Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan

8/21/2020

Fun Camping ala Kawani di Wana Wisata Gunung Putri Lembang

 Hai Sobat Yayu Arundina, mengawali era new normal ini, rasanya seperti kuda lepas tinu gedogan. Ingin bebas. Ingin menikmati alam kembali. Diantara pro dan kontra, akhirnya kami memutuskan untuk ikut Fun Camping yang diadakan oleh Kawani Sarana Petualang. Penasaran juga nih.

ACARA FUN CAMP WITH KAWANI

Sesuai waktu yang telah ditentukan, kami berlima berangkat pagi dari Cimahi menuju Lembang. Biar dapet tenda dan tempat yang bagus di sono. Selain itu, kamipun ingin mencoba sarapan pagi di sekitar Alun-alun Lembang. Banyak kuliner asyik katanya. Nah, setelah sarapan bubur ayam, akhirnya, kami berangkot ria menuju perkemahan. Apa sajakah hal-hal yang bisa kita lakukan di sana? Ini dia bocorannya.

1. Kesegaran Udara dan Hijaunya Dedaunan
     Inilah tujuan utama saya mengikuti acara Fun Camping ini. Udara bersih yang langka dan cuci mata dengan hijaunya pepohonan. Asyek bangets. Sepanjang perjalanan menuju tempat kemah. Juga di area perkemahan. Pohon pinus dan Kina menaungi kami di alam.


Perjalanan di bawah naungan pohon pinus 

2. Games Seru

      Bukan fun namanya kalo gak ada games. Yup, secara beregu kami diharuskan menebak judul lagu. Secara berantai, setiap anggota memeragakan dan mendeskripsikannya dengan beragam cara. Susah bener tapi bikin happy. Namun, akhirnya, tim kami berhasil mendapatkan hadiah paling unik sedunia 😄

FUN GAMES


3. Cerita dan Materi Mendaki Gunung
      Ini juga poin penting dalam Fun Camping ini. Banyak kisah seru dan juga serba-serbi mendaki gunung yang harus kita pelajari, biar selamat dan sehat.
      Mending yang ini jadi tulisan khusus ya, biar pool 😉😂

4. Berburu Sunrise
      Konon katanya, ini hanya terjadi di Indonesia. Sejak dini hari, para pendaki berusaha tepat waktu agar bisa menyaksikan kecantikan alam ini.
      Bahagianya, di gunung Putri ini, perburuan Matahari terbit alias Sunrise terjadi agak siang. Sekitar pukul 5 pagi, sehingga saya bisa melihat jalan menuju puncak tanpa kesulitan berarti. Satu tantangan telah terlewati.
      Butuh kesabaran dan kekhusyuan khusus untuk menyaksikannya. Apalagi, jika kita niat mengabadikannya dalam bidikan kamera.
      Alhamdulillah, tadabur alam yang murah meriah tapi indah luar biasa.

5. Benteng Belanda
      Setelah puas menyaksikan matahari menyapa bumi, tiba saatnya kami turun gunung. Salah seorang rekan kami, Primas mengajak untuk mengunjungi benteng bersejarah di sana. Kebetulan beliau adalah ketua Komunitas Heritage Lover.
      Konon, kabarnya, benteng ini dibangun oleh Belanda untuk menangkal serangan Jepang. Apesnya, mereka salah perhitungan. Dikira serangan datang dari depan, ternyata Jepang menyerbu dari belakang.


Benteng Belanda di Gunung Puri Lembang

      Sayangnya, perhatian pada benteng ini kurang memadai, sehingga tampak tak terawat. Kalian punya usulan?

6. Kuliner
      Beberapa peserta Fun Camp juga melakukan wisata kuliner di sini. Ada nasi hitam dan merah. Maknyus katanya. Harganyapun ramah di kantong. Begitulah cerita Teh Pingkan dan Teh Rietha yang bikin hati kami mandeg mayong. Galau. Masak atau jajan?
      Lokasi warungnya berada di terminal Land Rover. Katanya tak jauh dari benteng. Jadi bagi kalian yang males bawa bekal berat, tinggal melipir ke sini aza.
      Mudah-mudahan next time bisa icip-icip nasi hitam di sini.

