Tampilkan postingan dengan label KULINER. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KULINER. Tampilkan semua postingan

1/02/2025

5 Makanan Khas Surabaya yang Wajib Dicoba

 

kuliner surabaya
Makanan Khas Surabaya

Halo Sobat yayuarundina.com - Tahukah kamu kalau Surabaya, sebagai ibu kota Jawa Timur, tidak hanya terkenal dengan sejarah dan budayanya yang kaya, tetapi juga ragam kuliner khas yang menggugah selera?

Jika kamu berkunjung ke Kota Pahlawan ini, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi beberapa makanan khas yang dijamin membuat kamu ketagihan. Berikut adalah lima makanan khas Surabaya yang wajib kamu coba:

1. Rawon

Rawon adalah hidangan sup daging sapi dengan kuah hitam yang khas dari kluwek. Rasanya gurih dan sedikit manis, sangat cocok disajikan dengan nasi putih, taoge pendek, telur asin, dan kerupuk.

Rawon sering dianggap sebagai ikon kuliner Surabaya, sehingga mudah ditemukan di berbagai warung makan di kota ini. Salah satu tempat terkenal untuk menikmati rawon adalah Warung Rawon Setan yang buka hingga larut malam.

2. Rujak Cingur

Rujak cingur adalah perpaduan sempurna antara rasa manis, pedas, dan gurih. Makanan ini terbuat dari campuran sayuran, buah-buahan, tahu, tempe, dan potongan cingur (bagian mulut sapi) yang disiram dengan saus kacang berbumbu petis

Rasanya sangat khas dan unik, menjadikannya salah satu makanan legendaris Surabaya. kamu dapat menikmati rujak cingur di warung tradisional, biasanya dihidangkan di atas daun pisang.

3. Semanggi Surabaya

Semanggi adalah makanan tradisional yang kini mulai sulit ditemukan, namun tetap menjadi kebanggaan Surabaya. Makanan ini terdiri dari daun semanggi yang telah direbus, disiram dengan saus kacang manis, dan disajikan dengan kerupuk puli (kerupuk dari beras). Rasanya sederhana tetapi penuh kenangan bagi warga lokal.

Semanggi sering dijajakan oleh ibu-ibu yang membawa bakul besar sambil berjalan kaki atau menggunakan sepeda. Jika kamu ingin mencicipinya, cari penjual di kawasan taman kota atau pasar tradisional.

4. Tahu Tek

Tahu tek adalah makanan sederhana namun penuh cita rasa. Beda dengan tahu campur, hidangan ini terdiri dari tahu goreng setengah matang, lontong, dan tauge yang disiram dengan saus kacang bercampur petis. Nama "tek" berasal dari suara gunting yang digunakan untuk memotong tahu dan lontong.

Rasanya yang unik membuat tahu tek menjadi favorit banyak orang, terutama sebagai menu makan malam. Nikmati hidangan ini di pinggir jalan sambil duduk santai di kursi makan sederhana yang sering menjadi ciri khas pedagang kaki lima.

5. Lontong Balap

Lontong balap adalah makanan khas Surabaya yang terdiri dari lontong, tauge, lentho (kue berbahan dasar kacang tolo), tahu goreng, dan kuah gurih. Biasanya, lontong balap disajikan dengan sambal petis dan kerupuk.

Nama "balap" berasal dari tradisi para pedagang zaman dahulu yang berkejaran menggunakan gerobak untuk menjual lontong ini. Salah satu tempat legendaris untuk mencicipi lontong balap adalah di kawasan Pasar Wonokromo.

Surabaya adalah surga bagi pencinta kuliner yang ingin mencicipi kelezatan khas Jawa Timur. Dari Rawon hingga Lontong Balap, setiap makanan memiliki cerita dan cita rasa yang membuatnya istimewa.

Jadi, saat kamu mengunjungi Surabaya, pastikan untuk mencicipi kelima makanan ini dan rasakan sendiri kelezatannya. Selamat menikmati petualangan kuliner kamu!

 

                

                    *** Artikel kolaborasi bersama Kak Arumka, Digital Marketing VideosID

 


12/16/2024

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

 

Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cireundeu di Instagram. Walau sempat ragu karena sedang musim penilaian sumatif akhir semester, pada akhirnya kami bisa datang juga. Kami berkunjung di akhir masa ujian dan akhir acara. Inti acara yang kami targetkan adalah Icip-Icip Nasi Goreng Rasi Di Festival Cireundeu Cimahi. Horaaayyy....!


Cimahi
Festival Cireundeu Cimahi 

Sejak lama, kampung Cireundeu Cimahi terkenal karena makanan pokoknya rasi alias beras singkong. Beras ini diolah dari singkong yang diparut dan dikeringkan. Lalu, dimasak sama seperti menanak nasi. Namun, memasak rasi butuh keahlian khusus. Beberapa teman saya yang mencoba memasak rasi di rumah, sering mengalami kegagalan. Kurang airlah, masih mentah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengolahan rasi ini juga menjadi daya tarik tersendiri jika datang ke Cireundeu. Inilah salah satu rangkaian acara dalam Festival Cireundeu Cimahi. Culinary Cireundeu. Icip-Icip nasi goreng Rasi di Festival Cireundeu Cimahi salah satunya. Masih banyak kuliner lainnya juga untuk dibawa pulang atau dimakan di tempat.


rasi cireundeu cimahi
Nasi Goreng Rasi

Kampung Cireundeu yang berlokasi di daerah Leuwigajah kecamatan Cimahi Selatan kota  Cimahi ini memiliki banyak daya tarik wisata. Kuliner, budaya, pendidikan, homestay, dan lain sebagainya. Sekarang, banyak sekolah di Cimahi yang datang ke Cireundeu untuk melaksanakan P5 tentang kearifan lokal. Selain itu, masyarakat umum, mahasiswa, dan orang asing juga sering datang dan menginap untuk beberapa waktu. Oleh karena itu, pemkot Cimahi, khususnya Disbudparpora Cimahi melaksanakan acara Festival Cireundeu Cimahi ini di penghujung akhir tahun. Tepatnya, festival ini diselenggarakan selama tiga hari, yaitu pada 5 – 7 Desember 2024.

