Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan

3/25/2021

8 Alasan Gak Nyesel Dateng Ke Orchid Forest

Hai, Sobat Yayu Arundina, kita jalan-jalan lagi yuk! Kali ini kita ke Cikole. Ada yang pernah ke Orchid Forest? Satu tempat asyek yang wajib dikunjungi nih, Sob. Ini dia 8 alasan kamu gak bakalan nyesel datang ke Orchid Forest Indonesia.
Apa aza sih?
Sebrang Inilah Orchid Forest


1. Udara segar
     Pagi itu, aku baru saja selesai kemping ceria dalam rangka syukuran pernikahan sobat baruku. Dia seorang traveler. Jadi, gaya mantennya ingin sambil bermain gitulah.
       Karena hari masih pagi, kuajak Teh Ida ke Orchid Forest sebelum pulang kembali ke Cimahi. Kebetulan lokasinya bersebrangan.
      Sambil membawa ransel besar, akhirnya kami menyusuri hutan pinus. Ah, udara segar memenuhi paru-paruku. Anugrah alam yang selalu kurindukan. Kami menyusuri lokasi yang cantik ini sepuasnya.
      Orang lain juga mungkin memiliki pemikiran yang sama, berburu udara pagi. Sepagi itu, sekitar jam 8, Orchid Forest sudah banyak menerima tamu. Sepertinya ada juga rombongan yang pulang senam.
     Pokoknya, jangan kalian lewatkan kesempatan menghirup segarnya udara pagi langsung dari sumber alaminya.

2. Jalan-jalan Pagi
      Area hutan pinus ini awalnya membingungkan. Kami kesulitan menemukan jalan masuk. Malah nyasar ikutan orang-orang yang akan botram 😄😋. Namun, setelah bertanya dua kali, barulah kami menemukan jalanan yang indah mempesona. Sebuah gerbang cantik berhiaskan bunga anggrek menyambut kedatangan kami. Aiiih, bener-bener manjain mata ini mah.
      Setelah menuruni tangga, ada dua jalur. Kiri dan kanan. Kami menyusuri jalan sebelah kanan. Sepertinya, lokasi ini memang dirancang untuk arena jalan pagi. Jalur yang dilalui memang tak terlalu luas. Cukup dua ato tiga orang berdampingan.
      Kami semua senang menyusuri track ini, mengitari hutan pinus dengan aneka keindahan. Penataan taman, spot foto, bunga dan lainnya membuat kami merasa betah dan nyaman berjalan-jalan di area ini. Mantul deh pokoknya buat jalan pagi. Gakkan kesenggol motor ato mobil. Aman 😄

3. Anggrek
      Inilah kekhasan Orchid Forest. Banyak bunga Anggrek yang cantik-cantik dan langka. Ada yang asli dari Indonesia. Ada pula yang berasal dari luar.
      Aaah... Rasanya mata ini tak puas memandangi keindahan warnanya, bentuk, juga informasi yang diberikan. Ada loh, anggrek yang mirip kepala monyet. Lucuu bingits 😆
      Bagi pecinta tanaman hias ato anggrek, inilah tempat yang paling cocok untuk dikunjungi. Selain melihat-lihat koleksi Orchid Forest, kamu bisa juga membeli anggrek di bazarnya. Sok borong, bawa pulang ke rumahmu, ya😉😄


4. Ngopi Cantik
     Setelah merasa lelah jalan-jalan, kalian bisa duduk-duduk santai sejenak. Kalo mau juga bisa sambil ngopi cantik. Aku pilih dua-duanya deh 😄
      Di satu sudut, setelah keluar dari rumah anggrek, kami menemukan pion-pion catur berupa tokoh wayang. Di sini ada tempat untuk ngopi cantik. Pagi itu, aku ingin sarapan dulu. Aku memesan kopi, jagung bakar dan kopi hitam. Ditemani Teh Ida, aku menikmati sarapan pagiku. Teh Ida menikmati tahu. Sarapan sehat ya, protein.

                      Ngopi cantik dulu yuk

Tahu Cabe Garam


5. Spot Foto Kece
     Nah pasti ini yang kalian tunggu-tunggu eh cari-cari, ya kan? Siap bergaya di area Orchid Forest. Banyak spot kece buat foto-foto. Siapin ponselnya, jangan sampai kehabisan batre. Dapet bisikan dari teman, kalo membawa kamera DSLR katanya berbayar nih.


Teh Ida di salah satu spot foto favoritnya

   
6. Transportasi Mudah
     Kami pulang menggunakan angkot. Di pelataran depan, banyak angkot Cikole Lembang. Kami naik ini sampe Lembang, lalu sambung kendaraan lain lagi menuju Bandung: Lembang/Stasiun (St Hall)
      Kalian juga bisa naik elf Subang-Bandung yabg lewat di depan Orchid Forest, tinggal mejeng aza di pinggir jalan

7. Harga Tiket
    Duh, aku lupa harga tiketnya nih. Tapi gak bakalan bikin kantong kamu jebol loh. Tenang aza.

8. Kepuasan Batin
      Satu hal yang kurasakan setelah jalan-jalan di Orchid Forest ini adalah kepuasan batin. Rasa bahagia bisa menikmati alam tanpa kepayahan. Bisa menikmati keundahan aneka anggrek sebagai salah satu kekayaan alam Indonesia. Bisa tahu jenis anggrek langka. 
      Gak ada nanjak-nanjak. Gak ada becek-becek. Asyik pokoknya.

