Tampilkan postingan dengan label Lomba Blog. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lomba Blog. Tampilkan semua postingan

6/21/2018

RESEP MASAKAN KARE SOUN BASO SOSIS SO GOOD


Memasak Membawa Rinduku Padamu
 
Menu andalanku saat sahur dan buka puasa: Kare Soun Baso Sosis So Good


Kisahku tentang Memasak
                Aha, ada yang berbeda tahun ini dalam perjalanan hidupku, khususnya dalam dunia kuliner. Selama dua tahun setengah, untuk urusan perut, aku lebih suka beli jadi. Jelajah kuliner ke berbagai tempat makan. Pedagang kaki lima, warteg, rumah makan hingga ke berbagai restoran cepat saji. Praktis, tidak ribet, tidak cape, tidak perlu cuci piring. Tinggal am atau ngahuap saja ( bahasa Sunda: tinggal makan saja ). Enak bangets yah hehehe… Inilah enaknya dan untungnya hidup sendiri. Para emaks jangan sirik yah, tetaplah di jalur yang benar! Hahaha…. Oooo. Namun, sesuatu mengubah segalanya.

12/29/2017

CINTA IBU SEPANJANG ZAMAN

Hai sob,
Aku mo nostalgia nih.
                Masih di bulan Desember. Kalau di awal Desember, kita pernah mengenang jasa dan perjuangan tokoh emansipasi wanita dari Jawa Barat, Ibu Dewi Sartika. Nah, di akhir Desember ini, kitapun masih tetap memperingati hari penting terkait dengan wanita, yaitu hari Ibu.
                Apa sih yang terpikirkan di benak kita jika ingat pada hari Ibu ini ? Bunga dan coklat ? Kalau yang ini bukan kesukaan mamaku, lebih baik aku memberikan kue sus untuknya. Pelukan ? Yup, ini yang paling kusuka. Seringkali aku memeluk mamaku, rasanya damai banget di hati. Perasaan yang sedang galau melowpun jadi hilang seketika. Inilah salah satu anugrah terindah dalam hidup, memiliki Ibu yang selalu menyayangiku sepanjang zaman. Kalian juga, kan ?
                Yah, cinta itulah mungkin kata yang paling tepat untuk ibu kita. Selalu ada cinta di hati bunda. Sebandel apapun kita, beliau tetap cinta nomor satu. Eh, beliau selalu mencintai kita lebih dari apapun juga, bahkan lebih dari menyayangi dirinya sendiri. Ibu akan selalu siap berkorban untuk kita. Doa-doanya selalu mengalir untuk mengiringi perjalanan hidup kita. Keberhasilan kitapun kini, tentu karena doa-doanya pada Sang Maha Pengatur, Allah SWT. Inilah penafsiran saya tentang surga ada di telapak kaki ibu. Surga itu merupakan lambang kebahagiaan sejati dan abadi. Cinta dan doa ibulah yang selalu memberikan rasa bahagia itu. Murni 24 karat. Asli dan tak pernah dibuat-buat. I love you, Mama.