      Nah, itulah sekelumit perjalananku di akhir pekan ini. Tetap bahagia, ya Sob. Keep healthy.
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

7/01/2020

WISATA ALAM SITU CILEUNCA PANGALENGAN BANDUNG JAWA BARAT

     Hai Sobat yayuarundina.com, bagaimana kabarnya nih? masih bete sama corona gak? Pastinya setelah beberapa bulan di rumah aza, kalian pasti kangen jalan-jalan ya. Nah, di tulisan kali ini, saya berikan satu obyek wisata buat cuci mata nanti yah. Wisata Alam Situ Cileunca Pangalengan Bandung Jawa Barat.  Inget jalan-jalannya abis beres covid yah. Ada apa aza sih di sana?








1. Cuci Mata

        Menikmati keindahan alam menjadi satu hal yang asyek. Melihat view danau. menikmati semilir angin. botram dan berkumpul bersama teman atau keluarga. Di situ Cileunca kalian bisa melakukannya, apalagi kalau hanya datang untuk pulang pergi saja. Duduk-duduk di pinggir danau, bahagia bangets deh.

2. Kemping Ceria

        Kalau ingin menginap bisa juga nih. banyak penginapan di sekitar situ. Tinggal dipilih saja. Sesuaikan dengan budget. Bisa buat rombongan. Satu penginapan muat 8 orang.
       Kita bisa juga melakukan kemping di pinggiran danau. Asyek dan seru. Asyeknya lagi, kita juga bisa menyewa semua peralatan kemping. Tenda, alas tidur dan sebagainya. Paket komplit. Tinggal bawa makanan azah. 
      Malam-malam, kami bakar jagung, sosis dan baso di tepi situ atau danau. Ah, sungguh anugrah alam yang tak terhingga. 



3. Arung Jeram

       Keesokan paginya, sekitar pukul 10, kami melakukan arung jeram. Dari tempat kemping, kami berperahu menuju sungai. Asyek berlayar dan menikmati danau dan semilir angin. 
       Untuk menuju tempat awal arung jeram, kami harus menyebrang jalan, lalu turun ke sungai. Siap berteriak-teriak dan tertawa bahagia. Seru juga mengarungi jeram domba. Tantangan arung jeram di sini tergolong mudah katanya. Hanya ada dua tantangan arung jeram. Selanjutnya, lebih santai. Tinggal menikmati alunan air di sela-sela batu, jaring laba-laba atau ranting pohon yang menjulur ke sungai. 
      Setelah agak lama berarung jeram, kami beristirahat di sebuah warung di pinggir sungai. Menikmati aneka gorengan, air jahe, teh dan lain sebagainya. Ngobrol-ngobrol sambil mendengarkan suara aliran air. 
      Setelah cukup kenyang, kami melanjutkan perjalanan sampai finish. Lalu, kembali ke tempat kemping dengan mobil khusus.



4. Wisata Edukasi Petik Jeruk

      Hal lain yang bisa kita lakukan adalah ikut wisata edukasi petik jeruk di tengah danau. Sayang nih, saya belom sempat mencobanya. 

5. Ke Rumah Ibu
  
      Hal lain yang bisa kita lakukan adalah jalan-jalan ke tempat syuting film Pengabdi Setan. Rumah Ibu namanya. 
      Lokasinya agak menjauh dari Situ Cileunca. Bisa saat pulang atau sebelum ke situ Cileunca. Kalo dari Bandung, sebelum bunderan Pangalengan. Berada di perkebunan teh Kertamanah. Terus masuk menyusuri hijaunya hamparan kebun teh. Setelah agak lama, barulah kita sampai di lokasi syuting film Pengabdi setan. 
      Untuk memasuki Rumah Ibu, kita harus bayar tiket @10.000 rupiah saja. Setelah itu, kita sampai di halaman dengan pohon-pohon tinggi dan rindang. Bisa hamockan nih di sini. Asyek dibuai angin. 
      Di rumah Ibu, kita menyusuri ruang demi ruang. Lantai satu dan dua. Siap-siap dengan kejutan spesial yah. Menikmati rumah peninggalan zaman Belanda. Mungkin pejabat perkebunan teh Malabar. 