      Nah, sobat Yayu Arundina, kalian mau juga berkunjung ke sini? Yuk, jadwalkan aza main-main ke tempat asyik ini. 
Selamat happy-happy ya
Sampai jumpa di tulisan-tulisan berikutnya, ya






1/02/2021

Cerita Akhir Tahun di Bandung: Dari Alisha Martadinata Sampai BIP

 Hai Sobat Yayu Arundina, seneng ya kita dah sampai di awal tahun baru lagi. Dah punya resolusi belum? Walau sudah di waktu yang baru, tapi kenangan tahun lalu masih ada dong. Betul, kan? Nah, akupun punya Cerita Akhir Tahun di Bandung: Dari Alisha Martadinata Sampai BIP. Bandung Indah Plaza.

Alisha, tempat belanja busana muslim
Sumber gambar: Google Maps

Cerita dan Kopi Gula Aren

Ceritaku ini berawal dari sobat kuliah yang lagi pulang ke Bandung. Kumpul keluarga. Wida namanya. Entah berapa kali janjian, kami belum ditakdirkan bertemu. Pernah pas waktunya berangkat menuju BIP untuk ngopi cantik, tiba-tiba hujan deras mengguyur kota. Dor dar gelap. Petir menyambar-nyambar, membuat kami semua membatalkan pertemuan.

Namun, akhir tahun kemarin, tepatnya Kamis, 31 Desember 2020, kami sukses bisa melepas rindu, cerita-cerita dan ngobrol santai di Kopi Sentral Riau, jl R.E Martadinata No 61 Bandung. Toko 3Second Martadinata. Manisnya kopi gula aren menemani rangkaian cerita kami. Seneeeng rasanya bisa berbagi cerita. Bertukar pikiran tentang dunia pendidikan. Berbagi kisah dari A sampai Z. Kenyang? Rasanya belum 😂 Pertemuan seperti ini sepertinya harus diremedial, diulang lagi. 😍😄👍

Temu kangen: aku dan sahabatku

Shopping Time

Setelah ngopi cantik, kemudian, kami berjalan bertiga menuju Alisha. Lumayan bingung juga. Aku menyarankan ke Alisha di depan BIP. Namun, Kakak menemukan Alisha di jalan R.E Martadinata Bandung. Begini nih kalau gaul sama anak muda, generasi digital. Kami menyusurinya dengan Google Map. Kayak travellers aza yah? 😂

Ah, entah berapa lama kami menyusuri salah satu tempat belanja favorit di Bandung ini. Sambil ngobrol, akhirnya, kami menemukan tempat tujuan. Toko Alisha. Biasa kami membeli pakaian muslim atau kerudung di sini. Tempatnya terlihat berkelas sangat. Tak terlihat seperti toko.  

Setelah menjalani pemeriksaan suhu, "Semua sehat," kata Pak Satpam. Alhamdulillah. Kamipun naik ke tingkat dua. Suasananya adem bangets. Beberapa pengunjung tampak sedang melihat-lihat kerudung dan asesoris. Kamipun akhirnya asyik pilih-pilih kerudung. Sssttt... lagi ada diskon. Bikin bahagia pisan atuh 😂😍🤩 Shopping time. Setelah bolak-balik, di semua area dan rak, akhirnya kami menemukan kerudung idaman masing-masing. Masih ada lantai atas, sepertinya untuk baju. Namun, karena sudah lelah, kami akhiri waktu berbelanja ini. Saatnya,  makan siang yang udah kesiangan 😂🤦‍♀️

Foto Maulana Kurniawansyah
Sumber: Alisha Fancy Shop

Angkot???

Sayang, kami harus berpisah. Belum rejekinya makan bersama dan bercerita lagi. Jadilah aku menjadi solo traveller. Sahabatku lanjut naik grab. Aku menyebrang jalan. Tak ada target khusus atau terburu-buru. Jadi, aku memutuskan untuk ngangkot aza.

Setelah beberapa saat menunggu, aku baru sadar. Di jalan itu, tak ada angkot yang lewat. Hanya ada mobil-mobil pribadi. What? Beneran ini gak ada angkot seperti di awal pandemi? Ya, ampun! Aku mulai panik. Temanku sudan menghilang dari pandangan. Aku jadi mondar-mandir. Untung ada Pak Satpam lagi. 

          "Di sini ada angkot yang ke BIP?" tanyaku khawatir.

          "Ada, yang biru. Margahayu Ledeng," jawab Pak Satpam melegakan. 

Setelah Pak Satpam kembali masuk, aku memutuskan untuk tetap berangkot ria menuju BIP. Dari sana, baru ada angkot untuk pulang. Jadilah, akhirnya aku tetap setia menunggu angkot kesayangan. Sayangnya, sampai kaki pegel, yang ditunggu-tunggu gak nongol-nongol juga batang hidungnya. "Sambil jalan saja deh," kataku dalam hati. Olah raga sambil menikmati kesejukan berjalan di bawah pohon. Kesempatan langka. Bandung sudah hareudang. Banyak pohon yang sudah almarhum.