 

Icip-Icip Nasi Goreng Rasi Di Festival Cireundeu Cimahi

Setelah menyelesaikan persiapan nilai rapot, aku dan temanku Tuti janjian untuk datang ke Cireundeu sekitar jam sepuluh pagi. Sayang, ajakan Tuti untuk datang lebih pagi ke sana terlewat begitu saja karena keasyikan mengolah nilai. Tadinya, Tuti dan keluarga kecilnya ingin naik ke Bukit Salam. Salah satu mata acara di hari akhir Festival Cireundeu.


jalan-jalan
Jalan-jalan ke Festival Cireundeu 2024

Suasana terasa lebih sepi daripada perayaan Tahun Baru Saka. Ternyata, memang banyak peserta yang mengikuti acara naik ke Bukit Salam sejak pagi. Mau menyusul, takut nyasar. Para pemandu sudah naik semua, termasuk teman-temanku yang tergabung dalam komunitas HPI. Permainan tradisional untuk anak-anak pun usai, padahal cocok tuh untuk si bungsu.

Kedatangan kami, disambut keriuhan beragam jajanan pinggir jalan. Sosis bakar, cilor, es dan sebagainya. Di bagian depan juga tampak wayang golek dan beragam pernak-pernik. Cinderamata Sunda yang bisa jadi bahan oleh-oleh.

Di arena panggung lebih ramai. Saat itu, ada pementasan calung. Sayang, tak ada tempat duduk yang pas untuk rombongan kecil kami. Banyak orang yang nonton sambil duduk di kursi atau di dalam aula. Setelah sejenak motret dan menikmati calung, akhirnya kami jalan lagi ke belakang arena menuju tempat kuliner. Berharap ada pertunjukkan angklung Buncis yang belum pernah kulihat.

Di rumah panggung yang cukup besar, tampak banyak  orang. Mungkin para tamu undangan. Kami melipir ke arena oleh-oleh khas Cireundeu. Para pegowes sedang asyik bercengkrama sambil menikmati kuliner Cireundeu. Seru sekali obrolannya. Tawa bahagia mereka mewarnai suasana festival.

Kami duduk di bangku-bangku kayu yang berbaris rapi. Di sinilah biasanya para siswa menerima informasi budaya Cireundeu. Sayang, Angklung Buncis telah pentas di hari kedua. Kami hanya bisa menatap panggungnya yang kosong. Beberapa pengunjung memetik pisang yang bergelantungan sebagai hiasan ruang. Ini ciri khas di Cireundeu jika ada acara. Hasil bumi menjadi hiasan menarik mulai dari jalan masuk.

Menurut pak Dede, guru olah ragaku saat di SMA, pisang yang paling enak ada di dekat panggung. Katanya sih pisang madu. Aku tak berani mengambil karena ingin icip-icip rasi. Plus takut gak bisa ambil pisang karena badanku pendek. Hahaha... alibi sempurna untuk RW06 alias rewog, maruk atau rakus. Kalau mau mah bisa aza nyuruh mas Pri yang jangkung buat ambil pisang. Eh, ternyata diam-diam, dia sudah icip pisang di sudut yang lain.

Sambil nunggu tempat kuliner sepi agar bisa pesan makanan, kami ngobrol asyik dengan pak Dede. Kebetulan beliau baru turun dari Puncak Salam. Tak disangka kami bisa bertemu dengan beliau di acara festival ini. Obrolan membawa kami ke masa-masa SMA. Lucu dan seru juga sih mengingat zaman keemasan kami kala itu.

Obrolan dijeda karena kami harus ke atas untuk memesan makanan. Para pegowes sudah turun tahta. Hanya mas Pri, suaminya Tuti dan si bungsu yang ngobrol dengan pak Dede. Aku, Tuti dan Amira asyik memilih-milih makanan yang tersedia. Ruang dapur terasa lebih hidup daripada saat terakhir kuberkunjung ke sini untuk beli oleh-oleh Cireundeu untuk acara Temu Pendidik Nasional. Riuh para pemasak dan pembeli menyatu dalam bangunan rumah panggung yang menurutku seperti rumah tradisional orang Sunda.

