1/21/2023

Awas, Waspadai Anggaran Keuangan Jebol

 

Halo sobat yayuarundina.com, apa kabar keuangan kita di tahun 2023 ini? Isu buruk tentang tahun 2023 membuat kita harus mawas diri dalam budgeting. Pengaturan keuangan perlu diatur sedemikian rupa agar perekonomian kita bisa tetap stabil. Siapa tahu, kita juga bisa menapaki jejak seorang Warren Buffet. Oracle Of Omaha. Apa saja sih hal yang harus diwaspadai? Yuk, kita bahas Awas, Waspadai Anggaran Keuangan Jebol.

cerdas finansial
Cerdas Finansial ala Warren Buffet, Konglomerat Dunia


Awas, Waspadai Anggaran Keuangan Jebol

Datangnya musibah virus Corona dan masa pandemi membukakan mataku tentang pentingnya pengaturan keuangan. Pengaturan keuangan yang baik akan membawa keselamatan roda perekonomian kita. Awas, waspadai anggaran keuangan jebol memang harus dilakukan. Yuk, cerdas finansial!

Mengapa kita perlu mewaspadai anggaran keuangan agar tak jebol? Hidup tanpa perhitungan dan perencanaan keuangan yang baik akan membuat kita bertindak  seenaknya. Menghabiskan uang tanpa hasil. Boros. Mungkin istilah kerennya, kita belanja atas dasar keinginan atau nafsu, bukan kebutuhan. Wajib lakukan cerdas fiansial!

5 Hal yang Sering Membuat Anggaran Jebol

Saat kita menerima uang sebagai imbalan jasa atas pekerjaan profesional yang kita lakukan, ada perasaan utuk menggunakan dan menghabiskan pendapatan tersebut. Apalagi, gaji pertama kita. Merasa kita kaya, maka bisa berfoya-foya. Mulanya hanya mencoba, tapi jadi ketagihan. Sakau. Bahaya itu, Sob! Miskin cerdas finansial.

Inilah 5 Hal Faktor Penyebab Anggaran Jebol:

1.      Sifat Boros

2.      Berburu Diskon

3.      Belanja tanpa Rencana

4.      Sering Makan atau Jajan di Luar Rumah

5.      Nongkrong

Sekali-kali nongkrong bersama teman, bolehlah. Menikmati café yang cozy, instagramable dengan menu-menunya yang menggugah selera. Itu adalah kebutuhan. Kita perlu bersosialisasi dan memanjakan diri. Menghargai hasil kerja keras kita. Apresiasi diri. Namun, kalau budget-nya over dosis, wah itu mah harus stop! Lebih baik puasa daripada menyesal nantinya.


Anggaran Pengeluaran Terbesarku

Berdasarkan pengalaman dan pengamatanku sendiri, budgeting terbesarku adalah makan dan jajan di luar rumah. Entahlah, aku hobi bangets icip-icip menu di luar rumah. Sambil jalan-jalan, ini daftar wajibnya. Jajan di luar. Paling malas kalau harus sibuk masak-masak dan bawa bekal untuk piknik. Hadeuuuuhhh, saat jalan-jalan, badan pasti pegal-pegel, lesu dan ngantuk. Alhasil, tak bisa menikmati acara jalan-jalan.


wisata melaka malaysia
Jalan-jalan ke Melaka

Jajan dan makan di luar rumah selalu jadi agenda wajibku. Penasaran juga dengan beragam menu khas yang ada di suatu daerah atau tempat makan. Kadang sukses, enak makanannya. Kadang juga kena zonk. Di Yogyakarta, untuk pertama kalinya, aku makan goreng belalang. Sebuah menu langka menurutku.

Di lain waktu dan tempat, aku juga sering mencicipi menu baru yang tak kuketahui asal-usulnya. Buta informasi. Sampai-sampai aku pernah icip menu kopi rasa kamper. Ah, entah apa namanya, tapi memang rasanya seperti itu. Menurut teman-temanku juga begitu.

Begitulah kebiasaan jelekku. Jalan-jalan, jajan, dan makan di luar rumah. Awalnya sih asyik-asyik aza. Happy. No problem. Sampai suatu ketika, aku pergi bersama teman yang hanya suka jalan-jalan saja. Bener-bener tak suka jajan dan makan di luar. Baginya itu pemborosan luar biasa. “Lebih baik makan secukupnya di rumah. Lebih sehat dan terjamin!” Begitu komentarnya. Otomatis, aku langsung masgul. Kesal, karena tak bisa menuntaskan hobiku. Aku terdiam dengan mulut monyong.

Menyadari kemarahanku dalam diam, akhirnya dia mengeluarkan ilmunya. Berbagi informasi tentang cara-cara dia menghabiskan seluruh penghasilannya. Kemarahanku sedikit berkurang berubah jadi sebuah kearifan baru. Namun, setelah itu, aku memaksanya jajan dengan sejuta alasan. Deal-deal-an. Itulah awal aku bisa mengurangi jajan di luar.