Salah satu sudut jalan Riau
Sumber: Google Maps


"Ah, Bandung banyak berubah sekarang." Terasa lebih sepi. Kota masih muram diselimuti pandemi. Mobil-mobil pribadi masih menjadi penguasa jalan. Biasanya, banyak pelancong dari luar kota jalan kaki. Keluar masuk factory outlet.  Sepertinya, toko-tokopun banyak berkurang. Bangkrutkah? Terminal Tas yang dulu jadi tempat favorit kami belanja tas pun tampak sepi dan tak terurus. 

Aku masih tetap berjalan santai sambil sesekali menengok ke belakang. Cek angkot. Nihil. Si biru belum nongol juga. Sesekali angkot putih, Panghegar melintas. Tak berapa lama, angkot hijau, Dagopun melewatiku. Aku berdiri di pinggir jalan beberapa saat. Jalan lagi. Lalu, duduk manis di bangku depan sebuah sekolah favorit, Taruna Bakti. Kembali menanti angkot Ledeng Margahayu. Lenyap keinginanku untuk bergojek ria. Masih penasaran dengan suasana kota Bandung. Aku menghela nafas panjang.

Nam Do San Bandung

Dua orang pemuda tanggung mendekatiku dengan ragu. Yang seorang, berbaju putih, berdiri mematung di dekatku sambil menjinjing beberapa bungkusan. Seorang lagi, berjalan melewatiku. "Angkoter juga tampaknya," kataku dalam hati. 

Dia membalikkan badannya dan menatapku tanpa kata. Menatap temannya yang ada di belakangku. Tak ada senyum di wajahnya. Aku mulai waspada. Dia terus menatap temannya. Akupun mengganti posisi duduk. Kuputar badanku 90 derajat. 

          "Mbak, maaf, kami mau menawarkan keripik singkong. Ini buatan para kawula muda Bandung. Lagi bikin usaha. Dukungan Mbak adalah semangat kami untuk terus membangun bisnis kecil ini," ujarnya cukup jelas di telingaku. 

Nam Do San Bandung sedang beraksi.  Dia mengeluarkan sebuah kaleng bulat agak panjang. Dia memberikannya padaku dengan sopan. Kuamati kaleng panjang itu. 

          "Ini singkong bubuk jadi keripik?" tanyaku setelah melihat sebuah gambar seperti puncak gunung.

          "Oh, tidak. Ini keripik asli. Bentuknya panjang-panjang. Singkongnya berasal dari Garut. Sekarang, ada promo. Beli tiga hanya Rp 100.000,- saja," jawab Nam Do San memberikan penjelasan.

Oh, ternyata bungkusan-bungkusan berwarna merah muda itu adalah keripik singkong kesukaanku. 

          "Ok, aku beli satu saja deh," kataku penasaran.

          "Mending tiga aza, biar lebih murah," rayu Nam Do San. 

Aku hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Setelah transaksi selesai, merekapun kembali menyusuri jalan R.E Martadinata lagi. Aku kembali duduk manis menanti angkot datang. Pikiranku melayang pada drakor Star Up. Inget pada perjuangan Nam Do San dan kawan-kawannya. Dengan bimbingan Han Ji Pyeong, akhirnya mereka berhasil. 

Sampai drakor selesai, angkot ternyata masih tetap betah di sarangnya. Aku kembali berjalan menikmati kota Bandung. Sampai akhirnya berada di depan BIP. Perutku keroncongan. Kepala terasa pusing. Aku memutuskan naik ke atas, cari makan.

Bandung Indah Plaza

Di tempat makan pun,  kulihat perbedaan mencolok. Tak padat orang seperti biasanya. Bangku-bangku lebih sedikit. Tampak ditata sesuai protokol kesehatan. Jaga jarak. Beberapa tenan pun tutup. Di sisi kiri kanan dan di tengah. Mungkin hanya sekitar 5 tempat yang masih buka. Aku berjalan lurus ke arah Ayam Bleudag. Entah apa artinya itu. 

Selesai makan, aku berbelanja untuk dapur dulu. Ingin masak-masak lagi. Sayang, tak ada bahan makanan yang kurencanakan. Aku jadinya membeli kebutuhan lain. 

Hampir saja

Di luar, senja mulai tampak. Di hari yang sama, detik yang sama tahun lalu, aku dan sahabatku yang lain menatap kemacetan Bandung menjelang tahun baru. Bingung pulang. Pasti akan sampai malam di rumah. Kemacetannya sangat parah. Tak ada mobil yang bergerak. Terpikir naik Go Car. Busyet harganya edun bingits. Mahal banget. Harga malam tahun baru menembus kemacetan. Akhirnya, saat itu, kami memutuskan menyebrang jalan. Naik angkot dulu di belakang Gramedia. Nanti, setelah keluar kota Bandung, kami akan naik Go Car sampai rumah.

Sore ini, jalanan Bandung sangat lancar. Hanya lima orang gadis muda menunggu transport online. Go Ride yang ada di depan BIP tampak santai menanti penumpang. Tak ada rebutan motor seperti tahun lalu. Aku memutuskan menikmati suasana Bandung sampai akhir. Berangkot ria saja sampai rumah. 

Aku berjalan lagi ke arah samping BIP. Kuputuskan naik angkot Antapani Ciroyom. Aku kembali mematung di pinggir jalan. Penantian kedua. Hatiku dag dig dug. 