   

6. Foto-Foto Cantik

    Bagi para fotografer pemula atau profesional, bisa menyalurkan hobinya untuk berburu foto. Sunset, model, bunga, lanskap, bangunan tua. Ah pokoknya di obyek wisata tersebut kita bisa puas-puasin diri untuk mendapatkan foto yang menarik dengan berbagai cara. Seru dan bikin lupa waktu pastinya. 




    Nah, itu ya Sob, beberapa lokasi wisata di sekitar Situ Cileunca Pangalengan Bandung Jawa Barat. Siapkan budgetnya dari sekarang yah. Hehehe...
Ok,sampai jumpa di perjalanan berikutnya yaaa 



Salam

INFO PENTING

1. Harga Penginapan sekitar 1-2 juta rupiah untuk 8 orang
2. Transportasi umum:
    a. Bis Bandung - Pangalengan  dari terminal Leuwi Panjang Bandung sampai bunderan Pangalengan
    b. Elf  Bandung - Pangalengan dari Tegallega Bandung sampai Bunderan
    c. Ojek  dari Bunderan Pangalengan sampai Situ Cileunca

3. Narahubung : Ogi = 0821-1997-1949


11/11/2019

BIS DIENG: DAYA DUKUNG WISATA KE NEGERI DI ATAS AWAN

Negeri di Atas Awan

Hai Sobat Yayuarundina, kita jalan-jalan lagi, yuk! Kali ini, kita jelajahi Dataran Tinggi Dieng. Konon, kabarnya Negeri Di Atas Awan ini dulu tempat bertapanya para Dewa. Itulah sebabnya wilayah ini disebut Dieng Plateu. Ada beberapa tempat wisata yang bisa kita kunjungi dengan sebuah bis kecil. Betul Sobat, Bis Dieng ini menjadi Daya Dukung Wisata Ke Negeri Di Atas Awan.

Bis Kecil Dieng - Sumber Gambar: tsabitatourdieng.com

6/12/2019

7 OBYEK WISATA FAVORIT DI MALAYSIA

We are in Batu Cave Malaysia


            Kalian akan jalan-jalan ke negeri tetangga Malaysia? Banyak tempat yang bisa dikunjungi. Berdasarkan pengalamanku bersama teman-teman blogger dari Bandung, yakni Kumpulan Emak Blogger Bandung ( KEB Bandung ), ada 7 obyek wisata favorit di Negeri Jiran tersebut. Mau tahu atau mau tahu bangets? Ini dia destinasi wisata yang cukup menarik itu.
1.     Batu Cave
Ini cocok bagi yang suka naik gunung atau suka ketinggian. Kita bisa memasuki gua yang cukup lebar. Hmmm… berapa tangga yah yang kunaiki sampai puncak? Ah, lebih berat mendaki puncak Papandayan di Garut, Jawa Barat deh. Masih ingat, kan ceritanya?

BACA JUGA : https://www.yayuarundina.com/2017/10/papandayan-makna-sebuah-perjalanan.html
Tangga yang berwarna-warni membawa kita memasuki gua yang sudah bersih dan teratur. Stalaktit dan stalagmite masih bisa kita nikmati. Yang unik tempat ini juga menjadi tempat ibadah bagi orang beragama Hindu. Ada satu bangunan khusus di salah satu sisi gua. Kebetulan saat itu, banyak orang yang sedang beribadah. Asyek juga mengamatinya. Hati-hati dengan monyet yang datang tiba-tiba yah hehehe… untung cuma nemu satu aza.
Salah satu sudut Batu Cave

3/23/2019

OBYEK WISATA GRATIS DI SINGAPURA


Biaya hidup di Singapura terbilang tinggi. Mereka harus kerja keras agar bisa tetap survive. Oleh karena itulah, gaya hidup mereka berbeda dengan kita. Serba tertib dan cepat.
Saat menukarkan uang rupiah ke Dolar Singapura juga, lumayan tinggi. Sepuluh ribu rupiah untuk 1 Dolar Singapura. Bikin hati dag dig dug, karena ingin jjs ke Singapura. Tapi, jangan khawatir! Kita bisa menyiasatinya kok. 😊😊
Beginilah kiat kami dalam menaklukkan negeri tetangga ini dengan biaya murah tapi hati senang.
Kami mencoba backpakeran dari Malaysia. Dengan menggunakan bis Delima dari Malaka, kami melintasi perbatasan menuju Singapura. Inilah beberapa tujuan wisata kami.
Ikon Negeri Singapura