12/28/2017

RESOLUSI 2018 : Fokus Jadi Guru Profesional


Tak terasa 2017 telah berada di penghujung tahun. Dalam beberapa hari, kita akan tiba di tahun 2018. Biasanya, banyak orang akan membuat resolusi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resolusi berarti : putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan dalam rapat ( musyawarah, sidang ); pernyataan tertulis, biasanya berupa  tuntutan tentang suatu hal.  Sebenarnya, ada tiga arti kata resolusi itu, tapi menurutku makna itulah yang cocok untuk pergantian tahun.
Dalam tahun-tahun kemarin, temanku bilang aku tuh labil banget, tak terkendali. Semua berjalan dengan emosi. Sundana mah Siga kuda lepas tina gedogan cenah. Bener gak sih ? Hayoh ngaku. Mmmh… ya juga sih. Aku memang demikian. Segala dilakonan. Segala pengen. Sagala kabitaan. Sagala dicoba. Pengen terus, susah berhenti. Kalau gambar mungkin abstrak yang ada yah. Gak jelas bentuk dan wajahnya tapi ada. Corat-coret teu puguh tapi berwarna-warni. Sampai suatu saat, guru menulisku, Dyah Prameswarie berkata,” Teteh tuh harus fokus !” Jleb banget. Ya sih, menurut ilmu ekonomi yang pernah kupelajari dulu, sekarang itu ada spesialisasi. Kalau ingin berhasil ya harus special, jangan borongan. Fokus. Titik.
                Nah, makanya hidup di tahun 2018 nanti harus lebih baik lagi dari sekarang. Singkirkan hal-hal tak penting. Resolusiku adalah F O K U S. Yup, aku harus fokus pada beberapa hal ini.
1.     Profesional
Jujur nih ya, aku seorang guru. Sudah sejak lahir, aku cinta berat sama profesi yang satu ini. Tatkala saudara-saudaraku yang lain memilih profesi yang menjanjikan kekayaan. Aku keukeuh pengen jadi guru., walaupun penghasilannya kecil. Yup. Aku tak bergeming dan tak tergoda. Kalau kalian buka buku-buku isian zaman baheula yang ada nama, bintang dan cita-cita, pasti deh di sana aku tulis GURU.  Oleh karena itulah, sekolahku sangat istiqomah. Setelah lulus SMA, dengan mantap kupilih melanjutkan kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung ( IKIP ). Sekarang berubah namanya menjadi Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ). Salah satu alasan ingin jadi guru adalah adanya waktu libur dan jam kerja tidak terlalu padat. Oleh karena itu, orang tuakupun sangat mendukung keinginan ini. “Guru sangat cocok untuk wanita,” begitulah kata beliau yang selalu kuingat sampai detik ini.

Saat Lomba Olimpiade Bahasa Indonesia
Namun, zaman berubah drastis. Profesi guru tak sesederhana dulu. Kesibukannya berjibun. Jam kerjanyapun ruar biasa padat. Kalau  dulu, aku sudah bisa pulang tengah hari. Sekarang, mah sampai sore.  Kalau cepat, Ashar biasanya baru  ada  di rumah atau dalam perjalanan pulang.  Lebih serius lagi jika tahun depan sudah menggunakan absen finger print. Begitulah adanya sekarang. Banyak tuntutan yang dihadapkan pada guru. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Mulai dari administrasi guru, melakukan penelitian (PTK), melahirkan karya tulis dan karya inovatif,  sampai pengisian data pribadi yang harus dilakukan berkali-kali.
Dari dulu, administrasi guru memang sudah ada, tapi sekarang lebih ribet lagi. Yang menjadi tantangan terberat adalah administrasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) itu harus berjejak.  RPP bukan sekedar tulisan di atas kertas, tapi harus berwujud pada diri siswa hanya dalam dua jam pelajaran. Kesulitanku selama ini adalah masalah waktu.  Jam pembelajaranku pasti akan lebih dari waktu yang ditentukan.  Seringkali di kelas, aku menemukan kreasi-kreasi baru yang berbeda dari RPP. Sehingga RPP yang sudah ditulis akan berbeda dengan pelaksanaannya di kelas. Tidak fokus, kan ? Nah ini perbaikan pertamaku. Fokus pada pembelajaran yang efektif dan efisien.