Tiiiiiiiidddd... tiba-tiba saja sebuah mobil putih bernomor luar kota berbelok ke arahku secara tiba-tiba. Halaaah, tak tahu arahkah? Bingung jalan? Untung sepi, jadi tak ada kecelakaan yang terjadi. 

Setelah itu, datanglah angkot yang kutunggu-tunggu. Untunglah, aku tidak menjadi penguasa tunggal lagi seperti awal pandemi. Ada beberapa penumpang lain. Mobil pun melaju menuju tujuan akhir. Menutup kisah akhir tahun di Bandung. Aku tak harus jalan kaki sampai rumah 😁🤦‍♀️😄 

Satu kisah pandemi tentang transportasi umum di masa pandemi telah lahir. Semoga tahun 2021 akan lebih baik dari tahun ini. Kesehatan pulih, ekonomi bangkit. Kita semua bisa menghadapinya dengan selamat. Aamiin.

Sobat yayuarundina.com, selamat tahun baru. Kita jemput impian dan harapan baik di tahun ini.

Keep happy 

Stay save

Stay healthy

See you 🤩🙏🙏🙏


1/01/2021

Wisata Kuliner: Icip-icip Wagyu Cubes di Fat Oppa Express



Hai sobat yayu arundina, apa kabar? Masih tetep sehat dan bahagia, kan? Aamiin. Nah, biar makin bahagia, bagaimana kalau kita wisata kuliner saja? Kita icip-icip menu spesialnya Fat Oppa, yaitu: Wagyu Cubes. Banyak orang yang merekomendasikannya nih. Penasaran kan? 



 Fat Oppa Express 

Ok, kali ini kita ke Fat Oppa Express aza. Lokasinya ada di Taman Kopo Indah. Sekitar daerah Kopo Bihbul kata Teh Sandra mah. Di sebelah kanan, ada pom bensin, Pizza Hut dan tralala... ketemu tuh yang namanya Taman Kopo Indah. Untung aku bareng adikku yang suka momotoran, jadi tinggal duduk manis saja dan sampailah di tujuan. Hatur nuhun, Bro. 😄😍👍

 Kesan pertama masuk ke sini, aku langsung jatuh cinta. Ruangannya cukup mungil tapi menawarkan keceriaan. Warna cat yang kalem, pink lembut bikin teduh, adem. Apalagi siang itu cuaca hujan dan aku sempat kehujanan, Sob. Namun, begitu sampai, menatap ruangan dan memasukinya, hatiku langsung ceria. Mendungpun lenyap tak berbekas. 


Ditambah lagi keramahan petugasnya. Sambutannya membuat hati ini meleleh. "Tempat ini asyik banget ya," bisik hatiku. Dengan senang hati, mereka memberikan penjelasan dan membiarkanku memilih menu. Wow banyak juga nih. 

Untunglah aku ini suka nonton drakor. Park Sin Hye, Park Min Young, Ji Chang Wook, Hyun Bin, Lee Minho jadi artis favoritku. Di drakor itu, sering ada acara makan-makan. Japchae, Tteobokki, kimchi, dan soyu adalah makanan dan minuman yang paling kuingat. Itulah tujuanku datang ke Fat Oppa. Penasaran, pengen tahu dan pengen bangets icip-icip menu korea. Alhamdulillah kesampaian 😄🤩 Benerankan jadi wisata kuliner. Pemanasan sebelum ke negeri ginsengnya hehehe.... 

 Berbeda dengan Fat Oppa yang ada di Cimahi dan cabang lainnya, di Fat Oppa Express ini, kita gak bisa mukbang sambil barbequan bareng. Di sini, konsepnya praktis. Kita tinggal makan cantik aza atau bisa pesan lewat Grabfood ato Gofood. Jadi, bisa makan sambil lanjut nonton drakor. Beuuuh... serasa jadi artis korea aza nih 😄

 Menurutku inilah salah satu adaptasi kebiasaan baru. Fat Oppa Express mampu menjawab tantangan zaman. Menyiasati masa Pandemi. Tetap menomorsatukan protokol kesehatan:
 1. Menjaga jarak
 2. Memakai masker
 3. Mencuci tangan 

 Namun soal rasa, sama dengan yang lainnya. Enak 😍😋 Kataku mah, makanan ini termasuk irit bumbu sih. Masaknya praktis dan cepat. Kita hanya menunggu sekitar 10 menit saja. Alarm akan berbunyi saat masakan siap 👍 Penasarankan sama menu yang kami pilih? Ini dia. 

 1. Menu Utama: Wagyu Cubes dan Beef Smokey Honeh BBQ 

 Menu ini cocok untuk makan siang. Isinya ada nasi, selada, kimchi dan tentu saja daging sapi. Wagyunya empuk bangets. Gak susah makannya dan gak bermasalah di gigi. Rekomen 10 dari 10 deh. Kok aku lupa ya gak icip beef smokeynya 😁🤦‍♀️ Efek enaknya Wagyu jadi lupa segalanya 😂 


 2. Snack: Original Tteobokki dan Fried Oden 

 Waah ini favorit kami berdua. Tteobokinya berbumbu banyak dan enak. KKN. Kenyal-kenyal nikmat gituh. Bumbunya, aku pake juga buat makan Oden yang gurih. Oden ini merupakan olahan ikan. Aku pernah juga icip Oden yang berkuahnya di Cimahi. Enak juga. 