1.     Marina Bay
Destinasi wisata pertama kami tentu saja ikon Negara Singapura. Dengan sedikit tragedi bis menuju stasiun MRT, kami sampai di stasiun Rafles. Oh ya, sekedar info, kalau akan bayar bis secara tunai, kita wajib naik bis dari depan ya, Sob.
Saat keluar dari stasiun ini, kami disambut pemandangan sungai yang bersih. Sungguh membuat kami nyaman menikmati kota. Udara pagi ditemani sinar matahari yang hangat menemani kami menikmati pemandangan sekitar. Berjalan-jalan di taman sambil berfoto-foto ria. Ada patung Pak Sukarno loh di sini.

Senengnya liat sungai sebersih ini
Setelah merasa puas menikmati udara segar, kami melanjutkan jalan-jalan ke arah patung singa alias Merlion. Sayang, saat itu, Sang Singanya lagi sakit. Kena radang tenggorokan kayaknya, jadi gak bisa menyemburkan air dari mulutnya. Namun, kami tetap bisa berfoto-foto walau banyak orang yang datang ke sini. Eksis dan narsis tetap jadi tujuan untuk mengabadikan perjalanan.
Setelah itu, kami berjalan menuju hotel berbentuk kapal yang sangat terkenal itu. Tahu kan? Tujuannya adalah Garden Bay. Jaraknya lumayan cukup jauh juga. Namun, dengan hati senang, kami tetap berjalan kaki sambil mengitari sungai yang bersih itu. Sekali-kali beristirahat sambil tetap eksis dan narsis hahaha.
Garden Bay
Kami memasuki pertokoannya. Suasananya mirip dengan Trans Studio di Gatot Subroto Bandung. Sambil mencari jalan masuk ke Garden Bay, kami cuci mata dengan barang-barang yang sangat menggoda hati. Ternyata, jalan masuk ke Garden Bay berupa lift yang berada di luar pertokoan.
Begitu sampai di atas, wow deh. Pemandangan kotanya sangat indah. Dalam sapaan sinar matahari yang cukup terik, kami menikmati pemandangan ini. Cukup lama juga. Tujuan kami masih ada di depan sana.
Sekali-kali kami eksis di ikon Singapura lainnya

temen blogger backpakeran ke Garden Bay


2.     Little India
Setelah dari Garden Bay, kami menunggu grab menuju Little India. Tujuannya adalah pesan tiket pulang kembali ke Malaysia dan makan siang. Menurut Bang Hadi, Little India dan Kampung Bugis sering menjadi tujuan orang Indonesia. Di sini barang-barangnya cukup terjangkau kantonglah. Kalau kata saya sih, mirip Pasar Kembang.
Kami langsung menuju Mustafa, tempat makan yang harganya cukup terjangkau. Sesuai petunjuk dari Bang Hadi. Warga Singapura yang sering bolak-balik ke Indonesia buat motret berbagai macam festival.
Di kafe Mustafa ini, aku memesan Chicken Masala. Lumayan lama menunggu. Butuh waktu pengolahan. Sambil menunggu, pesanan matang, aku melirik lemari pendingin yang berjajar rapi. Kopi menjadi pilihanku. Teman-teman yang lain memilih burger dan roti gandum. Roti gandum diperoleh dari toko lain sekitar Mustafa. Porsi Chicken Masala ini lumayan banyak. Cukup untuk kami sambil dicocol dengan roti gandum. Bahkan bisa dibawa pulang ke hotel untuk sarapan berikutnya. Backpakeran ngirit bangets yah
Setelah makan siang, kami masuk ke pertokoannya. Banyak cinderamata dan oleh-oleh juga di atas sini. Coklat, asbak, kaos, jam tangan, asesoris, alat tulis, dan masih banyak lagi deh. Pilihanku jatuh pada kuaci labu seharga $1. Enak sudah dikupas.

3.     Kampung Bugis
Di kampung Bugis, kami pun masih dimanjakan dengan aneka oleh-oleh. Tas, dompet, makanan, baju dan sebagainya. Tinggal pilih-pilih. Cocok di hati dan kantong? Langsung bungkuuusss.
 
