangan yang sangat luas. Kita bisa berpose di patung Budha yang menjulang tinggi atau di patung Hanoman.  Tangga warna-warni jadi pemanis. Selain itu, kita bisa bercengkrama dengan kumpulan burung merpati.
Habis foto dan nanjak, kita bisa melepas lelah sambil menikmati segarnya kelapa muda. Seeedaaap!

2.     Dataran Merdeka
Inilah saksi bisu kemerdekaan Malaysia.  Dataran yang sangat luas. Bendera Malaysia berkibar dengan gagah. Melawan panas yang menyengat di tengah hari ini.  Berbagai bangunan klasik menghiasi sepanjang jalan ini. Kalau tidak salah, sekarang menjadi museum.
Kebetulan saat itu, Galery Kualalumpur  sedang membuat acara gratis. Kami bisa bebas masuk untuk mengetahui sejarah dan mengenal Malaysia.
Di lantai dua, kalian pasti suka. Banyak spot foto cantik. Kita bisa meniru gaya model sesuai dengan latar masing-masing. Puas-puasin deh swafoto atau foto rame-rame bareng temen.
 
Pesona Dataran Merdeka
3.     KLCC ( Menara Petronas )
Ini nih menara khas Malaysia. Jadi simbol khusus. Jadi, inget temen Malaysiaku dulu saat diajak jalan-jalan ke menara Mesjid Agung Bandung. Dia banyak cerita soal menara ini.
Di sini, suasananya cukup ramai. Banyak orang juga ternyata. Pun banyak yang menawarkan kamera Fish Eye. Motret diri dengan latar menara ini sangat cakep, jika menggunakan Fish Eye. Mau coba?
Selain menikmati halamannya yang luas, kita juga bisa masuk ke dalam. Ada pertokoan juga di sana. Mirip Trans atau PVJ kalau di Bandung. Kebetulan, hujan yang datang tiba-tiba menggiring kami ke sana. Belanja?
 
Dengan Kaos kebanggan, eksis di depan Menara Petronas
4.     Petaling Street
Hari masih pagi, saat kami sampai di kawasan Cina ini. Gantungan eh lampion-lampion merah menyambut kedatangan kami. Toko-toko masih tutup. Di satu sudut jalan, tampak ramai orang sarapan bubur. Dan di dekat belokan itu pulalah sumber suara nyaring yang  sayup-sayup terdengar saat kami memasuki Petaling Street. Seorang nenek-nenek yang dengan cekatan memotong-motong kue, yang mirip kue moci dengan pisau besar. Sangat menggoda.
Di sini kami banyak menemukan spot-spot menarik untuk street photography. Saat asyek menyusuri sudut jalan ini, ada si merah yang menggoda mata. Buah mirip rambutan Rapiah. Rasanya manis menyegarkan. 12 RM per kilonya. Kata pedagangnya ini adalah Leci. Namun, menurut temanku, itu adalah Pulasan.
 
Sarapan pagi kami yang manis dan segar, Pulasan
5.     Kasturi Street
Di sinilah, kami menikmati makan siang. Setelah jelajah Batu Cave dan belanja-belanja, rasanya perutpun minta diisi. Ada satu restoran India yang cukup mudah dijangkau. Tak jauh dari mulut jalan Hang Kasturi. Namanya adalah Restoran Yusoof dan Zakhir.
Bangunan kuning itulah tempat makan siang kami

Siang itu, aku memesan Nasi Briani + Sayuran + Dhal. Dhal itu adalah kuah kental yang berwarna kuning. Mirip-mirip kari gitulah hehehe… ( duh ini Cuma kuah kari yang selalu kusebut-sebut. Yang berasa pedas apa ya namanya? ) Temen-temen lain ada yang makan ayam Tandori dan Mie Goreng. Membuat perut kami aman, tak berontak lagi. Ada juga yang kabur keluar, mencari menu lain. Pusing dengan menu India lagi dan lagi. Di luar, tak jauh dari restoran ini, mereka menemukan baso. Hmmm… sedap.
Ya, di jalan ini kita bisa menemukan jajanan kaki lima. Aku tertarik dengan kacang rebus yang besar-besar, berwarna kuning. Juga sate sapi dan sate ayam yang tampak tak biasa. Maksudnya berbeda dengan di Indonesia, khususnya Bandung. Di Bandung, hanya sate mentah yang dipajang di etalase. Kalau ada pembeli, baru diolah. Di sini, sate matang sudah mejeng mengisi stan.
Selain itu, kita juga bisa membeli oleh-oleh di sini. Makanan, asesoris, aaaah banyak pilihan deh. Tersebar di banyak kios. Tinggal pilih-pilih. Coklat, kue, kopi, kalung, gantungan kunci, baju de el el. Harganya takkan menguras kantong. Lebih murah lagi kalau kita beli banyak. Contohnya, kalau membeli sebungkus coklat Almond, harganya sekitar 15 RM. Namun, dengan membeli empat bungkus jadi 50 RM. Ayo borong-borong!
 
Gerbang yang menarik untuk belanja
6.     Bukit Bintang
Inilah tempat wisata belanja yang asyek. Banyak pertokoan bagus dan bermerek di sini. Salah satunya adalah Vinci. Saat kami ke sana, sekitar awal Maret, banyak promo yang ditawarkan. Salah satu barang favorit yang menarik perhatian teman saya adalah dua pasang sepatu seharga 79 RM.
 “Murah banget dan bagus barangnya. Gak bikin lecet di kaki!” begitu katanya.
            Ya, temen saya ini langsung menggunakan sepatu itu untuk jalan-jalan di hari-hari berikutnya. Tampak asyek-asyek aza. Kabita deh jadinya hehehe….
Oh ya, selain sepatu, di sana juga kita bisa menemukan asesories, sepatu, sandal, tas, kaca mata, kerudung, dan ikat pinggang. Pokoknya di sini bener-bener surge belanja deh.