Aku pengen Tteobokki


 3. Dessert: Strawbery Cheese Bingsu dan Oreo Cheese Bingsu

 Inilah menu baru yang kuicip. Kataku mah Bingsu ini adalah es krim dan es serut yang berpadu serasi dengan tambahan rasa. Oreo, wafer, strawbery, dan susu kental manis. Hasilnya? Woooow ruar biasa memanjakan lidah. 




Akoe tuuuh serasa bernostalgia ke masa kecil. Kembali ke menu favorit es krim, es puter, dan es serut dengan cetakan tangan disiram sirup warna-warni. Hmmm... masihkah mereka berjualan? 

 4. Minuman: Vanila Milkshake dan Chocolate Milkshake 



 Kalian pasti sudah bisa merasakannya kan? Tetap mantul di lidah. Hanya, kalo aku pesan lagi yang vanila mo minta dikurangi susu kental manisnya. Sayang, sisanya masih banyak. Dikocok dikit aza, manisnya sudah pas sih. Karena aku sudah manis? 😂 

Bukan sih, tapi sekarang lidahku lebih suka rasa asin, gurih dan tawar. Kalau kalian belon manis eh suka yang manis sih ok ok azah 😂😋 

Yuuuk, kulineran lagi



 Nah, itu kulinerku siang ini. Tadinya, pengen nambah Japchae juga tapi alhamdulillah perutku udah kenyang. Jadi, next time aza deh. Bisa jadi pengganti nasi, ya kan? 

Bersyukur banget wisata kulinerku kali ini sukses. Enak di lidah, enak di kantong dan enak di hati. Kalian mau juga? Langsung cus aza ke Fat Oppa Express. Tuntas deh icip-icip menu koreanya, Wagyu Cube dan teman-temannya.

 Berikutnya, kita kulineran kemana nih? Punya ide ato tempat yang rekomen? Tulis aza di komentar ya 😄😍👍 

 Ok, makasih.
 Sampai jumpa lagi

 Fat Oppa Express
 🏫 Taman Kopo Indah Blok F no 21 A Bandung 
       Open 10.00 - 21.00

8/21/2020

Fun Camping ala Kawani di Wana Wisata Gunung Putri Lembang

 Hai Sobat Yayu Arundina, mengawali era new normal ini, rasanya seperti kuda lepas tinu gedogan. Ingin bebas. Ingin menikmati alam kembali. Diantara pro dan kontra, akhirnya kami memutuskan untuk ikut Fun Camping yang diadakan oleh Kawani Sarana Petualang. Penasaran juga nih.

ACARA FUN CAMP WITH KAWANI

Sesuai waktu yang telah ditentukan, kami berlima berangkat pagi dari Cimahi menuju Lembang. Biar dapet tenda dan tempat yang bagus di sono. Selain itu, kamipun ingin mencoba sarapan pagi di sekitar Alun-alun Lembang. Banyak kuliner asyik katanya. Nah, setelah sarapan bubur ayam, akhirnya, kami berangkot ria menuju perkemahan. Apa sajakah hal-hal yang bisa kita lakukan di sana? Ini dia bocorannya.

1. Kesegaran Udara dan Hijaunya Dedaunan
     Inilah tujuan utama saya mengikuti acara Fun Camping ini. Udara bersih yang langka dan cuci mata dengan hijaunya pepohonan. Asyek bangets. Sepanjang perjalanan menuju tempat kemah. Juga di area perkemahan. Pohon pinus dan Kina menaungi kami di alam.


Perjalanan di bawah naungan pohon pinus 

2. Games Seru

      Bukan fun namanya kalo gak ada games. Yup, secara beregu kami diharuskan menebak judul lagu. Secara berantai, setiap anggota memeragakan dan mendeskripsikannya dengan beragam cara. Susah bener tapi bikin happy. Namun, akhirnya, tim kami berhasil mendapatkan hadiah paling unik sedunia 😄

FUN GAMES


3. Cerita dan Materi Mendaki Gunung
      Ini juga poin penting dalam Fun Camping ini. Banyak kisah seru dan juga serba-serbi mendaki gunung yang harus kita pelajari, biar selamat dan sehat.
      Mending yang ini jadi tulisan khusus ya, biar pool 😉😂

4. Berburu Sunrise
      Konon katanya, ini hanya terjadi di Indonesia. Sejak dini hari, para pendaki berusaha tepat waktu agar bisa menyaksikan kecantikan alam ini.
      Bahagianya, di gunung Putri ini, perburuan Matahari terbit alias Sunrise terjadi agak siang. Sekitar pukul 5 pagi, sehingga saya bisa melihat jalan menuju puncak tanpa kesulitan berarti. Satu tantangan telah terlewati.
      Butuh kesabaran dan kekhusyuan khusus untuk menyaksikannya. Apalagi, jika kita niat mengabadikannya dalam bidikan kamera.
      Alhamdulillah, tadabur alam yang murah meriah tapi indah luar biasa.

5. Benteng Belanda
      Setelah puas menyaksikan matahari menyapa bumi, tiba saatnya kami turun gunung. Salah seorang rekan kami, Primas mengajak untuk mengunjungi benteng bersejarah di sana. Kebetulan beliau adalah ketua Komunitas Heritage Lover.
      Konon, kabarnya, benteng ini dibangun oleh Belanda untuk menangkal serangan Jepang. Apesnya, mereka salah perhitungan. Dikira serangan datang dari depan, ternyata Jepang menyerbu dari belakang.