Jalan masuk ke Kampung Bugis
4.     Sentosa Island
Ini salah satu destinasi wisata favorit juga. Kalian belum ke Singapura kalau belum ke sini. Perjalanan dengan MRT terpanjang dan termahal dalam sejarah perjalanan kami di Singapura.
Kembali kita memasuki pertokoan, lalu menikmati pemandangan laut. Duduk di pinggir pantai. Lebih asyek sambil ngemil dan minum. Setelah itu berjalan menuju lokasi wisata Sentosa Island. Tempat berjalannya cukup unik. Memiliki beberapa tema. Seru deh buat foto-foto dengan latar belakang laut.
Begitu memasuki tujuan, banyak petunjuk. Tinggal pilih arah yang diinginkan. Kami memiliki tujuan utama ke Universal Studio. Buat foto? Jelas dong. Bukti fisik pernah melancong ke Singapura. Butuh kesabaran tinggi untuk mendapatkan tulisan yang pas. Cobain deh.

Seru nih pepotoan di sini
Untuk menuju lokasi, kami mengandalkan MRT ( kereta api ). Sampai di stasiun terakhir, Harbour. Luar biasa, transportasi publik ini memang bisa diandalkan. Sangat cepat dan tidak ngetem. Mungkin kurang dari 5 menit sudah sampai di tiap stasiun. Asyeknya juga, kendaraannya bersih dan nyaman. Kalau jam kerja, siap-siap berdiri aza ya.
Nah Sob, itulah gaya jalan-jalan kami dengan biaya yang sangat irit. Kalau kalian ingin menikmati berbagai fasilitas lain, wahana di Universal Studio, ato berburu barang-barang bagus, tinggal siapin aza dolarnya ya.
Oh ya, ada kisah lain tentang Singapura yang akan kutulis juga. Sekilas tentang pendidikan di Singapua. Tetap di blog Gerbang Matahari yah.

Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Salam Traveling


Harga
v  Sarapan pagi nasi kemasan ( toko 7 Eleven di Marima Bay ) : $3
v  Air Mineral        : $4,4
v  Chicken Masala : $8
v  Kopi kemasan   : $2
v  MRT                  : $1- 2
v  MRT ke Sentosa Island : $12

11/20/2018

SERU-SERUAN DI WISATA MERAPI YOGYAKARTA



Wisata Merapi, seru loh

Wedhus Gembel dan Mbah Marijan itulah dua kata yang sangat erat kaitannya dengan peristiwa meletusnya gunung Merapi. Masih lekat dalam ingatan kita betapa dahsyatnya musibah tersebut.
Kini, setelah delapan tahun berlalu, musibah itu ternyata bisa memberikan kemakmuran. Mengapa ? Salah satunya adalah kawasan ini menjadi tujuan wisata baru di daerah Yogyakarta. Wisata Merapi. Bikin asyek, senang, kagum, deg-degan pula.
Menyusuri pagi di Yogyakarta itu sebuah perjalanan manis yang berbaur dengan rasa was-was. Hati lumayan rusuh karena kami akan mendatangi raksasa alam yang rakus kalau sudah marah-marah. Terlintas dalam pikiran tentang meletusnya gunung Merapi yang sempat menghebohkan dunia sekitar tahun 2010. Satu per satu bermunculan kembali. Cuaca mendung pagi itu menambah suasana menjadi makin kelam dan sedih.
“Ya Allah, jangan turunkan hujan saat kami berwisata di Merapi!”
Sekitar satu-dua jam perjalanan  dari Ambar Ketawang, sampailah kami di tempat tujuan. Bis menyusuri jalanan kecil, berbelok dan menanjak. Sayang, kami tak dapat melihat sosok raksasa alam itu karena kabut. Tujuan kami saat itu adalah menyusuri merapi dengan Jeep.