Selain itu, guru sekarang harus memiliki nilai plus. Tidak cukup hanya dengan menyandang guru bidang studi. Harus lebih dari itu. Banyak loh teman-temanku yang sudah bergelar  M.Pd. Mereka kuliah lagi untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan lebih dalam demi menunjang keprofesionalannya sebagai guru. Selain itu,  guru zaman now juga harus bisa bergaul dengan dunia teknologi seperti kehidupan kids zaman now. Penguasaan terhadap teknologi atau dunia digital ini digadang-gadang lebih sukai oleh para siswa di abad ini. Mereka lebih berminat pada proses pembelajaran menggunakan teknologi dibandingkan dengan ceramah atau buku-buku cetak. Nah lho, tantangan kedua yang harus ditaklukkan.
Beruntunglah aku. Sejak tahun 2011 sudah mengenal blog. Walaupun baru sekarang-sekarang ini mulai memahami dunia blog dan blogger. Dengan bergabung di beberapa komunitas blogger, sedikit demi sedikit aku masuk ke dunia itu. Ternyata dalam perjalanannya, ilmu di dunia blogger sangat bermanfaat sekali untuk profesiku sebagai guru Bahasa Indonesia.   Banyak ilmu dari acara-acara blogger yang mampu memperkaya materi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Aku bisa banyak memberikan contoh-contoh konkret dari materi pelajaran Bahasa Indonesia. Mau tahu ?
Dari kampanye film My Generation, aku bisa memberikan contoh konkret sebuah observasi yang dilakukan oleh sang sutradara, Mbak Upi.
Aku juga bisa memfasilitasi muridku untuk materi foto bercerita. Pengembangan dari materi teks deskripsi. Siswa diarahkan untuk mengamati sebuah foto, lalu berusaha mengungkapkan hal-hal secara bebas terkait dengan foto tersebut. Para siswaku ini belajar langsung dari sang master, Vivera Siregar.
Contoh lainnya adalah tentang dunia kepenulisan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para siswaku  tentang hal ini. Mulai dari proses kreatif hingga penerbitan.  Dengan bergabung di dunia blogger, yang juga banyak para penulis produktif di sana, maka akupun bisa memberikan jawaban-jawaban yang sangat memuaskan dahaga mereka. Bahkan, aku pernah mengundang penulis Dyah Prameswarie dan fotografer Vivera Siregar untuk memberikan ilmunya untuk sebuah kelompok kecil kepenulisan di sekolahku. Mudah-mudahan mereka bisa menjadi penulis handal di kemudian hari. Aamiin.  
Nah, kembali ke tantangan tentang teknologi tadi, maka di tahun 2018, aku punya keinginan besar tentang dunia blog ini. Resolusiku di tahun 2018 adalah menjadikan blogku sebagai sebuah media pembelajaran yang disukai oleh para siswaku khususnya, atau para siswa di Indonesia, bahkan di semua belahan dunia ini. Para siswa yang ingin belajar tentang Bahasa dan Sastra Indonesia.  Inilah peer terbesarku di tahun depan.
Dengan menjadikan blogku sebagai sebuah media pembelajaran Bahasa Indonesia, nantinya nih aku berharap bisa mendukungku menjadi seorang guru yang profesional dan kekinian.  Semoga juga kemampuan menulisku bisa lebih baik, lebih hidup, lebih menarik, dan lebih berpengaruh. Pengetahuan teknologinya pun semakin baik. Banyak ilmu ngeblog yang masih harus digali dan dipelajari.

2.     Hidup Irit
Nah ini resolusi keduaku. Aku mau jujur lagih nih. Dibandingkan dengan teman-temanku yang lain, aku ini masih miskin sodara-sodara. Gak punya apa-apa. Padahal, temen-temenku di usianya kini sudah memiliki banyak hal: jabatan, mobil, motor, rumah, emas, tabungan dan sebagainya.  Boleh dibilang mereka sudah mapan yah. Asli aku ngaheab kalau berbicara tentang ini mah. Hehehe… . Do you know ngaheab ? Ngaheab itu berarti kapanasan.  Yup. Aku sangat tersentak dengan kondisi ini. Mengapa aku belum punya apa-apa ?
Ternyata gaya  hidupku yang salah. Selama ini, dunia yang paling menarik bagiku adalah kuliner.  Sampai-sampai seorang sahabatku mengatakan,”Kamu wajib stop kuliner!” Waduh bisakah ? Sungguh sangat berat. Sahabat-sahabatku sudah sangat tahu bahwa aku ini selalu tertarik pada kuliner baru. Rasanya akan demam tinggi kalau tidak mencoba dan mencicipi kuliner yang baru. Sampai-sampai, kami pernah mencicipi kopi rasa kapur barus, gara-gara sifatku itu. Aku pilih rasa kopi terbaru dan asing. Hahaha…. Maafkan aku yah teman-teman!
Tahun depan mind setku harus diubah. Aku harus mulai hidup matre sekarang. Yup, aku harus mampu mengerem keinginan kulinerku agar bisa memiliki benda-benda idaman: rumah, motor dan mobil. Cukup segitu dulu yah ? Ehm, bolehlah ditambah haji dan umroh. Biar seimbang hidup di dunia dan akheratnya. Lebih berkah. Aamiin. Oleh karena itu, sedikit bahkan lebih banyak, aku harus mulai menabung dan investasi agar barang-barang itu menjadi milikku. Dan, aku juga harus lebih bekerja keras lagi agar bisa mencapai cita-cita baruku itu. Mudah-mudahan dari menulis, dari ngeblog atau ada sumber rejeki lain bisa mewujudkan keinginan itu. Yo yo yo, Yayu kamu nanti gakkan nebeng lagi kalau pergi-pergi hehehe….Aamiin. Doakan yah teman-teman Ah, pokoknya hasil kerjaku ini harus berjejak untuk hari tua nanti, betul gak ?