Setelah ditimbang-timbang, akhirnya aku pesan nasi goreng rasi. Tadinya, gakkan pesan karena cuma makan sendiri. Gak asyik juga kan? Tuti lebih memilih cemilan. Cireng, sosis solo, tiwul dan rarawuan. Hmmm... kopi mana kopi. Setelah makanan lengkap dan dibayar, kami pun kembali ke tempat semula. Selanjutnya, asyik menikmati kuliner Cireundeu yang khas.


rasi
Cireng basah


kuliner
Nasi goreng Rasi, sosis solo, tiwul dan rarawuan


Ini untuk kedua kalinya aku menikmati rasi. Pertama, dulu saat kunjungan belajar Bahasa Indonesia di sini. Kami disuguhi timbel Cirendeu lengkap dengan lauk pauknya. Ayam goreng, sambal, lalapan dan beberapa menu yang sudah lupa. Hmmm... tahun berapa ya? Sebelum pandemi pokoknya. Kedua, ya sekarang ini di Festival Cireundeu. Untuk pertama kalinya mencicipi nasi goreng rasi. Teman-temanku biasanya menikmati kuliner ini pada akhir pekan. Sabtu dan Minggu. Menurut mereka, week end menjadi momen yang sangat asyik untuk makan-makan rasi di sini.

Rasi kali ini lebih basah daripada kali pertama. Lauknya sederhana saja. Telur dadar, timun, tomat, dan selada yang juga jadi hiasan cantik. Plus taburan bawang goreng. Tak butuh waktu lama, rasi ini akhirnya licin tandas meluncur ke perut. Energiku yang terpakai untuk mengolah nilai rapot sejak subuh jadi full lagi. Alhamdulillah nikmat.

Setelah istirahat sebentar, aku pun menikmati cemilan yang dibawa Tuti. Cireng, rarawuan, dan risol. Risolnya terbuat dari kentang. Semua cemilan itu, kami cocolkan ke sambal yang sesuai dengan lidahku. Tidak pedas. Kucing-kucing pun menemani saat santap cemilan Cireundeu ini. Hmmm... mengapa jadi banyak kucing ya di sini? Iseng, kami kasih itu kucing potongan cireng yang dicocol ke sambal. Eh, dia suka walau hanya icip dikit azah. Mpus, kamu lapar kali ya.

Selesai icip-icip nasi goreng rasi dan aneka cemilan itu, Tuti kembali ke atas untuk beli oleh-oleh khas Cireundeu. Ada cireng, keripik kaca, eggroll dan masih banyak jenis lainnya. Tinggal kalian pilih, mau pedas atau tidak. Harganya cukup ringan di kantong. Siap menyambangi Cireundeu? Yuk

kuliner cimahi
Aneka olahan singkong untuk oleh-oleh khas Cireundeu

Promosi Wisata Melalui Festival Cirendeu Cimahi

Sektor pariwisata tampaknya jadi program andalan pemkot Cimahi. Kampung adat Cireundeu ini menjadi ikon wisata di Cimahi. Festival Cireundeu ini menjadi ajang yang pas untuk meningkatkan tujuan wisata ke Cimahi. Melalui festival segala potensi wisata di kampung Adat Cireundeu bisa dimaksimalkan. Ibaratnya Cireundeu bisa jadi kelas diferensiasi. Masyarakat bisa memilih potensi Cireundeu sesuai dengan minatnya. Sosial budaya, olah raga, kuliner, pertunjukkan seni, sejarah, penelitian dan lain sebagainya.

Berdasarkan informasi dari teman saya yang jadi undangan khusus, kemarin dalam acara festival tersebut, dia diajak untuk berkeliling kota menggunakan jeep/ vw. Mengenal beragam obyek wisata Cimahi sebagai kota militer warisan Belanda atau  Garnizun. Dia diajak berkunjung ke Ereveld Leuwigajah, penjara Poncol, rumah sakit Dustira dan perjalanan berakhir di kampung adat Cireundeu. Mencicipi homestay di Cireundeu.

Lalu, dikenalkan dengan budaya dan kuliner Cireundeu. Angklung Buncis salah satunya. Di hari yang berbeda, diajak berolah raga dengan naik bukit atau Puncak Salam tanpa alas kaki. Kita diajak untuk lebih dekat dengan alam. Diajak lebih peka dan peduli pada alam yang telah memberikan banyak hal untuk manusia. Mari lestarikan alam, hutan dan beragam pohon untuk keselamatan umat manusia.

Kampung adat Cireundeu dengan kuliner khasnya Singkong, juga menjadi simbol ketahanan pangan bisa dilakukan di Cimahi. Warga masyarakat bisa mengolah singkong menjadi makanan yang menyehatkan dan mengenyangkan. Rasi dan aneka cemilan basah dan kering. Kalian tertarik untuk mencoba rasi? Yuk, jalan-jalan ke Cireunde.

Transportasi Menuju Kampung Adat Cirendeu

Beragam cara bisa dilakukan agar kita sampai di kampung adat Cireundeu Cimahi ini. Kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Cirendeu berada di kawasan selatan Cimahi, tepatnya daerah Leuwigajah Cimahi. Dari sini bisa nyambung ke Batujajar kabupaten Bandung Barat.

Dari stasiun Cimahi, bisa menggunakan ojek online di depan stasiun. Banyak yang mangkal. Juga bisa  pakai kendaraan umum. Jalan dulu ke kantor pos Cimahi. Naik angkot kuning jurusan Cibeber Cimahi sampai Borma. Disambung angkot biru jurusan Cangkorah sampai Cireundeu. Lalu, jalan kaki atau naik ojek agar bisa sampai ke dalam kampung. Kalau beruntung, dari kantor pos bisa langsung naik angkot biru  Cangkorah ini.

Dari dalam kota Cimahi, Alun-alun atau jalan Gatot Subroto. Kendaraannya sama saja. Naik angkot kuning jurusan Cibeber Cimahi sampai Borma. Lalu, disambung angkot biru jurusan Cangkorah.