Siap menjajaki Merapi

4/25/2018

JALAN-JALAN DI MUSEUM BIO FARMA BANDUNG


            
Bangunan Bio Farma
           Mengunjungi dan menikmati bangunan tua atau heritage itu bisa jadi passion seseorang. Itu juga yang terjadi pada para anggota  Komunitas Herritage Lover. Kecintaannya pada hasil karya arsitek Wolf Schoemaker, mendorong mereka melayangkan surat izin ke pihak Bio Farma. Dan, perusahaan vaksin di Indonesia itu akhirnya mengijinkan kami berkunjung pada Selasa, 24 April 2018.
Lestarikan warisan peradaban
            
Komunitas Herritage Lover

1/21/2018

WISATA EDUKASI KE BAPUSIPDA JABAR



Sebelum masuk, mejeng dulu ah di depan gedung
            Di Sabtu yang diguyur hujan sejak pagi, kami melakukan perjalanan di dalam kota. Perjalanan ini sudah kami programkan sejak semester lalu. Tujuan utamanya adalah mengajak para siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler WJLRC untuk mengenal salah satu perpustakaan di Bandung yang sudah berstandar internasional. Kalian sudah mengenalnya ? Yup. Bapusipda Jabar. Dinas (Badan) Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa barat. Lokasinya berada di jalan Kawaluyaan Indah II no 4 Soekarno Hatta Bandung. Telpon : 022-7320048. Sekarang jadinya, Dispusipda yah.

Gedung Dispusipda Jabar

                Pada awalnya, kami hanya akan mencari dan membaca buku di sana. Namun, setelah saya ngobrol dengan petugas di sana, Pak Muhammad Ihsan, beliau bersedia menjadi pemandu kami untuk mengenal perpustakaan tersebut. Ternyata perpustakaan ini sering menjadi tujuan wisata dari berbagai rombongan. Juga dari berbagai daerah di luar Bandung. Jika berminat, bisa mengajukan surat permohonan terlebih dahulu.
                Pak Ihsan memberikan berbagai macam informasi yang kami butuhkan. Mulai dari pengenalan ruang perpustakaan, cara peminjaman buku yang sudah menggunakan system digital atau komputerisasi, cara mencari literature, pendaftaran anggota baru dan sebagainya. Kamipun diajak berkeliling mengenal berbagai macam ruang baca yang ada di sana, mulai lantai I sampai III.  Asyek dan seru.

                Kalian mau membaca dimana ? Ada lima ruang baca yang bisa menjadi pilihan. Pertama, ruang para inohong. Kedua, ruang baca keluarga dan anak. Ketiga, ruang baca dewasa ( dua ruangan ), Keempat, ruang Referensi. Kelima, ruang baca remaja. Semua ruang sangat menarik. Tertata apik dengan pencahayaan yang baik. Selain itu, bisa juga lho, menikmati view Bandung yang aduhai cantiknya. Mau bermain game ? Bisa juga ternyata.
                Perpustakaan ini ternyata telah bertransformasi dari perpustakaan tradisional yang serba tulis menjadi perpustakaan digital yang sudah serba komputerisasi. Selain itu, perpustakaan ini juga memiliki unsur rekreasinya. Oleh karena itu, tak salah jika kita melakukan wisata edukasi ke perpustakaan ini. Anak-anak pasti senang. Penasaran ? Ayo,  kita segera berkunjung ke perpustakaan ini.  

Salam literasi,

Yayu Arundina

10/26/2017

Papandayan: Makna Sebuah Perjalanan



Salah Satu Kawasan Gunung Papandayan
Semua orang pastinya suka melakukan perjalanan. Betul. kan ? Perjalanan itu pastinya dilakukan dengan berbagai tujuan. Bisnis. Belanja. Liburan. Mencari sesuatu. Perjalanan budaya. Study Tour dan lain sebagainya. Namun, pernahkan seseorang merenung atau memikirkan apa makna atau manfaat sebuah perjalanan bagi kehidupan atau bagi dirinya sendiri ?
Nah, baru-baru ini, saya bersama dengan beberapa kawan dari komunitas Sabuki (Satubumikita) melakukan perjalanan singkat selama dua hari ke gunung Papandayan Garut, Jawa Barat. Tak dinyana, perjalanan itu ternyata memiliki makna yang luar biasa indah sehingga saya tuangkan menjadi tulisan ini.
Terus terang, semula saya ragu dan takut untuk melakukan perjalanan ini. Mendaki gunung. Bayangkan, saya bukanlah pendaki gunung. Bukan pula pecinta olah raga. Diajak mendaki gunung Papandayan bagi saya bukan main-main. Bisa atau tidak ? Mampu atau tidak ? Ditambah nafas saya katanya sih pendek. Namun, sahabat saya meyakinkannya untuk mengikuti perjalanan ini. Orang Sabuki bisa diandalkan. Akhirnya, dengan nekad, penasaran dan sedang suntuk pula, maka sayapun bergabung dalam perjalanan itu. Kami berencana kemping semalam. Keraguan lain muncul. Hawa dingin merupakan musuh saya baru-baru ini. Kalau badan terasa dingin, pasti deh batuk-batuk. Nekad dan bujukan teman mengalahkan segalanya.