3.     Hidup Sehat
Resolusi terakhirku adalah hidup lebih sehat dari tahun ini. Beberapa tahun belakangan ini, batuk-batuk menjadi hiasan hidupku. Apalagi saat udara dingin atau tubuh kecapean. Sampai-sampai selama beberapa bulan, aku harus bertemu dan berobat terus pada seorang dokter penyakit dalam. Aku terkena Bronkitis. Sangat mengganggu dan sangat tidak nyaman. Dadaku sakit. Gak bisa nafas dan batuk-batuk terus. Cape rasanya. Batukku baru bisa reda dan nafasku lebih lapang kalau minum obat dari dokter.  Alhamdulillah, kini kondisiku berangsur-angsur membaik, walau batukku tidak hilang seratus persen. Kata dokter, aku ada faktor alergi juga.
Nah, agar kondisiku tidak memburuk seperti itu lagi, maka akupun harus bisa menjalankan pola hidup yang sehat.  Menjaga makanan dan minuman. Olah raga. Jalan dan renangku harus diperbanyak nih. Dalam sebuah seminar tentang kesehatan yang pernah kuikuti baru-baru ini, sakit itu disebabkan karena tubuh  tidak mempunyai cukup vitamin untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Karena sel-sel itu rusak dan tidak bisa diperbaiki, maka kita jatuh sakit.
Oleh karena itulah, aku harus memperbaiki pola makanku. Aku harus memperhatikan asupan gizi dan vitaminnya agar tubuhku lebih sehat. Jangan hanya sekedar kenyang dan memuaskan lidah belaka. Tak ada manfaatnya bagi tubuh kalau seperti itu. Hidup itu bukan untuk makan, tapi makan untuk hidup. Tahukan maknanya ?
Mulai dari sekarang, aku harus lebih fokus untuk memperhatikan asupan vitamin. Karena ternyata, inilah kunci utama kesehatan kita.  Theragran-M bisa menjadi salah satu solusi untuk itu. Dengan mengkonsumsi tabletnya secara teratur, aku berharap batuk-batuk karena alergiku akan hilang. Dan selamanya aku bisa hidup sehat. Theragran-M ini merupakan vitamin yang bagus untuk mempercepat proses penyembuhan. Jika kalian butuh, suplemen ini ada di apotek.


Suplemen vitamin dan mineral Theragran-M

Menurut Dr Ni Putu Ardini, Theragran ini merupakan suplemen vitamin dan mineral yang lengkap, juga mengandung magnesium dan zinc. Dalam satu literature, dikatakan bahwa jika asupan kebutuhan magnesium dan zinc tidak mencukupi, maka kita akan mudah terkena infeksi oleh virus, bakteri ataupun jamur. Theragran M berfungsi untuk memulihkan dan menjaga system daya tahan tubuh dari serangan tersebut. Apabila daya tahan tubuh bagus, maka infeksipun akan mereda, tapi tetap perlu pengobatan yang sesuai dengan anjuran dokter.

Komposisi Theragran-M

Dengon kondisi tubuh yang sehat, maka tugas sebagai guru profesionalpun bisa kujalani dengan baik. Aku bisa lebih banyak mencurahkan pikiran dan tenagaku untuk mencerdaskan anak bangsa. Menjadikan mereka sebagai generasi muda yang sehat lahir batin. Lebih berkualitas untuk kehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik di masa depan. Makanya, aku gak mau deh sakit kelamaan.
Nah, itulah beberapa resolusiku di tahun 2018. Semoga bisa terealisasi, terwujud, dan aku bisa berkomitmen untuk melaksanakannya. Doakan aku, ya teman-teman! Sampai jumpa di tahun yang lebih baik, 2018 ! Semoga kalian juga bisa hidup lebih baik lagi di tahun depan ! Yuk bersama melangkah menuju kehidupan yang lebih ceria lagi di tahun depan.



Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger PerempuanNetwork dan Theragran-M

11/08/2017

CBN DUKUNG LITERASI DIGITAL

Sabtu, 28 Oktober 2017, CBN atau PT Cyberindo Aditama  meluncurkan program bertajuk CBN DIGITAL NATION 2017. Acara tersebut berlangsung di Pusat Perbelanjaan 23 Paskal, jalan Pasirkaliki Bandung.  Intinya acara ini menjadi gong pertama bagi warga Bandung khususnya dan warga Negara Indonesia pada umumnya untuk memasuki dunia digital lebih intens lagi. Kemeriahan acara terlihat sejak awal. Para gamers, bloggers, vlogger, dan unsur media memenuhi atrium 23 Paskal. Semakin sore, acara semakin heboh dengan adanya pengumuman pemenang dan lomba games.  Mencari cap wajib dari berbagai stand pendukung seperti JB.ID, NVIDIA, Lenovo, Seagate dan lain sebagainya. Antri untuk mencoba berbagai macam games. Foto-foto bareng para pemakai costplay. Wah, pokoknya acara ini benar-benar penuh warna.

CBN Resmi Mewarnai Jagat Digital Indonesia

Rampak Gendang menambah kemeriahan acara

5/25/2016

KEMUDAHAN MENABUNG EMAS DI PEGADAIAN


           Yang selalu bermasalah pasti kenal dengan pegadaian, betul ? Oh, tidak ! Pegadaian tidak hanya dikenal oleh orang yang bermasalah, banyak orang pasti akrab dengannya. Apalagi slogannya “Mengatasi Masalah tanpa Masalah” atau warna ijonya. Populer banget tuh di masyarakat luas.
            Saya ingat pada sebuah kisah. Dulu, ada seseorang yang selalu kekurangan uang. Entahlah apa penyebab pastinya. Besar pasak daripada tiang. Boros. Penghasilan yang tak jelas atau faktor lainnya. Yang jelas dia harus selalu ada uang untuk istananya. Karenanya, dia nekad pinjam uang pada rentenir. Makin lama makin sering, sampai akhirnya hutang menggunung. Susah dibayar lunas. Intinya sudah tapi buntutnya semakin panjang. Alhasil, terpenjaralah dia seumur hidupnya. Seandainya, dia sudah menjadi sahabat pegadaian, tentu nasibnya takkan seburuk itu. Betul ?