Tarif angkot sekitar sepuluh hingga dua puluh ribu, tergantung jarak jauh dekat.

Nah itu dia, informasi seputar obyek wisata di Cimahi. Kalau kalian ingin liburan, bisa ke Cimahi deh. Ikut acara Walking Tour Cimahi, ke Cireundeu, Pasar Awi, danau buatan Ciseupan, atau obyek wisata lainnya. Bisa juga ke Bandung dan KBB. Cimahi dekat kemana-mana.

Sampai jumpa di Cimahi

 

Narahubung/ Contact Person

Primas  0813 9409 0040

Lita 0812 2154 703

 

8/13/2023

Nhie Kitchenette, Andalkan Dessert Jar Sebagai Produk Unggulan

 

Halo sobat yayuarundina.com – Nhie Kitchenette mengandalkan Dessert Jar sebagai produk unggulannya. Tentu saja, ini untuk bisa eksis diantara banyak toko kue yang beroperasi di Cimahi. Nhie Kitchenette merupakan sebuah toko mungil di pinggir jalan raya Bandung Cimahi. Tepatnya jalan Amir Mahmud no 392 Cimahi (sebrang jalan pojok/ Alfamart).

Dengan dessert jar sebagai produk unggulannya, Nhie Kitchenette menjadi toko yang berbeda. Apalagi di sebelahnya adalah toko kue besar, Mayangsari. Sebagai yunior di usaha perkuean, tentu konsepnya harus berbeda. Selain aneka menu dessert jar yang belum populer di tempat lainnya. Nhie Kitchenette merupakan sebuah toko mungil yang diperuntukkan sebagai pick up point. Tempat pengambilan produk.

Walaupun demikian, Nhie Kitchenette tetap nyaman juga untuk ngopi-ngopi cantik di tempat. Asal dalam jumlah yang terbatas. Sementara ini, perkiraanku untuk satu kelompok saja sekitar 3-5 orang. Ke depan nanti, bisa memanfaatkan teras depan. Di Nhie Kitcenette, kita bisa menikmati aneka dessert jar sebagai produk unggulannya tanpa memakan waktu lama.


nhie kitchenette
Produk Nhie Kitchenette, Ximilu, Kue Kering, Garlic Cheese

Aneka Dessert Jar Produk Unggulan di Nhie Kitchenette

Sobat yayuarundina.com – Minggu kemarin, saya punya waktu untuk jalan-jalan tipis. Kulineran, mencari cemilan enak. Sudah lama bangets ingin icip-icip produk andalannya, dessert jar, Ximilu.

Ximilu yang sering dipromosikan di akun Instagramnya atau status WA, asli bikin kungiler bangets. Apalagi aku selalu penasaran dengan produk-produk terbaru. Sudah lama, aku pernah icip dessert jar lainnya, Buko Pandan. Asli enak. Pas di lidah. Kuahnya yang gurih dengan rasa manis yang gak giung. Dan banyak isiannya. Bikin nagih.

Nah, kemarin aku menyambangi Pick Up Point Nhie Kitchenette. Langsung deh pesan Ximilu. Cuaca panas, hareudang, pulang kerja. Langsung icip-icipXimilu yang diambil dari lemari pendingin, nikmat tenan. Pengen lagi

Kuah Ximilu ini lebih ringan daripada Buko Pandan. Bahannya memang berbeda. Tanpa susu dan santan. Nanti diakhir tulisan, aku sertakan resep Ximilu, hasil perburuanku di Mbah Google yah. Setelah icip-icip itu, aku jadi penasaran bangets. Apa sih Ximilu itu? Ternyata sop buah dari Hongkong, Sob!

Aneka Produk Nhie Kitchenette yang Dipercaya Para Pelanggannya

Ternyata, sudah banyak temanku yang berlangganan aneka produk Nhie Kitchenette ini. Mereka semuanya sangat puas dengan kualitas kue-kuenya. Berdasarkan rekomendasi inilah, aku datang ke Pick Up Point Nhie Kitchenette. Icip-icip Ximilu untuk ikut lomba konten Instagram yang diadakan oleh Smartfren. Review makanan di kotaku sendiri, Cimahi. Aku tak ingin membohongi netizen. Rekomendasi banyak orang jadi kepercayaanku.

Produk Nhie Kitcenette ini bisa dimanfaatkan untuk beragam acara. Cemilan keluarga, ulang tahun, pernikahan, acara resmi kantor, bekal perjalanan dan lain sebagainya. Kalau dari pembicaraan beberapa pelanggannya, kue-kue Nhie Kitcenette ini punya nilai gengsi. Karena kualitas produk yang baik, rasa yang enak, kemasan yang menarik, bersih maka sajian kue-kue Nhie Kitchenette bisa jadi kebanggaan tuan rumah.


                                                Puding lumut




Bolu kampung



Kue kering dan aneka keripik
nhie kitchenette




Di Nhie Kitchenette, kita bisa memesan bolu ulang tahun, aneka puding yang menarik, bolu kampung, brownies, garlic cheese, kue kering, kue snack box, rujak kaweni, buko pandan, ximilu, tahu isi, keripik, lasagna,  risol, lasgor, dan masih banyak lagi. Cek deh akun Instagramnya.

Bahkan, ada yang dalam bentuk frozen food. Praktis bawa pulang, goreng deh!