Pentingnya Penerapan Prioritas Anggaran Ala Pakar Keuangan

Jika kita menghabiskan semua pendapatan kita dengan sia-sia, bagaimana masa tua kita nanti? Akankah bisa hidup tanpa bekerja? Bagaimana jika sakit? Atau seperti pandemi, banyak PHK yang terjadi tanpa diduga. Anak istri harus puasa karena kita tak punya penghasilan. Sungguh memprihatinkan!

Tak ada bukti nyata hasil keringat kita. Semuanya habis di perut dan akhirnya menjadi sampah. Inilah yang tak pernah melintas di otakku. Aku mulai membandingkan diriku dengan dirinya. Temanku itu bisa membawa motor dan mobil saat bekerja secara bergantian. Kebetulan jarak rumahnya pun butuh itu. Bisa memakai baju-baju bagus. Punya tabungan. Bisa beli emas dan lain sebagainya. Penjelasannya itu membuatku skakmat. Mati kutu.

Rasanya semua selera makanku jadi hilang. Berubah ingin seperti dia. Lebih bijak dalam mengatur anggaran keuangan. Setelah mempelajari pengaturan keuangan dari beragam pakar dan media, baik langsung ataupun tidak langsung, akhirnya menuju pada satu titik: Budgeting Penting!

Yup, ada tata cara yang bijak dalam pengaturan keuangan atau finansial kita. Ada rumusnya.

1.      Konsumsi maksimal 60%

2.      Tabungan dan Investasi 10 %

3.      Utang 20%

4.      Sosial 10%

Satu lagi hal penting lainnya adalah, kita wajib menghindari utang, karena ini akan jadi beban finansial kita yang tak berkesudahan. Bisa jadi beban seumur hidup. Upayakan selalu melakukan pembelian secara tunai atau cash. “Lebih baik nabung saja dulu! Utang hanya boleh untuk hal yang produktif, seperti beli rumah!” Selain itu, NO. Lebih bagus lagi hidup tanpa utang! Berutang sama dengan hidup berdampingan bersama pemeras!

Selain itu, kita juga harus menyisihkan pendapatan untuk DANA DARURAT. Ini jadi pengeluaran penting kelima. Dana yang bisa kita pakai saat kondisi darurat seperti pandemi kemarin. Hidup itu tak bisa diprediksi. Tak ada yang tahu, peristiwa yang akan terjadi besok. Menurut keuangan ala Fintech, jika kita memakai dana darurat, wajib diganti lagi agar jumlahnya sama atau bertambah.  Ini sangat penting bagi freelancer. Menurutku juga penting bagi semua profesi. Dana darurat itu jadi dana abadi kita. Minimal budget-nya 10% dari pengeluaran kita.

Kaya dengan Budgeting Cerdas

Menjadi manusia yang kaya raya itu cita-cita banyak orang. Namun, tak semua orang bisa meraihnya. Salah satu kunci suksesnya ada pada budgeting. Pengaturan keuangan. Kecerdasan finansial menjadi sebuah skill penting di abad ini demi meraih kebebasan finansial. Literasi keuangan memang wajib dilakukan.

Selain penataan keuangan seperti para pakar, dalam tayangan Youtube Succes Before 30, ada cara lain untuk melipatgandakan uang dengan cara halal. Bukan judi. Bukan pencucian uang. Caranya adalah usaha. Jadikan sebagian pendapatan kita menjadi modal usaha. Jadi dropshipper, reseller, atau buka usaha lainnya. Pelajari target marketing dan segala seluk beluknya, hingga usaha itu berjalan sukses. Ini yang dinamakan uang bekerja untuk kita.

Jika uang sudah bekerja untuk kita, maka kebebasan finansial ada dalam genggaman. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Memang benar adanya. Warren Buffet, salah seorang konglomerat dunia telah membuktikannya. Dulu, ia secara rutin, membeli saham Coca Cola dengan harga $1 saja. Kini, setelah perjuangan kerasnya itu, ia bisa memetik hasilnya.

Nah, sobat yayuarundina.com,  bisakah kita seperti itu? Maukan? Tentu saja. 100% pasti mau. Oleh karena itu, mari kita mulai langkah-langkah cerdas finansial. Utamakan literasi finansial daripada boros. Mari kita, persiapkan finansial masa depan untuk kebahagiaan hakiki!

Selamat menata keuangan sebijak mungkin!

Sampai jumpa

Salam literasi



Sumber Gambar: 

https://student-activity.binus.ac.id/financeclub/2021/12/kenalan-sama-warren-buffett/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Dua Puisiku di Bulan September

                                                                                    Peristiwa Sumber Inspirasi                              ...