2/16/2016

MENJEMPUT AROMA


Tempat yang melegenda di Bandung


Pagi sedikit mendung. Aku segera bersiap memenuhi janjiku. “7.30 di stasiun,” ujar sahabatku. Kulirik jam tangan, masih 30 menit lagi kereta berangkat. Perjalanan ke stasiun hanya 5 menit saja. Segera kulangkahkan kaki dan bergegas naik angkot.
            ON : Besok jadwalku padat. Pagi-pagi kubelanja di ABC. Lanjut, ke Garut. Terus ke      museum Mandala. Sorenya, baru ke Geologi at Night. Gimana, jadi ikut ?
            YU : Ok !
            Aaagh, dugaanku meleset. Mobil ini lama tak bergerak. Menunggu penumpang dengan sabar. Aku masih bersikap tenang. “Masih ada waktu,” pikirku.
            ON : Hei, dirimu dimana ? Kereta sudah datang.
            Segera kubalas pesan singkat itu. Dag dig dug. Pikiranku langsung membuat rencana baru. Jika tak sempat. Kita bertemu di pabrik saja. Kau naik kereta, aku ngangkot. Tak lama, aku segera berlari ke stasiun. Ular panjang itu sudah terdiam tenang. Aku celingukan mencari temanku.
            PETUGAS : Mau kemana Teh ? Menjemput ?
            YU : Bukan. Ke Bandung.
            PETUGAS : Oh. Ada tiketnya.
            YU : Sebentar ( Aku mulai panik ).
            Kutelpon temanku. Kriiing.
YU :  “Tiketku sudah kau belikan ?” tanyaku.
ON : “Belum,” jawabnya.
 Segera kututup. Aku berlari ke loket. “Bandung satu,” kataku. Seorang petugas loket memberiku selembar tiket. “Segera naik,” ujarnya.
Aku kembali ke gerbang kereta. Tangga naik kereta sudah dibereskan. Gawat. Aku berlari. Hap. Berhasil ! Aku telah berada di dalam gerbong. Kucari temanku. Tak ada.
YU : Kriiing. Dimana ?
ON : Gerbong putih, belakang.
Aku segera bergerak lagi. Melintasi gerbong. Namun, kereta mulai berjalan perlahan. Aku terduduk. Kereta cukup padat. Hampir semua kursi terisi. Wajah-wajah penuh semangat. Penuh pengharapan berharap rejeki yang lebih baik dari hari kemarin. Tak sampai setengah jam, kereta berhenti. Beberapa penumpang mulai turun di stasiun pertama. Ciroyom.
Ah, tak enak juga duduk sendirian. Aku kembali bergerak rusuh melintasi gerbong. Kucari temanku. Beberapa pasang mata di setiap gerbong yang kulewati menatapku. Ups, kikuk juga menjadi perhatian orang. Dikepoin hehehe…. Akhirnya, kutemukan dirimu.
Tak lama kemudian, kereta sampai di stasiun tujuan. Bandung. Kami segera keluar. Melintasi jalan. Menapaki terminal. Menyebrang jalan. Lurus. Belok. Gerak langkah kakiku terasa berat. Temanku bergerak lincah. Pagi-pagi menyusuri Bandung yang masih sepi. Udara masih relatif bersih. Kehidupan sudah mulai berjalan. Kios-kios di Pasar Baru mulai terbuka. Banyak orang sedang membereskan barang dagangannya. Tumpukan barang yang bergunung-gunung di luar mulai diangkut.
Aku menyebrang lagi. Memasuki jalan ABC. Tak banyak mobil atau motor yang melintas. Beberapa kendaraan sudah mulai terparkir. Kami terus melangkah ke ujung jalan. Hidungku menangkap aroma yang menggugah selera. Khas. Gedung putih sudah mulai terlihat. Jam menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit. Kami segera mendekati gedung tua itu.
Pabrik Kopi Aroma

Wow. Antriannya panjang. Baru kali ini, kulihat antrian seperti itu di sebuah toko sebelum jam sembilan-sepuluh. Orang-orang sudah berbaris rapi. Mengular. Tua muda. Rata-rata berjenis kelamin laki-laki. Cocok. Biasanya, kepadatan seperti ini pada jam seperti ini hanya ada di pasar tradisional. Kami segera memasuki barisan. Seorang nenek-nenek dengan tongkat berdiri di pintu toko. Seorang laki-laki berjaket merah asyik mengambil gambar. Kehidupan sudah mulai aktif di sini. 
Antrian Panjang

Perlahan, barisan mulai maju. Satu per satu orang-orang keluar barisan sambil membawa bungkusan. Ada juga, beberapa orang yang hanya memberikan selembar kertas, lalu pergi. Makan bubur atau entah kemana.
Siap Action
 
Kopi Aroma
Hari ini, ya hari ini kujejakkan juga kakiku di sebuah toko legendaries di Bandung. Gaungnya sudah lama berkumandang sampai jauh. Informasinya sudah banyak terkuak di media. Aku pernah melihat liputannya di televisi. Ah, aku lupa entah di televisi yang mana. Sudah lama sekali. Melaluinya, aku bisa melihat kunjungan ke sebuah pabrik kopi. Saat itu, sambil nonton, hatiku berbisik, “ Semoga suatu saat, aku bisa mendatanginya juga.”
Hari ini doaku dikabulkan. Temanku yang berbisnis di bidang kopi mengajakku ke sini. Dia mendapatkan pesanan kopi untuk segera dikirim ke berbagai kota. Kopi ini ternyata memiliki banyak penggemar. Buktinya, temanku selalu datang ke sini. Sampai-sampai orang sana hapal dengan pesanannya. Sayangnya, pembelian dibatasi sampai lima kilogram saja perharinya.
Biji Kopi dan Mesin