Benteng Belanda di Gunung Puri Lembang

      Sayangnya, perhatian pada benteng ini kurang memadai, sehingga tampak tak terawat. Kalian punya usulan?

6. Kuliner
      Beberapa peserta Fun Camp juga melakukan wisata kuliner di sini. Ada nasi hitam dan merah. Maknyus katanya. Harganyapun ramah di kantong. Begitulah cerita Teh Pingkan dan Teh Rietha yang bikin hati kami mandeg mayong. Galau. Masak atau jajan?
      Lokasi warungnya berada di terminal Land Rover. Katanya tak jauh dari benteng. Jadi bagi kalian yang males bawa bekal berat, tinggal melipir ke sini aza.
      Mudah-mudahan next time bisa icip-icip nasi hitam di sini.

      Nah, itulah sekelumit perjalananku di akhir pekan ini. Tetap bahagia, ya Sob. Keep healthy.
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

7/01/2020

WISATA ALAM SITU CILEUNCA PANGALENGAN BANDUNG JAWA BARAT

     Hai Sobat yayuarundina.com, bagaimana kabarnya nih? masih bete sama corona gak? Pastinya setelah beberapa bulan di rumah aza, kalian pasti kangen jalan-jalan ya. Nah, di tulisan kali ini, saya berikan satu obyek wisata buat cuci mata nanti yah. Wisata Alam Situ Cileunca Pangalengan Bandung Jawa Barat.  Inget jalan-jalannya abis beres covid yah. Ada apa aza sih di sana?








1. Cuci Mata

        Menikmati keindahan alam menjadi satu hal yang asyek. Melihat view danau. menikmati semilir angin. botram dan berkumpul bersama teman atau keluarga. Di situ Cileunca kalian bisa melakukannya, apalagi kalau hanya datang untuk pulang pergi saja. Duduk-duduk di pinggir danau, bahagia bangets deh.

2. Kemping Ceria

        Kalau ingin menginap bisa juga nih. banyak penginapan di sekitar situ. Tinggal dipilih saja. Sesuaikan dengan budget. Bisa buat rombongan. Satu penginapan muat 8 orang.
       Kita bisa juga melakukan kemping di pinggiran danau. Asyek dan seru. Asyeknya lagi, kita juga bisa menyewa semua peralatan kemping. Tenda, alas tidur dan sebagainya. Paket komplit. Tinggal bawa makanan azah. 
      Malam-malam, kami bakar jagung, sosis dan baso di tepi situ atau danau. Ah, sungguh anugrah alam yang tak terhingga. 



3. Arung Jeram

       Keesokan paginya, sekitar pukul 10, kami melakukan arung jeram. Dari tempat kemping, kami berperahu menuju sungai. Asyek berlayar dan menikmati danau dan semilir angin. 
       Untuk menuju tempat awal arung jeram, kami harus menyebrang jalan, lalu turun ke sungai. Siap berteriak-teriak dan tertawa bahagia. Seru juga mengarungi jeram domba. Tantangan arung jeram di sini tergolong mudah katanya. Hanya ada dua tantangan arung jeram. Selanjutnya, lebih santai. Tinggal menikmati alunan air di sela-sela batu, jaring laba-laba atau ranting pohon yang menjulur ke sungai. 
      Setelah agak lama berarung jeram, kami beristirahat di sebuah warung di pinggir sungai. Menikmati aneka gorengan, air jahe, teh dan lain sebagainya. Ngobrol-ngobrol sambil mendengarkan suara aliran air. 
      Setelah cukup kenyang, kami melanjutkan perjalanan sampai finish. Lalu, kembali ke tempat kemping dengan mobil khusus.



4. Wisata Edukasi Petik Jeruk

      Hal lain yang bisa kita lakukan adalah ikut wisata edukasi petik jeruk di tengah danau. Sayang nih, saya belom sempat mencobanya. 

5. Ke Rumah Ibu
  
      Hal lain yang bisa kita lakukan adalah jalan-jalan ke tempat syuting film Pengabdi Setan. Rumah Ibu namanya. 
      Lokasinya agak menjauh dari Situ Cileunca. Bisa saat pulang atau sebelum ke situ Cileunca. Kalo dari Bandung, sebelum bunderan Pangalengan. Berada di perkebunan teh Kertamanah. Terus masuk menyusuri hijaunya hamparan kebun teh. Setelah agak lama, barulah kita sampai di lokasi syuting film Pengabdi setan. 
      Untuk memasuki Rumah Ibu, kita harus bayar tiket @10.000 rupiah saja. Setelah itu, kita sampai di halaman dengan pohon-pohon tinggi dan rindang. Bisa hamockan nih di sini. Asyek dibuai angin. 
      Di rumah Ibu, kita menyusuri ruang demi ruang. Lantai satu dan dua. Siap-siap dengan kejutan spesial yah. Menikmati rumah peninggalan zaman Belanda. Mungkin pejabat perkebunan teh Malabar. 

   

6. Foto-Foto Cantik

    Bagi para fotografer pemula atau profesional, bisa menyalurkan hobinya untuk berburu foto. Sunset, model, bunga, lanskap, bangunan tua. Ah pokoknya di obyek wisata tersebut kita bisa puas-puasin diri untuk mendapatkan foto yang menarik dengan berbagai cara. Seru dan bikin lupa waktu pastinya. 