Pick Up Point Nhie Kitchenette Solusi Cerdas untuk Pelanggan

Secara serius, Nhie Kitchenette mulai berwirausaha sejak Desember 2019. Dalam merintis usaha ini, sang pemilik Nhie Kitchenette berkeinginan agar usaha ini bermanfaat bagi orang lain, khususnya keluarga besar. Menjadi sebuah terobosan untuk menyediakan lapangan kerja bagi saudara-saudaranya.

Punya usaha sendiri menjadi jawaban pasti ke arah itu. Oleh karena itu, ibu muda ini memberanikan diri keluar dari profesinya sebagai guru TK. Bersama suaminya optimis jadi pengusaha kue. Mengambil jalan berbeda dengan saudara-saudara lainnya yang kebanyakan menjadi pegawai negeri sipil.


nhie kitchenette
Ada yang bisa kasih caption?

Alhamdulillah, usaha ini terus berkembang. Sebagai sebuah usaha rumahan, banyak kendala yang dihadapi. Salah satunya adalah lokasi usaha yang berada di dalam, agak jauh dari jalan.

Pick up point Nhie Kitchenette jadi solusinya. Pelanggan jadi lebih mudah mengambil pesanan, karena lokasinya berada di pinggir jalan raya Bandung Cimahi. Antrian mamang gojek berkurang akibat lahan sebelumnya yang sempit. Mamang gojek juga jadi lebih leluasa bergerak.

Selama ini, para pelanggan lebih sering memesan secara online (dalam jaringan). Bisa japri Kang Kueh.  Kemudian, mereka mengambilnya di Pick up point sesuai janji. Bisa diambil oleh mamang gojek atau datang langsung ke sana. Sebuah toko mungil yang nyaman.

Jadi, kapan kalian akan ke Nhie Kitchenette nih, Sob? Semoga tulisan ini bisa jadi rekomendasi untuk cemilan enak.

Semoga usahanya semakin terus berkembang ya, Neng! Semakin bermanfaat untuk banyak orang.

Seperti kata Mamah dan Bapak,”Semoga langkah awal dan kecil ini menjadi batu loncatan untuk meraih impian besar kalian. Bismillah!”

quotes
So sweets, restu orang tua

Resep Dessert Jar Sop Buah dari Hongkong, Ximilu

Bahan: Anggur hitam

            Alpukat

            Apel

            Pepaya

            Melon

            Kolang-kaling

            Biji Selasih

            Jelly melon (cetak mirip mie)

            Jelly coklat (potong dadu)

 

Kuah: Creamer (Fibercremme)

            Gula pasir

            Air       

            Daun pandan

 

Cara Membuat:

1.     Cuci bersih kolang-kaling. Potong-potong aneka buah

2.     Masak nutrijel/ jelly. Cetak menjadi mie dan potongan dadi

3.     Rendam biji selasih

4.     Kuah: Rebus air hingga mendidih, masukkan creamer dan gula pasir sesuai selera. Aduk-aduk. Tambahkan daun pandan. Cek rasa. Matikan api. Dinginkan.

5.     Siapkan wadah. Isi dengan buah-buahan dan jelly. Siram dengan kuah Ximilu

6.     Masukkan dalam kulkas. Sajikan dingin

 

Selamat berkreasi dan menikmati Ximilu

Salam

Sampai jumpa

 

 

Sumber resep:           

https://cookpad.com/id/resep/10728285-es-buah-hongkong-ximilu

 

 

3/28/2022

Jajanan Pasar, Kue Tradisional Enak yang Bikin Kangen

 

Halo Sobat yayuarundina.com, kali ini kita ngobrol tentang kue tradisional, yuk! Siapa nih diantara kalian yang suka dengan kue tradisional atau masakan tradisional? Atau bahkan ahli membuat kue dan masakan tradisional? Di tulisanku kali ini, kita bahas Jajanan Pasar, Kue Tradisional Enak yang Bikin Kangen. Hmmm… kangen sama siapa nih?


kue jajanan pasar
Aneka Kue Tradisional untuk Hiasan Kenduri

Kue Tradisional, Kekayaan Kuliner Indonesia

Kita sering ya mendengar istilah kue tradisional, bahkan sering makan juga. Secara teori, dalam literatur yang kubaca, kue tradisional adalah kudapan yang terbuat dari bahan hasil kekayaan alam Indonesia dengan teknik pembuatan , alat dan penyajian yang khas Indonesia. Berdasarkan tingkat kadar airnya, ada kue basah dan ada kue kering.

Seperti halnya masakan, kue tradisional juga merupakan kekayaan kuliner Indonesia. Rendang, nasi goreng dan sate  sudah dikenal dunia.  Tentu saja, ini menjadi kebanggaan bagi kita. Semoga makin banyak masakan tradisional Indonesia yang mendunia. Adakah kue tradisional yang sudah mendunia juga?

Cukup banyak juga kue tradisional yang sudah dikenal di luar daerahnya. Ada bika ambon, kue lapis, klepon, putu mayang, gemblong, kue delapan jam, rangginang, cenil, awug, surabi, lemper, mendoan, aneka keripik, comro, misro, dan lain sebagainya.

Kue Tradisional Bagian Dari Kehidupan Bermasyarakat

Menurut pendapatku, kue tradisional merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat suatu daerah. Misalnya saja dalam masyarakat Sunda yang hidup di tanah atau provinsi Jawa Barat. Dulu, saat aku kecil dan kuliah kerja nyata (KKN) di daerah Sumedang, kue tradisional akan dibuat secara khusus oleh warga saat ada kenduri atau pesta. Inilah bukti bahwa kue tradisional merupakan bagian dari kehidupan bermasyarakat.