Ada yang tahu kunjungan kulinerku di Bandung ini kemana ? Aku menatap bangunan tua yang masih terlihat kokoh dan bersih ini. Jendela dan pintunya masih kental dengan nuansa masa lalu. Kayu coklat tua yang kokoh. Elegan. Dan Khas. Rasanya jarang kulihat model kusen seperti itu lagi di zaman sekarang ini. Wangi kopi turut menyemarakkan suasana pagi ini. Memberikan kebahagiaan dalam cuaca yang sedang redup.
Perlahan tapi pasti, akhirnya aku sampai juga di tempat pemesanan. Tergoda dengan kopi Aroma yang melegenda itu, aku ikut memesannya. 1 bungkus kopi Robusta. Done, Aku segera keluar barisan. Temanku hanya memberikan selembar kertas. Lho ? Pesanan banyak memang seperti itu. Supaya tidak mengganggu pelanggan lain, kita bisa menunggu orang toko menyiapkan pesanan kita. Kalau sudah siap, dia akan memberikannya pada kita.
Semula aku ragu membeli kopi, karena punya maag. Tahu kan efeknya ? Namun, di sisi lain, kopi hitam ada juga manfaatnya. Bisa menjaga kesegaran badan. Pembunuh sel kanker juga ternyata. Jadi, kubeli deh. Atas dasar saran temanku, aku memilih Robusta yang lebih bersahabat dengan perut. Pada dasarnya, di sini, hanya ada dua jenis kopi. Robusta dan Arabika. Kopi-kopi ini berasal dari berbagai tempat di Indonesia. Semuanya dilebur dalam dua jenis kopi tersebut. Kecuali kopi Java dan Toraja yang bisa dipesan secara terpisah. Sebelumnya, biji-biji kopi itu sudah disimpan lama di gudang, sehingga kopi ini memiliki kekhasan tersendiri. Kita juga bisa memilih jenis gilingan kopi, yaitu halus, medium atau kasar. Konon kabarnya, sebuah tempat ngopi terkenal di Bandung selalu menerima pasokan rutin dari tempat ini.
Yang mana pilihanmu ?

Nah, sambil menunggu pesanan siap, kami berdua dan beberapa orang lain melakukan kegiatan kuliner. Sarapan pagi. Lokasinya ada di depan toko tersebut. Kalau yang ingin kenyang bisa memilih bubur ayam. Konon kabarnya, rasanya enak, banyak topingnya dan murah. Harganya kurang dari sepuluh ribu. Pilihan lainnya yang lebih ringan adalah kue-kue. Salah satunya adalah roti. Terlihat menggoda juga. Namun, pagi itu, aku lebih penasaran dengan kuliner khas Bandung. Comro. Oncom dijero. Rekomendasi beberapa orang sangat meyakinkan. Enak. Renyah. Dan, isinya juga enak oncomnya serta tidak pedas. Pas dengan lidahku. Pas aku menggigit comro yang masih hangat itu, rasanya memang juara.
Seiring dengan gigitan terakhir cemilan khas Bandung tersebut, selesai juga pesanan temanku. Lima kilogram aneka jenis kopi. Selanjutnya, kami masih akan berkeliling di kota Bandung. Mengunjungi Rumah Belajar Rancage (Pusat Studi Bahasa Sunda ) milik Ajip Rosidi di jalan Garut untuk sosialisasi gerhana matahari. Setelah itu akan bergerak ke Museum Mandala Wangsit Siliwangi dan menikmati malam di Museum Geologi Bandung. Night At Museum. Seru kan ? Ada yang mau ikut ? Hayuuu !


Tulisan ini diikutsertakan dalam NiaHaryanto1stgiveaway: The UnforgetableBandung

Featured Post

Strategis, 7 Peran Guru Bahasa Indonesia di Era Digital

  Halo sobat yayuarundina.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti menyapa guru Bahasa Indonesia. Sebuah acara langka y...