    Nah, itu ya Sob, beberapa lokasi wisata di sekitar Situ Cileunca Pangalengan Bandung Jawa Barat. Siapkan budgetnya dari sekarang yah. Hehehe...
Ok,sampai jumpa di perjalanan berikutnya yaaa 



Salam

INFO PENTING

1. Harga Penginapan sekitar 1-2 juta rupiah untuk 8 orang
2. Transportasi umum:
    a. Bis Bandung - Pangalengan  dari terminal Leuwi Panjang Bandung sampai bunderan Pangalengan
    b. Elf  Bandung - Pangalengan dari Tegallega Bandung sampai Bunderan
    c. Ojek  dari Bunderan Pangalengan sampai Situ Cileunca

3. Narahubung : Ogi = 0821-1997-1949


11/11/2019

BIS DIENG: DAYA DUKUNG WISATA KE NEGERI DI ATAS AWAN

Negeri di Atas Awan

Hai Sobat Yayuarundina, kita jalan-jalan lagi, yuk! Kali ini, kita jelajahi Dataran Tinggi Dieng. Konon, kabarnya Negeri Di Atas Awan ini dulu tempat bertapanya para Dewa. Itulah sebabnya wilayah ini disebut Dieng Plateu. Ada beberapa tempat wisata yang bisa kita kunjungi dengan sebuah bis kecil. Betul Sobat, Bis Dieng ini menjadi Daya Dukung Wisata Ke Negeri Di Atas Awan.

Bis Kecil Dieng - Sumber Gambar: tsabitatourdieng.com

6/12/2019

7 OBYEK WISATA FAVORIT DI MALAYSIA

We are in Batu Cave Malaysia


            Kalian akan jalan-jalan ke negeri tetangga Malaysia? Banyak tempat yang bisa dikunjungi. Berdasarkan pengalamanku bersama teman-teman blogger dari Bandung, yakni Kumpulan Emak Blogger Bandung ( KEB Bandung ), ada 7 obyek wisata favorit di Negeri Jiran tersebut. Mau tahu atau mau tahu bangets? Ini dia destinasi wisata yang cukup menarik itu.
1.     Batu Cave
Ini cocok bagi yang suka naik gunung atau suka ketinggian. Kita bisa memasuki gua yang cukup lebar. Hmmm… berapa tangga yah yang kunaiki sampai puncak? Ah, lebih berat mendaki puncak Papandayan di Garut, Jawa Barat deh. Masih ingat, kan ceritanya?

BACA JUGA : https://www.yayuarundina.com/2017/10/papandayan-makna-sebuah-perjalanan.html
Tangga yang berwarna-warni membawa kita memasuki gua yang sudah bersih dan teratur. Stalaktit dan stalagmite masih bisa kita nikmati. Yang unik tempat ini juga menjadi tempat ibadah bagi orang beragama Hindu. Ada satu bangunan khusus di salah satu sisi gua. Kebetulan saat itu, banyak orang yang sedang beribadah. Asyek juga mengamatinya. Hati-hati dengan monyet yang datang tiba-tiba yah hehehe… untung cuma nemu satu aza.
Salah satu sudut Batu Cave

3/23/2019

OBYEK WISATA GRATIS DI SINGAPURA


Biaya hidup di Singapura terbilang tinggi. Mereka harus kerja keras agar bisa tetap survive. Oleh karena itulah, gaya hidup mereka berbeda dengan kita. Serba tertib dan cepat.
Saat menukarkan uang rupiah ke Dolar Singapura juga, lumayan tinggi. Sepuluh ribu rupiah untuk 1 Dolar Singapura. Bikin hati dag dig dug, karena ingin jjs ke Singapura. Tapi, jangan khawatir! Kita bisa menyiasatinya kok. 😊😊
Beginilah kiat kami dalam menaklukkan negeri tetangga ini dengan biaya murah tapi hati senang.
Kami mencoba backpakeran dari Malaysia. Dengan menggunakan bis Delima dari Malaka, kami melintasi perbatasan menuju Singapura. Inilah beberapa tujuan wisata kami.
Ikon Negeri Singapura

1.     Marina Bay
Destinasi wisata pertama kami tentu saja ikon Negara Singapura. Dengan sedikit tragedi bis menuju stasiun MRT, kami sampai di stasiun Rafles. Oh ya, sekedar info, kalau akan bayar bis secara tunai, kita wajib naik bis dari depan ya, Sob.
Saat keluar dari stasiun ini, kami disambut pemandangan sungai yang bersih. Sungguh membuat kami nyaman menikmati kota. Udara pagi ditemani sinar matahari yang hangat menemani kami menikmati pemandangan sekitar. Berjalan-jalan di taman sambil berfoto-foto ria. Ada patung Pak Sukarno loh di sini.