7.     Malaka
Salah satu bagian Malaysia yang kami kunjungi, selain Kualalumpur adalah Malaka. Kota ini dekat dengan selat Malaka. Yang menarik, sebagian kota ini berasal dari pantai. Tampak masih baru. Wilayah ini sepertinya akan dijadikan sebagai pusat pertokoan.
Yang menarik di Malaka adalah obyek wisata sejarah. Hayo tahu kan sejarah Malaka? Coba deh intip lagi buku sejarahnya, ya hehehe….
Di kota yang mirip dengan Cirebon ini, ada tiga destinasi wisata yang menarik. Kami diajak berkeliling oleh Bang Adli yang baik hati. Bersama dengan keluarganya, inilah tempat yang kami kunjungi di sore hari itu.

a.     Gereja tua
Pertama kali, kami diajak ke Taman Bunga Merdeka yang terletak di pusat kota. Berkeliling, Ada sebuah kereta api yang digunakan sebagai pusat belanja oleh-oleh. Kemudian, kami naik ke sebuah bukit kecil. Ada tangga-tangga yang cukup pendek. Di sini, ada sebuah gereja tua yang masih cukup terawat. Ramai juga orang yang datang di sore yang cukup sejuk itu. Banyak yang foto-foto. Kitapun bisa menikmati pemandangan laut Malaka yang tampak dari jauh. Indah sekali. Rasanya betah berada di sini, ngobrol banyak hal, foto-foto dan menikmati sore di Malaka.
Kemudian, kami diajak berkeliling kota. Banyak juga pusat perbelanjaan di sini. Hanya kami tak tertarik mengunjunginya. Bosan, ya kalo belanja terus. Mending di Bandung, gampang dan gak berat bawanya hehehe….
 
Gereja Tua di Malaka
b.    Mesjid Terapung Malaka
Setelah berkeliling kota, kamipun diajak menyusuri Mesjid Terapung. Wow, keren. Bang Adli sempat menjalankan shalat Isya di sini. Kebetulan, pas datang, adzan Isya berkumandang. Kami yang kebetulan sudah menjama shalat Magrib dan Isya di kota Malaka, duduk-duduk di tepi laut sambil menikmati keindahan mesjid dan menikmati semilir angin.
 
Mesjid terapung yang cantik
c.      Ceukodok
Hahaha…. Ini yang membuat kami terheran-heran dan tertawa-tawa terus sampai sekarang. (mudah-mudahan tidak salah tulis nih)
Setelah diajak berkeliling, sebelum pulang ke rumah, kami diajak makan malam terlebih dahulu. Kami tak memilih nasi demi diet xixixi… Pilihan jatuh pada saran Bang Adli yang memperkenalkan kami dengan makanan yang unik ini. Karena penasaran, kami
memilihnya sebagai menu makan malam.
Pertama, kami pesan Capati. “Makanan india nih,” kata Bang Adli. Roti bundar tipis. Mirip crepes. Disajikan bersama dengan bumbu kari. Makan malam yang cukup ringan. 
Kedua, Lalu, tibalah menu khusus itu. Sepring penuh. Entah berapa banyak isinya. Yang jelas terlihat seperti gunung kecil di piring yang cukup lebar. Saking penasaran, kami lupa mengabadikannya. Namun, langsung masuk mulut dan icip-icip saja. Bentuknya mirip Rarawuan. Hmmm… enak. Empuk, gurih. Di dalamnya ada bawang Bombay. Kami mencocol Ceukodok pada sepiring kecil bumbu kari. Enak deh pokoknya dan bikin kenyang juga ternyata. Kayak Bacol, ya?

d.    Jonker Walk
Ini dia tempat asyek untuk olah raga pagi, jalan ataupun lari-lari. Tempatnya tak jauh dari obyek wisata Taman Bunga Merdeka, muzium. Ketika kami turun kemarin malam, tempat ini luput dari penglihatan.
Berada di pinggir sungai yang bersih, entah apa namanya. Cikapundung Malaka kali, ya ( hahaha… maksa ).  Di sini, banyak burung gagak. Terbang bebas. Suaranya riuh sekali. Di antara keriuhannya, kami menikmati kesenangan swafoto dan jadi model dadakan pula. Fotografer andalan kami, Teh Andrie pun langsung jeprat-jepret menggunakan kameranya. Seringkali berlari kecil, supaya bisa masuk frame juga. Seru juga menikmati corat-coret indah yang ada di sini. Mural warna-warni.

Untuk mencapai tempat-tempat tersebut ( kecuali Malaka ), kami mengandalkan aplikasi Grab. Ongkosnya ke setiap destinasi wisata bervariasi, tak lebih dari 20 RM. Hanya satu kali kami mengandalkan kereta api, yaitu dari Batu Cave ke Bukit Bintang. Kedua stasiun itu terhubung dengan mudahnya: Batu Cave – Pavilion Bukit Bintang. Satu kali mendayung, dua pulau ( eh dua tempat wisata ) terlampaui.
Nah, itulah beberapa destinasi wisata yang sangat berkesan untukku dan teman-teman. Semoga kami ada rejeki lagi dan bisa ngebolang lagi. Seru deh!

Salam traveling, ya
Sampai jumpa di tulisan jalan-jalan berikutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Bubur Merdeka: Let’s Eat Porridge In Old Hotel

  Hai every one, I will bring you to eat porridge in old hotel. Do you want to join me? Let’s go. We walk to Gatot Subroto road in Cimahi....