Di Sumedang, saat salah satu warga akan menikahkan anaknya, warga sekitar serta saudara-saudaranya sibuk mempersiapkan kue tradisional untuk nyuguhan tamu. Menjamu tamu. Keler atau toples-toples kosong akan penuh oleh beragam kue tradisional. Yang paling kuingat adalah Rangginang dan Opak. Opak Oded merupakan oleh-oleh khas dari daerah Sumedang. Selain itu, ada juga Tahu Sumedang.

Kue Tradisional, Jajanan Favoritku

Ngobrol tentang kue tradisional ini kembali melemparku ke masa kecil. Yup, kue tradisional bagiku memang identik dengan kehidupan masa kecilku. Mungkin, karena dulu masih kental gaya hidup tradisional, ya Sob?

Satu momen yang paling berkesan untukku adalah saat diajak mamah, saudara atau nenekku ke pasar. Aku paling suka kalau diajak ke pasar pada pagi hari, apalagi saat menginap di rumah nenekku di Bandung. Mengapa? Karena ada buruhnya, Sob. Tahu buruh? Buruh dalam bahasa Sunda berarti hadiah. Bukan pekerja pabrik.

Biasanya, aku akan jalan kaki menuju pasar. Selama beberapa waktu, juga akan berkeliling pasar mencari barang-barang belanjaan. Bahan masakan untuk beberapa hari ke depan. Kadang-kadang, nenek akan memasak banyak untuk tamu yang datang.

Asyiknya, setelah selesai berbelanja, aku akan diajak khusus ke tempat jualan kue tradisional. Dulu, di sebuah sudut pasar Antri Cimahi, ada seorang penjual kue tradisional yang kukenal. Karena seringnya, mamah membeli kue-kuenya mungkin ya. Penjualnya seorang nenek berbadan agak besar. Gemuk dan beruban. Beliau merupakan orang Jawa. Logat khasnya akan keluar saat ngobrol. Kue-kue tradisional yang dijualnya dibuatnya sendiri. Enak-enak loh. Hmmm… bikin kangen.

Untuk cemilan keluarga, biasanya akan ada beberapa macam kue. Aku paling suka sama bubur sumsum candilnya. Wangi daun sujinya sangat menggoda. Sampai kini, tak ada bubur sumsum candil seenak buatan Mawiyah ini. Selain itu, ada kue gemblong, klepon, lupis, surabi, getuk, dadar gulung, lapis, bugis dan masih banyak lagi. Duh, aku sudah lupa, kue kue lainnya.


klepon
Klepon, jajanan favoritku


Oh, ya selain kue basah, aku juga sering jajan kue subadra. Entah orang lain menamakannya apa. Mungkin, sekarang mirip dengan kue sagu. Lumer di mulut. Rasanya manis. Satu bungkus berisi lima buah kue. Ada yang putih dan merah.

Pulang dari pasar, hatiku senang bukan kepalang. Sambil beristirahat di rumah, aku akan menikmati kue-kue tradisional ini. Kadang sendirian, bersama adik-adikku atau menunggu bapakku pulang kantor. Ah, masa kecil yang manis.

Baca Juga: https://www.yayuarundina.com/2021/08/memori-masa-kecil-hidup-di-kampung.html

Jajanan Pasar, Kue Tradisional Enak yang Bikin Kangen

Beneran deh Sob, kue tradisional ini bikin hatiku kangen berat. Kangen pada mamahku, kangen pada nenek, kangen pada kebersamaan keluarga, kangen makan-makan enak, ah banyak deh memori masa kecil yang tak terulang lagi di masa sekarang. Beda zaman.

Dulu, keluarga besarku sering berkumpul dan membuat berbagai macam kue tradisional. Saat menjelang lebaran, ada yang nikah, disunat, atau nujuh bulanan. Nujuh bulanan itu adalah selamatan untuk ibu hamil yang usia kandungannya 7 bulan. Dulu kan, banyak anak, banyak rejeki yah. Jadi, sering bangets ada hajatan nujuh bulanan ini.

Ini dia beberapa kue tradisional yang dibuat untuk acara kenduri tersebut.

1.     Rangginang

Menurutku ini cara bikin kue tradisional paling asyik. Butuh seni khusus. Kalau bahannya bagus, mencetaknya tepat, dan cuaca cerah, rangginang yang dibuat pasti akan enak. Ngepros. Renyah. Kalau tidak bagus, biasanya akan keras. Sama mungkin dengan kerupuk bantat.

Rangginang ini berbahan dasar beras ketan yang sudah dikukus dan dibumbui. Bisa garam, terasi, ebi dan yang lain sesuai selera.


ranginang terasi
Ranginang Terasi

Setelah dikukus, akan dicetak menggunakan alas gelas agar ukurannya sama. Ada jurusnya nih, Sob! Mencetaknya harus pas, jangan terlalu ditekan agar tidak keras saat matang nanti. Namun, jangan juga ambyar, tidak menyatu.

Aku paling suka membantu cetak-mencetak rangginang ini. Buat ngabuburit.

 

2.     Kembang Goyang

Adonan kembang goyang ini bisa dibuat oleh bibi atau uyutku. Setelah ada adonannya, anak-anak bisa bantu menggoreng. Masing-masing mendapat satu cetakan.