Senengnya liat sungai sebersih ini
Setelah merasa puas menikmati udara segar, kami melanjutkan jalan-jalan ke arah patung singa alias Merlion. Sayang, saat itu, Sang Singanya lagi sakit. Kena radang tenggorokan kayaknya, jadi gak bisa menyemburkan air dari mulutnya. Namun, kami tetap bisa berfoto-foto walau banyak orang yang datang ke sini. Eksis dan narsis tetap jadi tujuan untuk mengabadikan perjalanan.
Setelah itu, kami berjalan menuju hotel berbentuk kapal yang sangat terkenal itu. Tahu kan? Tujuannya adalah Garden Bay. Jaraknya lumayan cukup jauh juga. Namun, dengan hati senang, kami tetap berjalan kaki sambil mengitari sungai yang bersih itu. Sekali-kali beristirahat sambil tetap eksis dan narsis hahaha.
Garden Bay
Kami memasuki pertokoannya. Suasananya mirip dengan Trans Studio di Gatot Subroto Bandung. Sambil mencari jalan masuk ke Garden Bay, kami cuci mata dengan barang-barang yang sangat menggoda hati. Ternyata, jalan masuk ke Garden Bay berupa lift yang berada di luar pertokoan.
Begitu sampai di atas, wow deh. Pemandangan kotanya sangat indah. Dalam sapaan sinar matahari yang cukup terik, kami menikmati pemandangan ini. Cukup lama juga. Tujuan kami masih ada di depan sana.
Sekali-kali kami eksis di ikon Singapura lainnya

temen blogger backpakeran ke Garden Bay


2.     Little India
Setelah dari Garden Bay, kami menunggu grab menuju Little India. Tujuannya adalah pesan tiket pulang kembali ke Malaysia dan makan siang. Menurut Bang Hadi, Little India dan Kampung Bugis sering menjadi tujuan orang Indonesia. Di sini barang-barangnya cukup terjangkau kantonglah. Kalau kata saya sih, mirip Pasar Kembang.
Kami langsung menuju Mustafa, tempat makan yang harganya cukup terjangkau. Sesuai petunjuk dari Bang Hadi. Warga Singapura yang sering bolak-balik ke Indonesia buat motret berbagai macam festival.
Di kafe Mustafa ini, aku memesan Chicken Masala. Lumayan lama menunggu. Butuh waktu pengolahan. Sambil menunggu, pesanan matang, aku melirik lemari pendingin yang berjajar rapi. Kopi menjadi pilihanku. Teman-teman yang lain memilih burger dan roti gandum. Roti gandum diperoleh dari toko lain sekitar Mustafa. Porsi Chicken Masala ini lumayan banyak. Cukup untuk kami sambil dicocol dengan roti gandum. Bahkan bisa dibawa pulang ke hotel untuk sarapan berikutnya. Backpakeran ngirit bangets yah
Setelah makan siang, kami masuk ke pertokoannya. Banyak cinderamata dan oleh-oleh juga di atas sini. Coklat, asbak, kaos, jam tangan, asesoris, alat tulis, dan masih banyak lagi deh. Pilihanku jatuh pada kuaci labu seharga $1. Enak sudah dikupas.

3.     Kampung Bugis
Di kampung Bugis, kami pun masih dimanjakan dengan aneka oleh-oleh. Tas, dompet, makanan, baju dan sebagainya. Tinggal pilih-pilih. Cocok di hati dan kantong? Langsung bungkuuusss.
 
Jalan masuk ke Kampung Bugis
4.     Sentosa Island
Ini salah satu destinasi wisata favorit juga. Kalian belum ke Singapura kalau belum ke sini. Perjalanan dengan MRT terpanjang dan termahal dalam sejarah perjalanan kami di Singapura.
Kembali kita memasuki pertokoan, lalu menikmati pemandangan laut. Duduk di pinggir pantai. Lebih asyek sambil ngemil dan minum. Setelah itu berjalan menuju lokasi wisata Sentosa Island. Tempat berjalannya cukup unik. Memiliki beberapa tema. Seru deh buat foto-foto dengan latar belakang laut.
Begitu memasuki tujuan, banyak petunjuk. Tinggal pilih arah yang diinginkan. Kami memiliki tujuan utama ke Universal Studio. Buat foto? Jelas dong. Bukti fisik pernah melancong ke Singapura. Butuh kesabaran tinggi untuk mendapatkan tulisan yang pas. Cobain deh.

Seru nih pepotoan di sini
Untuk menuju lokasi, kami mengandalkan MRT ( kereta api ). Sampai di stasiun terakhir, Harbour. Luar biasa, transportasi publik ini memang bisa diandalkan. Sangat cepat dan tidak ngetem. Mungkin kurang dari 5 menit sudah sampai di tiap stasiun. Asyeknya juga, kendaraannya bersih dan nyaman. Kalau jam kerja, siap-siap berdiri aza ya.
Nah Sob, itulah gaya jalan-jalan kami dengan biaya yang sangat irit. Kalau kalian ingin menikmati berbagai fasilitas lain, wahana di Universal Studio, ato berburu barang-barang bagus, tinggal siapin aza dolarnya ya.
Oh ya, ada kisah lain tentang Singapura yang akan kutulis juga. Sekilas tentang pendidikan di Singapua. Tetap di blog Gerbang Matahari yah.

Sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Salam Traveling


Harga
v  Sarapan pagi nasi kemasan ( toko 7 Eleven di Marima Bay ) : $3
v  Air Mineral        : $4,4
v  Chicken Masala : $8
v  Kopi kemasan   : $2
v  MRT                  : $1- 2
v  MRT ke Sentosa Island : $12

Featured Post

Lembang: Pesona Rindu yang Tak Pernah Pudar

  Halo sobat yayuarundina.com – Lembang adalah pesona rindu yang tak pernah pudar. Terlalu banyak hal yang enggan untuk ditinggalkan. Berag...