Arena Kemping

Perjalanan dimulai pada pagi hari dengan kendaraan dan sebuah sepeda motor. Lewat tengah hari, kami sampai di pos pertama. Kami langsung diminta menyelesaikan administrasi, lapor ke penjaga pos dan mengisi data. Setelah beres, kami mempersiapkan perbekalan. Ransel-ransel. Saya melihat sekeliling. Perasaan takut dan cemas masih ada di dada, tapi keindahan alam sekitar sedikit menghilangkannya. Tak berapa lama, kamipun mulai melangkah menapaki jalanan beraspal. Dalam hati berdoa, agar jalanan seperti ini terus sampai tempat berkemah dan puncak gunung. Ooo... harapan tinggal harapan. Memasuki kawasan kawah, aspalpun hilang berganti dengan jalanan tanah, tangga dan batu-batu. Ada pula jalur motor. Yang ini lebih berbatu. Nah, mulailah acara ngos-ngosan. Saya harus beberapa kali berhenti untuk mengatur nafas dan tenaga, terutama di jalanan yang menanjak. Namun, saya bersyukur banget bahwa dalam masa berat itu selalu saja ada kawan yang menemani.

Kawah Gunung Papandayan

Inilah makna perjalanan itu.
 Pertama. Kesetiakawanan. Secara bergantian, mereka menemani saya mengatur nafas dan tenaga sampai akhirnya tiba di tempat kemping.

Kedua, Kalahkan egomu. Dalam pendakian ini, semua harus saling memahami. Tak ada yang kalah dan menang. Semua wajib meredam ego masing-masing demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Satu untuk semua.

Ketiga,Gotong Royong. Banyak hal yang dilakukan dalam perjalanan ini. Memasang tenda. Memasak misalnya. Jika dilakukan sendiri tentu akan terasa berat. Namun, jika dilakukan bersama-sama akan terasa ringan. Pembagian tugas dan kerja sama memungkinkan pekerjaan itu cepat selesai. Saling membantu adalah wujud nyata dari sebuah solidaritas dan kebersamaan. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Itulah peribahasa yang masih saya ingat dari pelajaran bahasa Indonesia dulu.

 Keempat, Komitmen dan Dukungan. Dari perjalanan ini, saya merasakan betul arti sebuah komitmen dan dukungan. Ini adalah dua hal yang mampu membangkitkan motivasi saya untuk menyelesaikan perjalanan ini sampai selesai. Tuntas. Tanpa dukungan dan komitmen teman-teman, saya mungkin hanya mengisi tenda kosong saja. Tak ada perjalanan yang bermakna.

Kelima, Mensyukuri nikmat. Inilah makna utama dari perjalanan ini. Allah SWT. Sang Maha Pencipta telah memberikan banyak kenikmatan pada umat manusia. Saya bersyukur dalam perjalanan ini cuaca sangat mendukung. Tidak turun hujan, Tak ada petir. Juga tak ada panas yang menyengat. Udara sangat nyaman. Paru-paru saya bisa diisi dengan udara segar yang sangat banyak, sehingga dada ini terasa lapang sekali. Alhamdulillah.
Selain itu, matapun mendapatkan panorama yang sangat indah. Sungguh sebuah anugrah yang luar biasa bisa menyaksikan keindahan alam ini. Maha Besar Allah SWT. Betapa Agungnya Beliau. Saya berharap keindahan ini akan abadi. Tak ada tangan-tangan jahil yang akan merusaknya. Itulah lima makna perjalanan yang saya dapatkan dari Papandayan.