Cetakan itu dicelupkan ke adonan, lalu dimasukkan ke wajan berisi minyak panas. Setelah lepas, dari cetakan, bibiku yang akan mengeksekusi akhirnya. Seru deh bikin kue goyang ini.

Mengapa namanya kue goyang? Karena mencetaknya harus digoyang-goyang di dalam minyak panas sampai terlepas. Begitu sih menurutku mah.

 

kue kembang goyang
Kue Kembang Goyang

3.     Bugis

Sebelum membuat kue bugis dan nagasari, bibi-bibiku akan membuat tepungnya terlebih dahulu, beberapa hari sebelumnya. Tepung buatan sendiri akan membuat kue lebih enak daripada membeli atau menggiling di pasar.

Maka, akan ramailah suasana di belakang rumah dengan suara alu seperti dalam cerita rakyat, candi Prambanan ( kalau tidak salah). Sambil ngobrol, seuseurian (tertawa-tawa bahagia) mereka membuat tepung ini lalu disangrai.

Pada hari H, mereka akan membuat kue bugis dengan isian enten. Enten adalah kelapa dan gula merah yang dimasak khusus. Kue bugis biasanya dibungkus dengan daun pisang. Cantik tenan.

 

kue tradisional, bugis
Kue Bugis  untuk Kenduri

4.     Nagasari

Kalau kue bugis berwarna hitam, karena dari beras hitam. Kue Nagasari berwarna putih. Isiannya adalah pisang kukus yang dipotong-potong. Kue ini juga dibungkus daun pisang. Sangat menggoda selera.

 

kue nagasari
Kue Nagasari untuk Kenduri

5.     Ali Agrem

Ali Agrem biasanya dibuat oleh para sesepuh. Nenek dan Uyut. Mereka juga sering dibantu oleh bibi-bibiku.

Kalau tidak salah, ali agrem ini terbuat dari tepung beras ketan dan gula merah.

Kalau aku sih, bagian makannya aza ya hehehe….

Ali agrem
Ali Agrem Bang Ali


 

6.     Wajit

Nah, ini sih keahlian khusus nenek dan uyutku. Uyut adalah mamahnya nenek. Belum ada orang yang sanggup menggantikan beliau-beliau ini.

Pembuatan wajit ini cukup rumit. Lama dan bikin pegal tangan.

Berjam-jam beras ketan  dimasak dengan air gula aren di wajan besar. Diaduk-aduk sampai tingkat kekeringan yang pas. Setelah itu dibungkus dengan kertas wajit yang berwarna-warni. Merah, kuning. Meriah.

 

7.     Rujak Asinan

Rujak Asinan ini khas untuk upacara nujuh bulanan. Ada beberapa macam buah yang disatukan dalam air gula berbumbu. Kalau suka pedas, bisa ditambah cabe rawit, selain cabe merah. Aku sih lebih memilih tidak pedas, Sob.

Buah-buahan yang digunakan dalam rujak asinan ini ada jambu air, kedondong, mangga, ubi jalar, belimbing, dan yang wajib adalah biji delima. Tampilan rujak jadi semakin cantik dengan warna biji delima yang bening dan merah muda. Dulu, sih banyak pohonnya di belakang rumah.

Uniknya, kita harus membeli rujak ini dengan menggunakan uang buatan dari genteng. Sehari sebelumnya, kami, anak-anak membuat uang dengan membentuk genteng seperti uang logam. Bulat. Kami buat sebagus dan sebanyak mungkin. Semakin banyak uang, semakin banyak rujak yang kita beli. Enaaak pokoknya.

 

8.     Bubur Merah Putih

Bubur Merah putih merupakan bubur beras dengan dua warna dan dua rasa. Manis dan asin. Bubur manis berwarna merah, karena ada tambahan gula merah. Bubur asin gurih berwarna putih. Kedua bubur ini dicetak dalam pisin-pisin khusus. Para tamu biasanya langsung menyantapnya per pisin. Hanya kebagian satu sih biasanya, Sob.

Bubur merah putih dibuat untuk kelahiran bayi. Kalau tidak salah berusia seminggu. Bayi akan dicukur dan diberi nama.

 

Saat kenduri berlangsung, kue kering seperti rangginang dan kembang goyang akan disajikan di atas meja tamu dalam toples-toples kaca yang cukup besar. Sedangkan kue basah akan disajikan dalam piring-piring. Satu piring akan berisi campuran beberapa kue basah, sehingga semua orang bisa menikmatinya.

 Piring-piring ini akan disebarkan dalam kelompok-kelompok tamu. Biasanya, para tamu akan duduk ngampar. Sering pula penyajian kue basah menggunakan nyiru yang sudah dihias daun pisang. Kue-kue basah ini ditata cantik. Biasanya ini, untuk hiasan di meja depan. Kalau acara sudah selesai, baru boleh dimakan oleh anggota keluarga.

 

Nah Sobat yayuarundina.com, itulah kenang-kenangan masa kecilku. Jajanan pasar, kue tradisional enak yang bikin kangen. Semoga bermanfaat, ya!

Sampai jumpa lagi

Salam

 

 Sumber Gambar:

https://sajiansedap.grid.id/read/102006475/resep-nagasari-pisang-super-enak-olahan-tepung-beras-yang-paling-dicari-enaknya-kebangetan

https://seruni.id/25-jajanan-pasar-yang-masih-eksis-meski-zaman-sudah-berubah/

https://sajiansedap.grid.id/read/10740036/rangginang-aroma-terasi

https://www.instagram.com/bangaliagrem/

https://hot.liputan6.com/read/4492781/12-cara-membuat-klepon-tepung-ketan-kenyal-dan-manis


11/15/2021

Resep Masak Praktis Empal Tempe Tahu

 

Halo Sobat yayuarundina.com, masak-masak yuk! Kali ini kita bikin masakan yang praktis, cepat dan gampang-gampang aza. Ini dia Resep Masak Praktis Empal Tempe Tahu.


empal gentong H. Apud
Semangkok Empal Gentong H. Apud Cirebon

Kalian pasti sudah tahu masakan terkenal dari Cirebon ini, ya kan?  Pernah icip-icip kuliner Cirebon Empal H. Apud? Wah, ini sih rasanya mantap banget deh.  Kok resepnya Empal Tahu Tempe? Bukan Empal Gentong?

Nah, pas kemarin jalan-jalan ke Cirebon, ternyata ketika beli oleh-oleh di daerah pasar Kanoman, ada bumbu jadi Empal Gentong dan Empal Asem. Udah kepikiran bikin resep Empal Tempe Tahu?


bumbu empal gentong dan empal asem
Oleh-oleh Cirebon Bumbu Empal Gentong dan Empal Asem

Aku langsung bahagia bangets deh dapet bumbu ini. Rasanya makan semangkok Empal Gentong H. Apud masih kurang banyak. Lidah rasanya masih bergoyang-goyang terus. Masih nagih makan Empal Gentong lagi. Sayang, kita semua harus pulang ke Bandung.


Empal gentong H. Apud
Empal Gentong H. Apud

Akhirnya, kemarin, aku bisa masak-masak lagi. Aku suka masak yang praktis-praktis. Gampang dan cepat selesai. Kalau kalian bagaimana?

Aduh, satu masalah datang nih saat mau masak. Gak ada bahan buat masak empal gentongnya. Malas ke pasar. Malas ke warung. Di warung, pasti gak ada daging sapi, ya kan. Untungnya ada mamang tahu lewat. Udah deh, aku beli tahu andalan dan tempenya yang enak. Jadilah, aku masak Resep Empal Tempe Tahu

Kalian mau nyoba resepnya? Ini dia Resep Masak Praktis Empal Tempe Tahu.

Bahan:

               3 potong tahu kuning

               ½ papan tempe

               2 sdm bumbu Empal Asem

               1 buah dada ayam matang (sudah dimasak)

                  Garam secukupnya

                   Merica bubuk sejumput saja

                  Air

                  Sayuran secukupnya ( saya menggunakan kol 3 lembar)

 

Cara Membuat:

1.      Tumis bumbu Empal Asem sebentar

2.      Tambahkan air

3.      Masukkan tempe yang telah dipotong-potong sesuai selera

4.      Masukkan kol

5.      Masukkan tahu yang telah dipotong dadu

6.      Aduk rata

7.      Masukkan suwiran dada ayam

8.      Biarkan mendidih

9.      Tambahkan garam

10.   Icip-icip

11.   Sajikan

12.   Lengkapi dengan sambal, mentimun, daun kemangi, dan emping

Nah, itu Sob, resep masak praktis Empal Asem Tempe Tahu  ala Yayu Arundina. Praktis kan? Resep ini cukup untuk 4 porsi. Cukup untuk sehari makan nih. Pagi dan sore hari. Setujukah Sobat yayuarundina.com? Boleh juga loh resep ini dilengkapi rempah-rempah. Sereh, daun salam, laos, daun bawang, jahe. Biar sehat.

Resep ini cocok juga untuk mereka yang vegetarian kali ya? Tinggal hilangkan daging ayamnya saja. Pernah dapet info juga sih dulu-dulu. Para vegetarian mengganti daging dengan tempe atau tahu ini. Betul gak sih? Ada cara khusus mengolah makanan yang mirip bangets dengan daging. Sobat, ada yang tahu nama dan caranya?

Sssst…, aku masukkan daging ayam di resep karena ada satu dada ayam yang semalem belum sempat dimakan xixixi…. Daripada mubazir, ya sudah aku jadikan Empal Tempe Tahu saja. Jadi, tetep resep Empal ini ada rasa gurih dagingnya, walau bukan daging sapi sebagai bahan utamanya.

Oh ya, apa sih bedanya antara Empal Gentong dan Empal Asem? Dari penjelasan pegawai di Empal H. Apud, bedanya  ada di kuah. Empal Gentong menggunakan santan, sedangkan Empal Asem tidak bersantan. “Empal Asem itu bening,” katanya.

Sobat yayuarundina.com,  betapa bahagianya jika jalan-jalan itu ada hasil atau manfaatnya. Bisa dapat pengetahuan baru atau tulisan sebagai konten blog. Paling asyik jika dapat resep baru seperti ini. Berkreasi dengan bumbu Empal Asem. Gak ada daging sapi, tahu tempe pun jadilah.

Betul ya, jalan-jalan itu menjadi sebuah keharusan untuk mengenal dan mengetahui banyak hal. Kalian setuju?

Ok, deh Sobat yayuarundina.com, sampai di sini ya perjumpaan kita kali ini. Selamat mencoba resep Empal Asem Tempe Tahunya. Semoga sesuai dengan selera kalian.

 

Sampai jumpa

 

Featured Post

Lembang: Pesona Rindu yang Tak Pernah Pudar

  Halo sobat yayuarundina.com – Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Terlalu banyak hal yang enggan untuk ditinggalkan. Berag...