Sebuah makna perjalanan akan terasa, karena kita sangat dekat dengan alam. Alam ternyata mampu memberikan banyak hal pada kita, termasuk makna hidup. Apalah artinya kita, manusia dibandingkan Sang Pencipta. Jika Beliau berkehendak, bisa saja, kawah yang kami lewati meletus tiba-tiba dan melenyapkan kami. Namun, Sang Pemberi Hidup masih memberikan kesempatan kepada kami untuk memaknai perjalanan ini. Merasakan nikmatnya pertemanan sejati dalam susah dan senang. Menikmati betapa luhurnya arti sebuah kesetiakawanan. Terima kasih Sabuki, Kang Hendri, Kang Firman, Eking, Dimas, Primas, Army, Devita dan Emir. Tanpa kalian, perjalananku sungguh tak bermakna.
Kalau kayak ginih nih, pastinya bakalan ketagihan ikut jalan lagi sama Sabuki dan Kang Firman Plus Kang Hendri nih hehehe.... Jaminan mutu deh. Pelayanannya juga prima 😄😍


CATATAN:

Sebagian isi artikel ini juga saya unggah di UCWEB News

8/17/2017

TIGA TEMPAT IBADAH UNIK DI CIMAHI-BANDUNG

        
Mesjid Kapal Baros
Aih, kalau sudah acara jalan-jalan itu pasti hati ini super senang. Di atas kepalaku pasti muncul bintang-bintang dan lope-lope hehehe…. Yah, setelah sekian lama terjebak pada rutinitas yang menyita waktu. Akhirnya, Minggu, 6 Agustus 2017, aku dan teman-teman bisa jalan bareng lagi. Acara kali ini bergabung dengan komunitas Lembang Heritage yang digawangi Teh Malia Alibina dan komunitas Tjimahi Herritage yang diketuai oleh Kang Makhmud Mubarok.
            Ada tiga tempat yang kami datangi. Pertama, Pameran filateli dunia di Hotel Trans Luxury Hotel ( TSM ). Dua lokasi lainnya terletak di Cimahi, yaitu mesjid Kapal dan gereja Ignatius. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampau.
            Saat di TSM, kami melihat berbagai macam jenis perangko koleksi beberapa filatelis. Konon kabarnya, perangko-perangko itu juga dilombakan. Ada aneka gambar dan bentuk. Yang paling menarik dan kaya warna adalah perangko-perangko dari Indonesia, lho. Bangga deh jadinya. Ehm. Bocoran dari panitia, acara ini digelar tiap tahun. 
            Hmmm, tapi yang ingin saya abadikan dalam tulisan kali ini adalah tiga buah tempat ibadah yang unik. Ini yang paling menarik dari acara hari itu.
1.      Mesjid Kapal
Pertama kali mesjid ini mulai di kenal masyarakat sekitar dua tahun lalu. Bentuknya sangat unik, berupa sebuah kapal raksasa. Yup, selama ini, saya belum pernah melihat bentuk kapal seperti itu. Awalnya, tak percaya. Masa sih mesjid berbentuk kapal ? Bagaimana kita shalat ? Memang bisa yah ? Itulah beberapa pikiran yang terlintas di benak saat pertama kali mendengar informasi tentang mesjid unik ini.
Ini adalah kali kedua saya menyambanginya. Pertama kali hanya selintas saja. Meyakinkan diri bentuk mesjid yang benar-benar seperti sebuah kapal. Bayangan saya mah Titanic ( halah ini mah ngefans sama Leonardo de Caprio ).
Nah, pada kesempatan kedua kemarin. Terkuaklah kapal yang diwujudkan menjadi mesjid tersebut. Ternyata kapal yang menjadi mesjid tersebut adalah kapal Kerinci. Karena pemilik mesjid tersebut adalah kapten kapalnya, Pak Budiono alm.
Miniatur kapal Kerinci

7/06/2017

MAKNA MUDIK

             
Perjalanan Mudik
               Dulu, saya sempat terheran-heran dan juga mencibir atau iri mungkin. Whateverlah.
“Ngapain orang-orang itu susah-susah pulang kampung. Ngabisin duit. Bawa banyak barang. Membahayakan diri dan orang lain. De el el.”
Langgar

Featured Post

Strategis, 7 Peran Guru Bahasa Indonesia di Era Digital

  Halo sobat yayuarundina.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti menyapa guru Bahasa Indonesia. Sebuah acara langka y...